Menuju konten utama

Dunia Fesyen kala Pandemi: Masker Fashionable Dukung UMKM Bertahan

Bisnis masker fashionable membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tetap berproduksi di tengah pandemi COVID-19

Dunia Fesyen kala Pandemi: Masker Fashionable Dukung UMKM Bertahan
Pekerja memeriksa hasil produksi masker berbahan kain batik di Butik Elemwe, Rawamangun, Jakarta, Jumat (2/10/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - #PakaiMasker jadi salah satu cara ampuh untuk putus mata rantai penularan COVID-19. Akan tetapi harus menggunakan masker dengan tingkat filtrasi yang baik, seperti masker kain 3 lapis, sesuai rekomendasi WHO.

Terkait hal ini, Satgas Penanganan COVID-19 juga mengingatkan masyarakat untuk patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Karena, kunci utama memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19 adalah menerapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan, demikian dikutip laman resmi #SatgasCovid.

Infografik Masker

Infografik Masker. tirto.id/Fuadi

Dunia Fesyen kala Pandemi

Merdi Sihombing, fesyen desainer yang mengkampanyekan laku hidup lestari, sustainable lifestyle dalam setiap karyanya memutuskan membuat masker kain dengan dukungan dari pemerintah dia menggandeng para pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) bahkan para penyandang difabel.

"Masa pandemi ini membuat langkah kita semua memang melambat. Meski begitu, dukungan dari Pegadaian membuat kami masih dapat melakukan community development dengan para penenun di Pulau Alor. Saya juga sangat bersyukur bisa menjadi salah satu agregator yang diberi kesempatan oleh Kemenkes dan Kemenkop dan UKM untuk membuat masker bagi masyarakat Indonesia," kata Merdi yang juga pendiri dari Eco Fashion Indonesia itu, dilansir Antara.

Merdi menjadi salah satu yang menyanggupi pembuatan masker pesanan dari Kementerian Kesehatan yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

Ada total 27 juta masker pesanan, Merdi menghasilkan sekira 1,2 juta masker.

"Kami melibatkan 20 orang tunadaksa di Yogyakarta yang sebagian besar adalah para atlet Paralympic. Secara total dihasilkan 1.279.905 buah masker yang melibatkan para pengrajin batik dan tenun di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah," katanya.

Masker Fashionable

Terkait hal yang sama, Ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono mendorong desainer Indonesia untuk ciptakan masker kain yang fashionable.

Ia mengatakan hal itu bertujuan guna membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tetap berproduksi di tengah pandemi COVID-19, dengan potensi penjualan yang terukur karena masker kain tersebut berpotensi diminati konsumen.

"Kita harus menciptakan itu agar UKM terus berproduksi dan fashion terus berjalan, lebih meriah dan lebih enak dilihatnya tidak menakutkan," kata Poppy dalam jumpa pers Indonesia Fashion Week (IFW) 2020, Senin dilansir Antara.

Presiden IFW ini mengatakan pandemi yang berlangsung sekarang tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir. Masker kain dengan motif yang unik pun menjadi barang fesyen yang wajib dimiliki untuk keperluan sehari-hari.

Poppy juga mengatakan agar para desainer mampu melihat peluang tersebut dan menciptakan lebih banyak masker fashionable tapi juga nyaman dan sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan.

"Desainer harus mampu menciptakan yang fashionable, yang nyaman. Saya kira itu menjadi tugas kita semua tentu juga berkonsultasi dengan petugas kesehatan gimana yang nyaman dan di dalamnya harus ada kayak kedap airnya, tapi masih bisa bernapas," kata Poppy.

---------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH