Menuju konten utama

Doa Puasa Hari Ke-22 Arab-Latin & Hukum Salat Sunah Setelah Witir

Berikut adalah doa puasa hari ke-22 dalam bentuk tulisan bahasa Arab, latin, beserta terjemahannya.

Doa Puasa Hari Ke-22 Arab-Latin & Hukum Salat Sunah Setelah Witir
Header Kronik Ramadan

tirto.id - Bagaimana bacaan doa puasa hari ke-22 Ramadhan?

Selama bulan Ramadhan, salat witir jamak dilakukan setelah mengerjakan salat tarawih. Andai ingin kembali melangsungkan salat sunah lain usai salat witir tersebut, seperti tahajud, hajat, atau istikarah, maka hukumnya adalah dibolehkan.

Secara umum, pelaksanaan salat witir adalah setelah isya hingga terbitnya fajar. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan perihal waktu terbaik untuk mengerjakan salat sunah tersebut. Yakni "Jadikanlah witir sebagai akhir shalat kalian di malam hari,".

Artinya, salat witir memang sebaiknya dilangsungkan sebagai akhir dari salat malam. Meskipun demikian, terdapat hadis yang juga menjelaskan perihal waktu lain dalam pelaksanaan salat witir tersebut.

Jika tidak bisa menjalankannya pada akhir malam, dapat juga dilangsungkan sebelum tidur. Sebagaimana diriwayatkan dari Jabir, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda;

"Siapa di antaramu khawatir tak akan dapat bangun pada akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir lalu tidur. Dan barangsiapa percaya akan dapat bangun pada akhir malam, hendaklah ia shalat witir pada akhir malam itu, sebab akhir malam itu disaksikan malaikat dan hal itu lebih utama," (HR. Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sementara dalam bulan Ramadhan ini, salat witir biasa dikerjakan sebagai penutup bagi salat tarawih dan dilangsungkan sebanyak 3 rakaat. Jika ingin melangsungkan salat sunah lain pada malam harinya, maka hukumnya adalah boleh.

Seperti mengutip laman Suara Muhammadiyah, orang yang sudah melaksanakan salat witir sebelum tidur, kemudian ia bangun di sepertiga malam, maka boleh melaksanakan salat malam tanpa harus mengulang salat witirnya.

Melalui hadis yang diriwayatkan dari Ummu Salamah, diterangkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat dua raka’at setelah shalat witir” [HR. at-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).

Akan tetapi, terdapat keterangan tambahan jika seseorang merasa yakin bisa bangun di sepertiga malam, maka hendaknya ia tetap mengakhirkan salat witir tersebut.

Sementara berdasarkan artikel dengan judul "Bolehkah Shalat Sunah Lagi Setelah Shalat Witir?" dari NU Online, juga terdapat penjelasan dari sejumlah ulama yang memperbolehkan salat sunah setelah salat witir.

Menurut Al-Mubarakfury dalam Tuhfatul Ahwadzi, salat malam (termasuk salat witir) hukumnya tidak wajib. Artinya, bukan merupakan kewajiban untuk menjadikan salat witir sebagai salat akhir.

Selain itu, Imam At-Tirmidzi juga menerangkan bahwa "Sebagian ahli ilmu di kalangan sahabat Rasulullah Saw dan selainnya berpendapat bahwa jika ada seseorang yang mengerjakan shalat witir di awal malam kemudian ia tidur dan terbangun di akhir malam kemudian ia mengerjakan shalat setelahnya, maka hal itu tidak membatalkan shalat witir yang telah dikerjakan,".

Masih dari sumber yang sama, Abu Hurairah juga melaksanakan salat witir sebanyak lima rakaat setelah isya’. Jika bangun di akhir malam, ia kembali mengerjakan salat dua rakaat. Andai tidak bangun, setidaknya ia sudah melangsungkan witir setelah isya tadi.

Doa Puasa Hari ke-22 Ramadhan

Berikut adalah doa puasa hari ke-22 dalam bentuk tulisan bahasa Arab, latin, beserta terjemahannya.

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ أَبْوَابَ فَضْلِكَ وَ أَنْزِلْ عَلَيَّ فِيْهِ بَرَكَاتِكَ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِمُوْجِبَاتِ مَرْضَاتِكَ وَ أَسْكِنِّيْ فِيْهِ بُحْبُوْحَاتِ جَنَّاتِكَ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّيْنَ

Latin:

Allahumma-ftah lî abwâba fadlika wa anzil 'alayya fîhi barakâtika wa wafqnî fîhi li mûjibâti mardlâtika wa askinî fîhi buhbuhâti jannâtika yâ mujîba da'watil mudltharrin

Terjemahan:

Ya Allah, bukalah bagiku di bulan ini pintu-pintu anugerah-Mu, turunkanlah kepadaku di bulan ini berkah-berkah-Mu, berikanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk mencapai keridhaan-Mu, dan tempatkanlah aku di bulan ini di tengah-tengah surga-Mu, wahai Pengabul permintaan orang-orang yang ditimpa kesulitan.

Kemuliaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadan mempunyai sisi kemuliaan tersendiri jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Yakni satu malam nilainya lebih dari seribu bulan. Dalam hadis riwayat Ahmad, dituliskan:

"Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan".

Selain keberkahan yang ada di bulan Ramadan, seperti diceritakan lewat hadis di atas, pada bulan yang suci ini para penghuni neraka juga dibebaskan dari belenggunya.

Seperti dikutip dari laman NU Online, hadis riwayat Tirmidzi menyebutkan,"Jika awal Ramadhan tiba, maka setan-­setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup.

"Lalu ada seruan (pada bulan Ramadhan); Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah SWT memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka,".

Kemuliaan lain dalam bulan ramadan yakni diampuninya dosa-dosa bagi orang yang banyak beribadah pada bulan tersebut.

Hal ini bersandar pada hadis riwayat Bukhari dan Muslim dengan bunyi,"Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Baca juga artikel terkait DOA PUASA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Yulaika Ramadhani