Menuju konten utama

Djarot Serap Aspirasi Warga Terkait Layanan Transportasi

Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menyerap aspirasi warga, mulai dari persoalan banjir hingga layanan transportasi publik di ibu kota.

Djarot Serap Aspirasi Warga Terkait Layanan Transportasi
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kanan). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Saat blusukan ke Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menyerap aspirasi warga, mulai dari persoalan banjir hingga layanan transportasi publik di ibu kota.

Dalam silaturrahimnya bersama warga pada Senin (21/11/2016) di Jalan Dewi Sartika Gang Budi Taman Harapan RT 012/03 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Djarot disambut hangat oleh warga setempat.

Djarot blusukan di tengah hujan sambil melewati gang kecil dengan lebar 1,5-2 meter dengan sejumlah genangan air. Dia menyapa warga yang kebanyakan ibu rumah tangga dan pemuda-pemudi.

Dalam perjalanan blusukan itu, Djarot bertemu dengan seorang nenek yang tinggal di rumah yang sering kebanjiran jika turun hujan deras. Ia juga berdialog dengan warga berkebutuhan khusus terkait kenyamanan transportasi.

"Sudah bagus layanan Trans Jakarta," tutur salah seorang warga yang mengalami gangguan penglihatan tersebut kepada Djarot.

Wakil gubernur nonaktif itu juga menyosialisasikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada warga dan berbincang dengan tokoh masyarakat di wilayah tersebut. Para ibu dan anak-anak tidak lupa mengabadikan foto saat bertemu dengan Djarot.

Seperti diketahui, Djarot maju ke Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 bersama pasangannya gubenur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dua pasangan lainnya pada Pilkada DKI 15 Februari 2017 itu masing-masing Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Sementara itu, di tempat terpisah, calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhonono menjelaskan soal rencana bantuan dana bergulir Rp1 triliun per tahun bagi 20.000 unit usaha mikro.

Menurut Agus, programnya itu bukan lah politik uang. Menurut dia, politik uang adalah menjanjikan sejumlah uang kepada para calon pemilih agar memilihnya dalam Pilkada. "Ada yang bilang ini 'money politic', mengerti tidak sih 'money politic' apa. Ini program, kalau terpilih ya ini yang kami jalankan. 'Money politic' itu ayo pilih saya, saya kasih duit," kata Agus.

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz