Menuju konten utama

DKP: Ikan Nila di Yogyakarta Tidak Terjangkit Virus Tilapia

sampai sejauh ini virus Tilapia yang khusus menjangkit ikan nila memang belum pernah ada di Indonesia.

DKP: Ikan Nila di Yogyakarta Tidak Terjangkit Virus Tilapia
Iluastasi ikan nila merah. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) memastikan, seluruh ikan nila yang dibudidayakan di Daerah Istimewa Yogyakarta negatif terjangkit wabah virus Tilapia.

Kepala Bidang Perikanan DKP DIY Suwarman Partosuwiryo mengatakan, sesuai dengan hasil uji laboratorium sampel ikan nila dinyatakan negatif terserang virus Tilapia.

"Dari pengujian itu ikan nila yang dibudidayakan pelaku perikanan Yogyakarta dipastikan negatif virus Tilapia," kata Suwarman di Yogyakarta, Kamis (6/7/2017), seperti dikutip dari Antara.

Hasil coba itu berdasarkan hasil kerja sama dengan para peneliti dari Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 25 Mei 2017 dan 6 Juli 2017.

Menurut Suwarman, sampai sejauh ini virus Tilapia (Tilapia lake virus/TiLV) yang khusus menjangkit ikan nila itu memang belum pernah ada di Indonesia.

Namun, virus itu telah memicu kekhawatiran para pembudidaya ikan di DIY karena dikabarkan telah menyerang perikanan di sejumlah negara seperti Israel, Ekuador, Mesir, Kolombia dan di kawasan Asia Tenggara telah menyerang perikanan di Thailand.

Saat virus itu mewabah di negara-negara lain, muncul pula laporan banyak ikan nila mati di Kecamatan Berbah, Sleman tanpa diketahui penyebabnya.

Mendengar laporan itu, DKP DIY pun langsung merespons dengan menggelar uji laboratorium terhadap sampel ikan nila yang mati dan yang masih hidup dengan menggandeng para pakar perikanan UGM.

"Mendengar kabar ikan nila bisa terserang virus, para pelaku perikanan bingung, bagaimana kalau menjadi wabah. Dengan hasil uji laboratorium ini kami berharap seluruh pembudidaya ikan di DIY tidak resah," kata Suwarman.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Laboratorium Perikanan UGM, Murwantoko menjelaskan dalam uji laboratorium menggunakan 30 sampel jenis ikan nila merah mati dan hidup yang diperoleh dari sejumlah pembudidaya ikan seperti di Wilayah Berbah dan Cangkringan, Sleman. Jenis ikan nila merah dipilih karena berdasarkan literatur dinilai paling banyak terjangkit Virus Tilapia.

Menurut Murwantoko ikan nila yang dilaporkan mati bukan disebabkan virus tilapia, melainkan dikarenakan faktor parasit.

"Dari keseluruhan metode uji laboratorium sama sekali kami tidak menemukan gejala atau indikasi yang mengarah pada virus tilapia," kata Murwantoko yang juga dosen Jurusan Perikanan UGM itu.

Menurut Murwantoko, Virus Tilapia tidak menular pada manusia. Kendati demikian, ia berharap virus itu tidak masuk ke Indonesia karena bisa cepat merusak budidaya perikanan khususnya ikan nila.

"Kalau sudah musak penularannya sangat cepat dan agak berat penanganannya," kata dia.

Baca juga artikel terkait BUDIDAYA PERIKANAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto