Menuju konten utama

DLH DKI akan Pasang 3 Alat Pemantau Kualitas Udara dari CAC

DInas LH DKI akan memasang tiga alat pemantau kualitas udara baru di sejumlah titik di Jakarta.

DLH DKI akan Pasang 3 Alat Pemantau Kualitas Udara dari CAC
Kendaraan melintas di dalam kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI, Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya akan memasang tiga alat pemantau kualitas udara baru di sejumlah titik di Jakarta.

Peralatan tersebut merupakan hasil dari kemitraan strategis antara Pemprov DKI Jakarta dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia di bawah program Clean Air Catalyst (CAC). Sebuah kemitraan global yang didukung oleh US Agency for International Development (USAID) dan konsorsium yang terdiri dari WRI Indonesia dan Vital Strategies di Jakarta.

Peralatan ini pun diperkenalkan kepada publik pada perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 di Terowongan Kendal, Jakarta Pusat.

Ketiga peralatan pemantau kualitas udara baru ini akan dipasang secara bertahap di area-area yang belum memiliki cakupan pemantauan kualitas udara yang memadai, seperti daerah yang dekat dengan kompleks industri dan daerah perairan untuk mengambil data dasar dari laut.

Lokasi-lokasi tersebut yakni Kantor Walikota Jakarta Barat, Kantor Walikota Jakarta Timur dan area pelabuhan yang mencakup gedung IPC Pelindo di Jakarta Utara.

“Peralatan pemantau kualitas udara merupakan alat penting yang dibutuhkan untuk mengukur dan menjawab permasalahan polusi udara di Jakarta," kata Asep di lokasi, Minggu (4/6/2023).

Peralatan baru ini akan mengukur tingkat particulate matter (PM), partikel kecil yang dapat terhirup dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti serangan jantung, stroke, dan asma.

Peralatan ini juga akan mengukur tingkat black carbon, polutan iklim berumur pendek yang menghangatkan planet ini dan membahayakan kesehatan manusia, serta karbon monoksida, jenis polutan berbahaya lainnya.

Selain itu, instrumen meteorologi terkini juga akan digunakan untuk mengukur kondisi cuaca dan angin yang memiliki dampak signifikan terhadap kualitas udara kota.

Data dari peralatan ini akan tersedia untuk publik setelah divalidasi melalui kanal JAKI, situs web Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, dan platform publik lainnya yang relevan.

Peralatan baru ini akan memberikan data yang lebih akurat terkait sumber polusi udara lokal, sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas udara, mengatasi perubahan iklim, dan melindungi kesehatan penduduk kota.

“Alat pemantau baru ini akan memberikan data penting untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya meningkatkan kualitas udara dan kesehatan warganya," kata Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen pada waktu yang sama.

Selain itu, Pemprov DKI juga melakukan pemutakhiran peralatan di empat lokasi Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) di wilayah DKI Jakarta. Keempat SPKU yang sudah ada akan ditingkatkan kualitasnya, yang terletak di daerah pemukiman di seluruh Jakarta Utara, Timur, Barat dan Selatan.

Pada acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, MRT Jakarta dan TransJakarta juga meluncurkan kampanye baru: "Untuk Udara Jakarta, yuk Naik Transportasi Umum" dengan tujuan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta sekaligus mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh kendaraan pribadi di jalan-jalan utama Jakarta.

Clean Air Catalyst telah mengidentifikasi sektor transportasi sebagai sumber emisi terbesar di Jakarta dan juga mendukung mitra pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menemukan cara mempercepat solusi seperti transportasi ramah lingkungan, zona kendaraan rendah emisi, dan mengurangi emisi dari kendaraan berat.

Baca juga artikel terkait KUALITAS UDARA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz