Menuju konten utama

Duduk Perkara Penggunaan Ambulans oleh Rocky Gerung di Jember

Sehari sebelum kedatangan Rocky Gerung, pihak Universitas Muhammadiyah Jember didatangi caleg Hanura yang mengancam perang jika Rocky tetap didatangkan.

Duduk Perkara Penggunaan Ambulans oleh Rocky Gerung di Jember
Akademisi dan aktivis Rocky Gerung (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Ditkrimsus, Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (1/2/2019). ANTARA FOTO/Reno Esnir

tirto.id - "Kita ada di Kota Jember, betul, ya? Jember artinya jembatan berpikir. Jadi mereka yang ingin memutus jembatan berpikir itu orang yang dungu."

Seisi ruangan ramai oleh tepuk tangan setelah Rocky Gerung menyelesaikan kalimatnya di atas. Beberapa orang mengabadikan lewat ponsel. Di atas panggung di belakang Gerung, dua puluhan orang berdiri turut menyimak.

Dia berpidato hanya 10-15 menit. Setelah itu Rocky, bekas dosen filsafat di Universitas Indonesia (UI), mengobrol sebentar dengan tuan rumah, lalu pergi ke Lumajang, juga untuk mengisi seminar.

Tidak ada yang aneh dalam kuliah umum bertajuk "Menakar Demokrasi Dengan Akal Sehat" yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Jawa Timur, Kamis, 7 Maret kemarin, kecuali apa yang terjadi sebelumnya.

Untuk sampai ke lokasi acara, Rocky, yang didampingi Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2012, Said Didu, menggunakan ambulans. Rocky bahkan merasa perlu menutup kepalanya dengan hoodie dan wajahnya pakai masker.

Ini adalah kali pertama Rocky mengenakan ambulans untuk mendatangi acara, meski telah berkali-kali menyambangi kampus Muhammadiyah di kota-kota lain.

Fotonya beredar luas di dunia maya.

Kepada reporter Tirto, Said Didu mengatakan keputusan menggunakan ambulans--yang disediakan pihak kampus--adalah demi menghindari penolakan massa. Beredar kabar kalau ada sejumlah massa mengadang Rocky agar tak berpidato di kampus.

"Kami tidak mau bentrok dan acara ini gagal. Maka diputuskan oleh kami pakai ambulans lewat jalan tikus supaya tidak ketahuan," katanya, Jumat (8/3/2019).

Mengutip Beritajatim, pada 6 Maret pukul 11 siang, rektorat Unmuh kedatangan kelompok yang menamakan diri Relawan Jumadi Made. Jumadi Made adalah caleg DPRD Jember dari Hanura.

Jumadi sendiri datang ke pertemuan tersebut dan mengancam akan "perang" jika rektorat benar-benar mendatangkan Rocky.

"Besok situ yang datangkan, saya yang adang. Pokoknya saya tidak menginginkan.. apa namanya itu. Rocky Gerung datang. Ayo besok perang dengan kita-kita. Bodo amat saya," kata Jumadi.

Videonya juga viral di media sosial.

Tapi ancaman Jumadi dan apa yang ditakutkan Said Didu sebetulnya tak terjadi. Ini disampaikan Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera.

"Tidak ada pengadangan massa, bahkan Polres Jember menurunkan 250 anggota untuk lakukan pengamanan massa," katanya kepada reporter Tirto. Frans menegaskan kalau memang ada massa yang menolak kedatangan Rocky, tapi tidak sampai mengadang, misalnya menutup jalan dengan membuat blokade.

Dan memang, sepanjang acara hingga Rocky balik kanan, suasana kondusif.

Soal Ambulans

Lantas jika ancaman hanya sebatas pepesan kosong, kenapa penyelenggara tetap memanfaatkan ambulans kampus untuk menjemput Rocky dan Said Didu?

Humas Unmuh, Farin mengatakan keputusan memanfaatkan ambulans kampus demi menjaga keselamatan pembicara--selain mengerahkan ratusan satpam hingga pesilat dari perguruan Tapak Suci Muhammadiyah.

"Untuk keselamatannya saja sih. Karena waktu itu ada ancaman. Jadi kami menjaga agar pembicara itu selamat saja," ujar Farin kepada reporter Tirto.

Said Didu sendiri bilang keputusan menggunakan ambulans, ketimbang, misalnya, minta tolong polisi adalah karena khawatir dengan keberlangsungan acara. "Bukan kami tidak mau pakai polisi. Pengalaman kami kalau ada bentrok malah pembawa acaranya disuruh pulang. Sudah terjadi berkali-kali itu." katanya.

Dia pun bilang ambulans yang dipakai tak pakai jalan umum. Selama ada di jalan pun, sirene tak dinyalakan. "Dia [ambulans] sebagai mobil biasa saja. Kami tidak memosisikan sebagai ambulans," tambahnya.

Dia merasa tak ada yang salah dengan itu, meski dalam Pasal 134 UU LLAJ ambulans diprioritaskan untuk mengangkut orang sakit atau kepentingan khusus berdasarkan pertimbangan kepolisian.

Dia bertanya balik, jika aturannya begitu, kenapa sejumlah relawan Jokowi bisa pakai ambulans ketika mendatangi pernikahan anak Jokowi, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution, 8 November 2017.

"Oke itu ditanyakan [kenapa pakai ambulans]. Terus kenapa nikahan Kahiyang boleh pakai ambulans? Itu kenapa enggak dipertanyakan? Saya tidak mau dijebak pertanyaan seperti itu," pungkas Said Didu.

Baca juga artikel terkait DISKUSI atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas & Adi Briantika
Penulis: Rio Apinino
Editor: Jay Akbar