Menuju konten utama

Dua Turis Skandinavia Dibunuh di Maroko

ISIS diduga berada di balik pembunuhan dua turis skandinavia di Maroko.

Dua Turis Skandinavia Dibunuh di Maroko
Marrakesh, maroko. Foto/Nowak Lukasz.

tirto.id - Dua turis perempuan Louisa Vesterager Jespersen (24) dari Denmark dan Maren Ueland (28) dari Norwegia dibunuh di Maroko. Mayat mereka ditemukan pada hari Senin di sebuah daerah terpencil dekat Imlil.

Dua korban yang berasal dari Skandinavia tersebut ditemukan meninggal dengan luka di leher saat keduanya melakukan pendakian ke Gunung Toubkal, puncak tertinggi Afrika Utara.

Kedua orang ini berteman di Universitas South-Eastern Norway. Mereka memanfaatkan liburan selama sebulan untuk berekreasi di Pegunungan Atlas.

Seperti dilansir dari laporan The Guardian, juru bicara pemerintah Maroko, Mustapha El Khalfi mengungkapkan bahwa pembunuhan tersebut sebagai aksi kriminal dan teroris. Pembunuhan ini diduga dilakukan oleh ekstrimis ISIS.

Politiets Efterretningstjeneste (PET), Dinas Intelijen Denmark mengatakan masih memeriksa rekaman sebuah video yang menjadi penunjuk pembunuhan. Video berdurasi 72 detik dan telah beredar di media sosial tersebut menunjukkan seorang wanita berambut pirang tengah berjuang dan berteriak.

Morocco Wold News melaporkan, salah satu pria yang diduga sebagai pelaku terdengar berbicara dalam bahasa Darija (Bahasa Arab Maroko).

“Ini adalah balas dendam untuk saudara-saudara kita di Hajin,” merujuk pada sebuah kota kecil di Suriah timur yang merupakan tempat terakhir ISIS.

Pemerintah Maroko telah merilis tiga orang tersangka dan diidentifikasi bernama Rachid Afatti, Ouaziad Younes, dan Ejjoud Abdessamad.

Tiga orang itu kemudian ditangkap di Marrakech. Mereka ditangkap ketika mencoba naik bus ke sebuah resor wisata populer di daerah Agadir dengan barang bukti berupa tiga pisau panjang dan beberapa telepon genggam.

Pembunuhan ini bagi Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen merupakan pembunuhan yang bermotif politik.

"Masih ada 'kekuatan gelap' di luar sana yang akan mencoba untuk memerangi nilai-nilai kita dengan kekerasan, mengancam masyarakat kita, dan cara kita menjalani kehidupan kita," kata Rasmussen pada Kamis lalu saat konferensi pers.

Sedangkan Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, mengatakan kasus itu masih menekankan pentingnya memerangi ekstremisme kekerasan. Ia mengecam serangan brutal terhadap orang-orang yang tidak bersalah.

Dia mempercayakan pada pihal berwenang di pemerintahan Maroko untuk menyelesaikan kasus ini secara bertanggung jawab.

BBC menyebutkan, diperkirakan ada 1.600 orang Maroko yang bergabung dengan kelompok jihadis di sana pada tahun 2015.

Dalam beberapa tahun terakhir, ISIS di Maroko telah membuat kegaduhan dengan menyerang orang dengan sengaja menggunakan pisau dan kendaraan.

Maroko memberlakukan UU Anti-terorisme untuk mengatasi ancaman dari warga negaranya sendiri yang kembali ke rumah setelah berjuang untuk ISIS di Suriah dan Irak.

Penangkapan jihadis di Maroko membuktikan bahwa mereka telah gagal membangun diri di negara tersebut.

Pembunuhan ini berdampak pada sektor wisata Maroko yang menyumbang 10 persen dari pendapatan nasional.

Selain itu memicu kekhawatiran, padahal keamanan menjadi nilai jual utama dari Maroko. Travel Risk Map tahun 2019 menjadikan Maroko sebagai tujuan wisata yang aman bagi wisatawan lokal dan internasional.

Baca juga artikel terkait TERORISME atau tulisan lainnya dari Isma Swastiningrum

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Isma Swastiningrum
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora