Menuju konten utama

Dukung Destinasi Wisata, Menkes Bangun RSUD Komodo Labuan Bajo

Budi Gunadi Sadikin bersama Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi memantau secara langsung pembangunan RSUD Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) didampingi Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes dr. Azhar Jaya (kanan) saat "Soft Opening" Rumah Sakit Umum Pusat dr. Ben Mboi Kupang, Kelurahan Manulai II Kota Kupang, NTT, Kamis (22/12/2022).ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/nym.

tirto.id - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin bersama Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi memantau secara langsung pembangunan RSUD Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat pada Jumat (23/12/2022).

Kunjungan ini untuk meresmikan gedung wing internasional sekaligus memastikan progres pembangunan rumah sakit berjalan dengan dengan baik sesuai dengan target yang ditentukan.

"Sehingga diharapkan bisa segera digunakan untuk melayani masyarakat khususnya masyarakat wilayah Manggarai Barat NTT," kata Budi di lokasi.

Budi menjelaskan, selain untuk memeratakan akses layanan kesehatan, pembangunan RSUD Komodo dipersiapkan secara khusus untuk mendukung pengembangan Labuan Bajo sebagai satu dari lima lokus Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang ditetapkan pemerintah.

Oleh karena itu, RSUD Komodo akan dilengkapi dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berstandar internasional meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, layanan unit kritikal (ICU, NICU, PICU), layanan gawat darurat, ruang operasi, serta layanan penunjang berupa laboratorium, radiologi, dan apotek.

Ia menuturkan, bahwa pembangunan RSUD Komodo merupakan salah satu agenda prioritas dalam transformasi layanan kesehatan rujukan yang saat ini tengah dilaksanakan oleh Kemenkes.

Pembangunan tersebut bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat sekaligus memeratakan layanan kesehatan, khususnya untuk empat layanan prioritas yaitu jantung, stroke, kanker dan ginjal yang menjadi beban Pembiayaan Kesehatan.

“Kita memang ingin memeratakan layanan untuk penyakit katastropik yang paling banyak korbannya ke 516 kabupaten/kota. Kenapa kita ingin ratakan, karena orang yang menderita penyakit katastropik ini, harus mendapatkan penanganan yang cepat, jadinya kita ingin mendekatkan akses layanan terkait di daerah,” ucapnya.

Dengan demikian, diharapkan mampu memangkas waktu tunggu dan jarak pasien dalam mendapatkan penanganan terhadap empat penyakit prioritas tersebut.

Selain dukungan infrastruktur kesehatan, Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui proses akreditasi rumah sakit dan fasyankes kesehatan primer, serta penyediaan alat kesehatan yang modern dan canggih.

Ia meminta kepada Pemda, dinas kesehatan, dan pengelola RSUD Komodo untuk memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp71 miliar yang telah disiapkan Kemenkes guna melengkapi alat kesehatan yang sesuai standar.

“Khusus Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata prioritas, kita bangun rumah sakit yang bagus, bagus bukan hanya gedungnya tapi alatnya juga harus bagus, alat-alatnya Insya Allah tahun depan datang," tuturnya.

Budi menambahkan salah satu tantangan yang dihadapi dalam kerangka pemerataan layanan kesehatan spesialistik di daerah adalah ketersediaan dokter spesialis yang masih minim dan distribusinya belum merata di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Manggarai Barat.

Guna mengatasinya, ia menyebutkan telah menyiapkan 3.000 beasiswa dokter spesialis-subspesialis dan fellowship di tahun 2023. Ia pun berharap kuota ini bisa dimanfaatkan oleh para dokter di seluruh Indonesia termasuk yang dokter putra-putri daerah Kabupaten Manggarai Barat.

“Bangunan bagus, alat bagus, kalau tidak ada dokter spesialisnya akan susah. Dokter spesialis itu tidak bisa dikirim dari Jakarta, itu tidak akan lama. Jadi harus ada putra-putri daerah yang menjadi dokter spesialis dan kerja disini, di NTT adalah salah satu dokter terbaik dr. Ben Mboi, jadi saya optimis banyak putra putri daerah NTT yang hebat juga,” ujarnya.

Pada waktu yang sama, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endy mengatakan, kehadiran RSUD tersebut tidak hanya meningkatkan layanan kesehatan di Labuan Bajo. Namun juga mendukung sektor pariwisata di Labuan Bajo sehingga meningkatkan tingkat kepercayaan para wisatawan baik domestik dan mancanegara yang akan berlibur di Kabupaten Manggarai Barat.

Terkait dengan kelangkaan dokter spesialis, pihaknya mengaku siap untuk mendorong putra-putri daerah di wilayahnya untuk mengikuti program beasiswa yang akan dibuka untuk dokter spesialis-subspesialis dan fellowship.

“Kami dukung, sampai kemarin saya sudah menandatangani 9 surat rekomendasi untuk pendaftaran beasiswa, saya akan terus dorong agar jumlahnya terus bertambah,” kata Bupati.

Baca juga artikel terkait RSUD KOMODO LABUAN BAJO atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Anggun P Situmorang
-->