Menuju konten utama

Diwali: Festival Lampu untuk Peringati Menangnya Rama Atas Rahwana

Latar belakang yang mengiringi Diwali adalah peringatan atas kemenangan Rama melawan iblis Rahwana

Diwali: Festival Lampu untuk Peringati Menangnya Rama Atas Rahwana
Ilustrasi Diwali. foto/istockphoto

tirto.id - Perayaan Diwali tahun ini diperingati pada Minggu, 27 Oktober 2019. Diwali yang kadang disebut Dipavali, Deepawali atau Deepavali adalah sebuah festival lampu paling terkenal yang ditunggu-tunggu tiap tahunnya di India. Orang-orang berpartisipasi dalam acara ini dengan penuh sukacita.

Selama perayaan Diwali, para warga melakukan ritual pembersihan, mulai dari membersihkan dan menghias rumah, berkumpul untuk pesta-pesta khusus, bertukar hadiah, menyalakan kembang api, dan yang tak kalah penting, menyalakan banyak lampu minyak.

Diwali dirayakan selama lima hari berturut-turut. Hari pertama disebut Dhanteras, kedua Narak Chaturdasi, ketiga Lakshmi Puja, keempat Padwa, dan terakhir Bhai Duj. Masing-masing hari punya ritual yang berbeda.

Perayaan Diwali tiap tahunnya jatuh antara bulan Oktober atau November. Tanggal pastinya dapat berubah setiap tahunnya, mengingat Diwali dihitung berdasarkan kalender Hindu.

Selain Hindu, agama Sikh, Jain dan Buddha juga merayakan Diwali dengan pemaknaan dan ritual yang berbeda. Meski begitu, semua sepakat bahwa Diwali adalah hari kemenangan, ketika terang menang terhadap kegelapan.

Diwali juga kerap disebut sebagai festival cahaya. Gemerlap lampu minyak dalam perayaan Diwali melambangkan kemenangan atas kegelapan. Cahaya adalah simbol pengetahuan dan kebijaksanaan, sementara kegelapan adalah mewakili segala hal buruk seperti kejahatan, kehancuran, kekerasan, nafsu, iri hati, ketidakadilan, keserakahan, penindasan, dan penderitaan.

Independent menulis, latar belakang yang mengiringi Diwali adalah peringatan atas kemenangan Rama melawan iblis Rahwana dan kembalinya Rama ke kerajaannya di Ayodhya setelah 14 tahun dalam pengasingan.

Seperti yang tercatat dalam epos Ramayana yang ditulis Walmiki, Rahwana menculik Shinta, istri Rama. Dengan bantuan Hanoman, Rama mengalahkan Rahwana. Setelah itu, para penduduk yang merindukan rajanya segera membersihkan rumah dan jalanan, dan pada malam hari menghiasi rumah dengan lampu dipa.

Selain itu, Diwali juga memberi penghormatan kepada Lakshmi, dewi kekayaan dan kemakmuran. Bagi sebagian orang, Diwali dipercaya jatuh pada hari ulang tahun sang dewi dan tanggal ketika ia menikahi Dewa Wisnu. Banyak orang di India membiarkan jendela dan pintu rumah mereka terbuka dan menyalakan lampu-lampu seterang-terangnya sebagai cara sarana menyambut Lakshmi ke rumah mereka.

Tafsiran atas cerita Diwali berbeda-beda di setiap daerah di India. Jika di India utara Diwali menandai kembalinya Rama ke kota kuno Ayodhya, orang-orang India Selatan merayakannya sebagai hari ketika Krishna mengalahkan Narakasura sebagai iblis kegelapan.

Sementara itu, di India barat, Diwali artinya perayaan atas ditandai dengan Wisnu yang memukul mundur iblis Bali. Jika narasi semua daerah itu digabung—Rama kembali ke Ayodhya, Krishna membunuh Narakasura, dan Wisnu mengalahkan Raja Bali—Diwali akhirnya memang dirayakan sebagai hari kemenangan kebaikan melawan keburukan.

Baca juga artikel terkait PERAYAAN DIWALI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH