Menuju konten utama

Duel Yamaha NMAX vs Honda PCX, Siapa yang Unggul?

Penjualan Yamaha NMAX yang terus merangsek membuat Honda melokalkan Yamaha PCX.

Duel Yamaha NMAX vs Honda PCX, Siapa yang Unggul?
Ilustrasi komparasi skuter Yamaha NMAX dengan Honda PCX. tirto.id/Istimewa

tirto.id - Mari mulai dengan fakta sederhana: motor matik menjadi fenomenal dalam bisnis kendaraan roda dua, dan Honda adalah penguasanya.

Tahun 2004 lalu, saat Indonesia baru punya presiden pertama yang dipilih melalui Pemilihan Umum (Pemilu) langsung, sepeda motor berjenis underbone atau yang lebih populer disebut "bebek" menguasai pangsa pasar hingga 90,87 persen. Ketika itu motor sport meraup 8,73 persen pangsa pasar, dan sisanya matik, hanya 0,35 persen.

Namun, seperti judul lagu salah satu band populer asal Bandung, tidak ada yang abadi di bisnis ini. Popularitas motor matik naik dan semakin melejit dengan hadirnya Yamaha Mio dan Honda Beat. Hanya butuh enam tahun bagi motor matik untuk menyamai perolehan pasar motor bebek.

Tahun lalu, pasar motor matik hampir menyentuh angka 80 persen. Sebanyak 7 dari 10 motor terlaris di Indonesia tahun lalu diisi oleh motor jenis ini. Sisanya, 2 motor bebek, dan satu motor sport. Motor matik memang belum sesukses motor bebek yang pernah menguasai pasar sampai 90 persen. Namun, nampaknya hal tersebut hanya persoalan waktu saja.

Terobosan Matik Premium

Dengan fakta-fakta tersebut, maka menjadi menarik membicarakan dua motor matik "jenis baru": Yamaha NMAX dan Honda PCX. Dikatakan baru karena karakter motor ini berbeda dengan matik-matik generasi pertama yang notabene menaikkan segmen ini ke puncak bisnis roda dua seperti Yamaha Mio dan Honda Beat.

Desain dua motor ini berbeda dengan motor-motor matik pada umumnya. Bentuknya lebih besar. Makanya kerap disebut "matik gambot". Posisi duduknya juga lebih santai, dengan karakter dek yang miring sehingga bisa membuat kaki selonjoran.

Dua motor ini juga kerap disebut matik premium karena harganya yang jauh lebih mahal ketimbang matik-matik biasa. Ketika matik berkubikasi mesin 110 cc dan 125 cc harganya Rp15-20 jutaan, dua matik premium ini dibanderol dua kali lipatnya.

Satu motor lain yang sebetulnya mirip dengan NMAX dan PCX adalah Suzuki Burgman. Namun model ini bisa dikesampingkan karena ukuran mesin yang 50 cc lebih besar. Ada lagi matik premium semacam NM4 Vultus. Namun, motor ini jelas tidak masuk hitungan karena menggendong mesin sangat besar, 745 cc.

Mengapa NMAX Unggul dalam Penjualan?

Sejauh ini NMAX masih berada di atas angin dengan angka penjualan yang jauh melebihi PCX.

Sejak diluncurkan pertama kali pada Februari 2015, NMAX langsung menyalip penjualan PCX yang sudah dijual di Indonesia sejak 2010 (dengan mesin 125 cc, baru pada 2012 menggendong mesin 150 cc). Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada bulan pertama kemunculannya, NMAX langsung laku 1.916 unit. Sementara PCX pada bulan yang sama hanya terjual 623 unit.

Sepanjang 2015, NMAX terjual sebanyak 15.199 unit. Sementara PCX hanya satu per tiganya, 3.803 unit. Ini terus terulang hingga bulan dan tahun berikutnya.

Pada tahun pertama kemunculannya NMAX bahkan langsung diganjar Forwot Motorcycle of The Year, penghargaan yang diberikan Forum Wartawan Otomotif (Forwot) bagi sepeda motor baru yang dinilai paling mumpuni berdasarkan kriteria tertentu.

Membuka tahun 2016, Yamaha bisa menjual NMAX hingga 11.772 unit, ketika pada periode yang sama PCX hanya terjual sebanyak 269 unit. Sepanjang tahun kemarin NMAX terjual 207.423 unit, sementara PCX tidak lebih dari 5.000, persisnya 4.593 unit.

Kenapa motor Honda, yang notabene penguasa pasar roda dua Indonesia, kalah oleh motor keluaran pabrikan yang hanya menguasai pangsa pasar 20an persen?

Jawaban paling mudah adalah faktor harga. Saat pertama kali meluncur, motor yang dilengkapi fitur anti lock braking system ini dibanderol Rp24,7 juta, on the road Jakarta. Ketika itu, harga PCX menyentuh angka Rp40 jutaan. Wajar kalau kemudian orang lebih motor dengan harga lebih murah.

Pabrikan berlogo garputala tersebut bisa dibilang cerdas ketika memutuskan untuk memproduksi lokal motor ini. Dibuat di pabrik Yamaha di Pulogadung, Jakarta, Yamaha mampu menekan harga NMAX sedemikian rupa. Strategi yang bisa dibilang berhasil dilihat dari data penjualan yang ada. NMAX bahkan kemudian diekspor ke berbagai negara, tidak terkecuali ke Eropa.

Usaha Honda Melokalkan Produksi

Senior GM Marketing Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Hendri Wijaya mengatakan bahwa popularitas NMAX tidak bisa dilepaskan dari pergeseran konsumen pada segmen tersebut. NMAX awalnya menyasar kelompok konsumen menengah ke atas, namun dalam kenyataannya pembeli NMAX juga mereka yang awalnya bukan target pasar utama.

"Ini sudah luas banget segmennya. Awal-awal kami setting untuk menengah ke atas. Namun setelah menyebar, sekarang Anda lihat ibu-ibu pakai skuter begini, ojek online juga pakai NMAX. Segmen menengah dan menengah ke bawah sudah memakai ini," kata Hendri.

Melalui fenomena NMAX, Honda sadar betul segmen ini tidak bisa dipandang remeh. Ketika PCX produksi Vietnam ternyata tidak membuat konsumen melirik, maka strategi lokalisasi seperti Yamaha adalah jawaban paling masuk akal. Awal November kemarin, Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM), Thomas Wijaya mengatakan mereka sedang mempelajari itu.

"Kami ada rencana terkait PCX di TMS (Tokyo Motor Show), kami rencana produksi di Indonesia," kata Thomas.

Dan hal tersebut akhirnya benar-benar terealisasi. Tidak perlu menunggu waktu lama, 13 Desember kemarin, Honda meluncurkan PCX buatan pabrik di Sunter. Peluncuran ini hanya selang beberapa hari setelah Yamaha meluncurkan NMAX model tahun 2018 di Sentul, Bogor.

Wakil Presiden Direktur Eksekutif AHM, Johannes Loman, secara tidak langsung mengatakan bahwa PCX dibuat lokal untuk menyaingi NMAX dengan merujuk pada penjualan yang "sangat terbatas." Ia juga mengatakan bahwa motivasi melokalkan PCX karena memang banyak permintaan dari konsumen.

"Kami menerima banyak permintaan dari konsumen untuk memproduksi Honda PCX di tanah air," katanya.

Melokalkan PCX membuat harganya jadi lebih kompetitif. Honda PCX, atau lengkapnya all new Honda PCX, dipasarkan dengan harga Rp27 juta hingga Rp32 juta on the road DKI Jakarta. Harganya jadi tidak berbeda jauh dari NMAX yang dibanderol Rp26,3 juta (standar) dan Rp 30,2 juta (ABS).

infografik honda vs yamaha

Perbandingan Fitur NMAX vs PCX

Meski berada pada kisaran harga yang sama, secara fitur Honda PCX bisa dibilang lebih kaya. PCX, misalnya, punya smart key system yang tidak terdapat pada NMAX. Dengan fitur ini menyalakan motor tidak perlu lagi pakai kunci, tapi remote control. Fitur ini juga terintegrasi dengan fitur berguna lain seperti anti theft alarm, immobilizer, dan answer back system.

NMAX juga tidak punya fitur socket yang bermanfaat untuk mengisi baterai ponsel. PCX punya itu, posisinya di konsol boks depan. Fitur ini membuat turing atau perjalanan jauh sekali pun akan terasa lebih tenang. Tidak ada lagi alasan kehabisan baterai ponsel.

Secara tampilan keduanya juga punya gaya yang sedikit berbeda. Lekukan NMAX yang lebih tajam membuatnya kental dengan aura sporty. Di sisi lain, alur body PCX yang lebih lembut membuatnya terkesan elegan. Untuk yang ini sifatnya memang sangat subjektif. Ada yang suka dengan desain yang lebih sporty, namun ada pula yang lebih cocok dengan desain elegan.

Septian, seorang jurnalis otomotif yang juga sekaligus penunggang Yamaha NMAX, mengatakan bahwa langkah Honda melokalkan PCX membuat segmen ini semakin menarik. Ia mengaku "tertarik" mengganti tunggangannya karena fitur PCX lebih lengkap dan dengan harga yang lebih murah.

"Bakalan bimbang juga kalau misal NMAX terbaru keluar dengan fitur yang lebih lengkap, apalagi soal performa NMAX manjain banget. Torsi dari bawah sampai atas ngisi banget. Kalau PCX belum tahu, belum coba," katanya.

Presiden Direktur Astra Honda Motor Toshiyuki Inuma mengatakan "ada kemungkinan" untuk menjegal NMAX dengan produk baru yang harganya lebih murah ini. Namun begitu ia mengatakan bahwa semuanya perlu waktu. Inuma mengatakan target penjualan Honda 10 kali lipat ketimbang penjualan PCX impor.

Sepanjang Januari sampai November, Honda PCX terjual sebanyak 4.848 unit, atau setara 440 unit per bulan. Dengan demikian Honda menargetkan PCX baru ini terjual 4.440 unit per bulan. Namun begitu angka ini masih jauh dari penjualan NMAX yang dalam periode yang sama terjual rata-rata 22.870 unit per bulan (total penjualan Januari-November 251.576 unit).

Tapi Honda bukannya tidak mungkin melakukan itu. Mungkin saja PCX memang mampu mengungguli NMAX yang tanpa perlawanan berarti berkuasa dalam dua tahun terakhir.

Ingatlah Honda Beat, motor terlaris di Indonesia itu, datang belakangan setelah Yamaha Mio. Mio dengan mesin karburator dijual mulai 2003. Motor ini terus terjual tanpa ada persaingan berarti sampai Honda Beat diluncurkan pada 2008 lalu.

Namun mungkin juga terjadi sebaliknya. PCX, layaknya Mio, jadi pelopor segmen baru dan sempat menikmati penjualan tanpa ada gangguan sama sekali. Lalu semua selesai ketika kompetitor datang dan merebut pasar. Motor-motor yang jadi pelopor ini tersingkir, tidak bisa kembali jadi yang paling laris meskipun pabrikan telah melakukan segala inovasi yang mungkin, termasuk memproduksinya secara lokal dan menyematkan beragam fitur terkini yang bahkan tidak ada di kompetitor.

Baca juga artikel terkait MOTOR atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Otomotif
Reporter: Rio Apinino
Penulis: Rio Apinino
Editor: Zen RS