Menuju konten utama

Donald Trump Minta Senjata Pengawal Hillary Clinton Dilucuti

Donald Trump meminta senjata api yang dibawa oleh para pengawal pribadi Hillary Clinton untuk dilucuti. Pernyataan kandidat presiden dari Partai Republik itu ditujukan sebagai kritik atas sikap Hillary dan politisi Partai Demokrat lain terkait kontrol senjata di Amerika Serikat yang dinilai terlalu ketat sekaligus dianggap menyalahi amandemen dasar.

Donald Trump Minta Senjata Pengawal Hillary Clinton Dilucuti
Bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump berbicara dalam sebuah reli kampanye di Treasure Island Hotel & Casino di Las Vegas, Nevada, Sabtu (18/6/2016).ANTARA FOTO/Reuters/David Becker.

tirto.id - Donald Trump meminta senjata api yang dibawa oleh para pengawal pribadi Hillary Clinton untuk dilucuti. Pernyataan kandidat presiden dari Partai Republik itu ditujukan sebagai kritik atas sikap Hillary dan politisi Partai Demokrat lain terkait kontrol senjata di Amerika Serikat yang dinilai terlalu ketat sekaligus dianggap menyalahi amandemen dasar.

“Saya kira pengawal pribadi Hillary seharusnya melucuti semua senjatanya. Lucuti dengan segera. Buang jauh-jauh senjata itu, dan mari kita lihat apa yang akan terjadi kepadanya. Lucuti saja senjata mereka, oke? Itu justru akan menjadi situasi yang berbahaya untuknya,” kata Trump saat sedang berpidato dalam kampanye presiden di Miami, AS, Jumat (16/9/2016) waktu setempat.

Sindiran Trump kepada Hillary atas isu kontrol senjata api di negara Paman Sam itu bukanlah yang pertama kali. Namun ini pertama kalinya Trump menambahkan prediksi berbau ancaman atas apa yang akan terjadi pada Hillary jika pelucutan senjata para pengawal pribadinya benar-benar dilakukan.

Robby Mook selaku manajer kampanye Hillary pun mengkritik balik bahwa kata-kata semacam itu tak pantas diucapkan oleh seorang kandidat presiden. Ia menganggap Trump sudah kelewat batas dan meminta politisi Partai Republik lain untuk mengingatkan calonnya itu.

“Apakah pernyataan itu dikeluarkan untuk memprovokasi pengunjuk rasa saat kampanye atau hari-hari biasa, atau bahwa sebagai sebuah lelucon, hal itu adalah kualitas Trump yang tak dapat diterima oleh siapapun yang sedang dalam proses pemilihan presiden baru. Dia tak layak menjadi presiden dan sekarang adalah waktu yang tepat bagi pemimpin Partai Republik lain untuk mengecam perilaku calonnya itu,” ungkap Robby sebagaimana dikutip CNN.

Pada Jumat (16/9/2016) waktu setempat Trump dengan tegas menyatakan berada di garda terdepan sebagai pembela Amandemen Kedua yang gigih dan berkata bahwa Hillary akan “menghancurkan” hak atas kepemilikan senjata. Hillary memang rajin menyerukan pengetatan akses senjata api, termasuk juga pemeriksaan latar belakang si pemilik, namun ia sesungguhnya tak pernah berkata akan mengacak-acak isi Amandemen Kedua.

Sebelumnya Trump pernah memberikan pernyataan kontroversial yang serupa saat ia menghadiri acara The National Rifle Association of America (NRA) alias Asosiasi Senjata Api Nasional AS pada bulan Mei lalu.

“Mereka (politisi Partai Demokrat dan orang-orang liberal) harus dilucuti senjata apinya dan mari kita lihat bagaimana efeknya bagi mereka. Mari kita lihat mereka saat berjalan-jalan tanpa senjata atau pengawal pribadi mereka,” kata Trump.

Sedangkan saat sedang kampanye di di North Carolina pada bulan Agustus kemarin, Trump menuduh Hillary sedang berusaha keras untuk menghapuskan Amandemen Kedua. “Jika dia terpilih (sebagai presiden) nanti dan dia akan memilih hakim yang ia sukai, tak ada lagi yang bisa kau lakukan, kawan-kawan. Aku benar-benar tak bisa membayangkan seperti apa nanti jadinya,” imbuhnya.

Banyak pengamat politik yang menilai bahwa pernyataan Trump adalah sebuah ancaman kekerasan yang berbahaya untuk Hillary. Namun pendukung Trump berpledoi bahwa yang dikatakan idolanya itu hanyalah strategi untuk meningkatkan dukungan politik.

Baca juga artikel terkait DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hard news
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan