Menuju konten utama

Dumolid yang Dikonsumsi Tora Sudiro Sempat Populer Era 70-an

Psikotropika yang menjerat Tora Sudiro ini telah lama dikenal di Indonesia sejak era 1970-an dengan nama Paten Dumolid.

Dumolid yang Dikonsumsi Tora Sudiro Sempat Populer Era 70-an
Dumolid 5mg. FOTO/Istimewa

tirto.id - Psikotropika bernama Dumolid yang kini menjerat aktor terkenal Tora Sudiro rupanya sudah lama populer di kalangan para remaja era 1970-1990an di Indonesia dan bahkan telah mendapatkan paten.

Dumolid menjadi pusat perhatian kembali karena narkoba jenis inilah yang diduga dikonsumsi pasangan Tora Sudiro dan Mieke Amalia.

Ahli kimia farmasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Pol. Drs. Mufti Djusnir, MSi, Apt. mengatakan zat ini tergolong obat resmi (mengandung nitrazepam) yang digunakan untuk mengatasi depresi dan sejenisnya.

"Dumolid sudah lama dikenal di Indonesia, sejak banyaknya penyalahgunaan obat dengan nama Paten Dumolid ini, oleh kalangan remaja pada era tahun 1977 an, 1980 an sampai 1990 an," ungkap Mufti seperti dilansir dari Antara, Jumat (4/8/2017).

Namun, seiring semakin banyaknya penyalahgunaan zat itu, maka pemerintah melarang peredarannya dan produksi Dumolid dihentikan.

"Dumolid telah lama tidak diproduksi lagi oleh pabriknya. Kalau sudah tidak diproduksi, berarti izin edarnya juga sudah dicabut, dan menjadikan obat ini menjadi obat yang ilegal. Obat yang ilegal tidak boleh dijual di apotek," tutur Mufti.

Maka memang benar, pada masa lalu, zat ini bisa ditemukan di setiap apotek. Namun kini, Mufti menegaskan Dumolid tak lagi dijual di apotek.

Baca juga:

Mufti menambahkan, Dumolid, yang membuat aktor Tora Sudiro terjerat hukum karena memiliki dan mengonsumsinya, ini biasa digunakan pada pasien insomnia dan depresi.

Namun obat berisi Nitrazepam ini bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen jika dikonsumsi dalam jangka panjang dengan dosis tak terkontrol.

"Dampak pemakaian jangka panjang atau menahun tanpa resep dokter, atau dengan dosis yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf yang permanen pada saraf memorinya, bahkan terkadang ada yang berdampak bicaranya cadel," sambung Mufti.

Zat yang tergolong psikotropika ini mengandung derivat benzodiazepam seperti Happy Five. Bedanya, Dumolid mengandung nitrazepam, bukan nimetazepam.

"Walaupun keduanya adalah merupakan derivat benzodiazepine, namun perbedaan yang signifikan adalah pada kandungannya. Namun, efek yang ditimbulkannya relatif sama," jelas dia.

Baca juga:

Penyalahgunaan Dumolid biasanya berjalan sempoyongan dan berbicara "ngaco". Yang lebih berbahaya, Dumolid bisa menyebabkan gangguan daya pikir karena zat ini menyerang saraf memori.

Mufti menyarankan ketimbang menggunakan obat, para penderita gangguan tidur atau depresi sebaiknya kembali melakukan gaya hidup sehat sembari mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

"Kalau sedang depresi, kembalikan siklus jam semula. Malam istirahat, pola hidup sehat, dekat dengan Maha Pencipta, membawa ketenangan. Obat membantu sementara secara fisik, tidak permanen," katanya menerangkan.

Baca juga artikel terkait TORA SUDIRO atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari