Menuju konten utama

DPR Minta SKK Migas Lebih Realistis Pasang Target Lifting Minyak

Realisasi lifting minyak Indonesia trennya terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. DPR minta SKK Migas lebih realistis.

DPR Minta SKK Migas Lebih Realistis Pasang Target Lifting Minyak
Petugas memeriksa pengoperasian Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/hp.

tirto.id - Komisi VII DPR RI meminta Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto untuk lebih realistis dalam menyusun target lifting minyak. Hal ini disampaikan setelah melihat tren lifting minyak Indonesia yang tak kunjung mengalami peningkatan pesat.

“Komisi VII DPR RI mendesak Kepala SKK Migas untuk melakukan prognosa lifting migas 2021 secara akurat, menggunakan data mutakhir target lifting migas 2022 menjadi lebih realistis,” ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto yang memimpin raker dengan SKK Migas pada Kamis (27/5/2021).

Dalam paparannya, Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa hingga triwulan I-2021, lifting minyak mencapai 676,2 ribu BOPD (barel oil per day atau barel per hari) atau 96% dari target sebesar 705 ribu BOPD. Sementara lifting gas terealisasi 5.539 MMSCFD (setara 1.665,2 ribu BOEPD) atau 98,2% dari target 5.638 MMSCFD (setara 1.712 ribu BOEPD).

Dwi mengakui, ada kekurangan dalam pencapaian target pada triwulan I. Untuk itu, SKK Migas akan mengupayakan untuk menggenjotnya pada triwulan III dan IV.

"Kami bersama KKKS berusaha, merayu supaya aktivitas pengeboran on time. Kita support penuh dalam upaya-upaya yang dibutuhkan,” jelas Dwi.

Mantan Dirut Pertamina ini mengatakan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pada triwulan I. Pertama, entry point yang rendah karena laju penurunan produksi alamiah yang lebih cepat dan lebih tinggi dari prognosis di beberapa KKKS. Hal itu menyebabkan adanya selisih hingga 14.200 BOPD dan 7 MMSCFD.

Kedua, dari unplanned shut down yang menyebabkan adanya selisih 6.100 BOPD 90 MMSCFD. Ketiga, mundurnya kontribusi sumur baru karena jadwal pengeboran, keterlambatan eksekusi kegiatan pengeboran yang menyebabkan adanya selisih 3.900 BOPD dan 1 MMSCFD. Keempat, mundurnya onstream beberapa lapangan yang menimbulkan selisih 0,8 MBOPD.

“Sehingga total berkurang 25 ribu BOPD dan 99 MMSCFD dari target yang dicanangkan,” kata Dwi.

Untuk menutupi kekurangan itu, SKK Migas melakukan berbagai upaya mulai dari penambahan program kerja yang ditargetkan bisa menambah 3.500 BOPD, optimasi produksi dari penerapan teknologi dengan skema no cure no pay menambah 0,8 MBOPD, debottlenecking atau pengurasan sumur menambah 2.400 BOPD, optimasi penyerapan atau komersialisasi gas pada 9 KKKS, ditargetkan 55 MMSCFD, optimasi operasi (efisiensi fuel dan program zero flare gas) dengan target 20 MMSCFD.

Untuk tahun 2022, SKK Migas menargetkan produksi migas: 1,739 ribu BOEPD terdiri dari minyak bumi 704 ribu BOPD dan gas bumi 1.036 ribu BOEPD.

“Tahun 2022 lifting belum banyak perubahan dan asumsi-asumsi tekanan maka penerimaan negara di 9,7 miliar dolar AS (9,841 miliar dolar AS di 2021)” jelas Dwi.

Dwi Soetjipto juga mengungkapkan beragam upaya untuk secara jangka panjang bisa mencapai target lifting 1 juta BOPD.

Paparan SKK Migas mendapatkan kritikan dari Dony Maryadi Oekon dari Fraksi PDIP. Ia menilai, target yang dibuat tidak perlu muluk-muluk dengan melihat tren beberapa tahun belakang.

“Dilihat target kita 705 (ribu BOPD), realisasi baru sampai di 676. Kalau outlook sampai Desember sekitar 682. Berarti kelihatannya tren menurun. Karena prognosa 2022 bisa 704,” katanya.

“Jangan muluk-muluk karena berdampak pada APBN kita. Betul-betul harus melihat ke belakangan. Jangan sampai akhirnya menambah utang lagi,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Falah Amru, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDIP. Ia menilai target-target yang dibuat tidak jelas. “Kalau memang ada penargetan, perencanaan harus jeli, teliti, dan cermat,” kata dia.

Atas kritikan dari anggota DPR tersebut, Dwi Soetjipto menyatakan pihaknya akan melakukan review agar nantinya target-target yang dipasang lebih realistis.

Baca juga artikel terkait TARGET LIFTING MIGAS atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nurul Qomariyah Pramisti
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Abdul Aziz