Menuju konten utama

Distribusi Logistik ke Palu akan Normal Sekitar 3 Bulan Lagi

Zaldy memperkirakan distribusi logistik akan kembali normal sekitar 3 bulan ke depan.

Distribusi Logistik ke Palu akan Normal Sekitar 3 Bulan Lagi
Peneliti Pusat Studi Gempa Bumi Nasional meneliti struktur lapisan tanah dan batuan di Balarowa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10/2018). ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/ama/19

tirto.id - Ketua Umum Asosiasi Logistisk Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita mengatakan, distribusi logistik di wilayah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sudah berjalan sejak akses bandara, pelabuhan, dan jalan darat mulai terbuka. Namun, masih ada beberapa kendala yang harus dihadapi.

"Belum merata penyebarannya (logistik), tapi jalur distribusi mulai terbentuk. Daerah Sigi dan Parigi yang masih sulit ditembus untuk mendistribusikan logistik," ujar Zaldy kepada Tirto kepada Jumat (13/10/2018).

Selain itu, kata Zaldy, jalur distribusi bantuan tidak cepat terbentuk karena kurangnya koordinasi antar petugas-petugas di lapangan pada saat hari pertama gempa dan tsunami. "Terlalu banyak yang menjadi komandan," ucapnya.

Belajar dari pengalaman kejadian bencana sebelumnya, kata Zaldy, sangat penting mempercayakan kepada satu komando terkait dengan informasi distribusi barang. "Dan komando tersebut dipegang oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Tapi yang kami lihat mulai dari menteri, panglima, gubernur bahkan relawan memberikan komentar dan instruksi yang tidak merujuk pada BNPB," ujar dia.

Menurutnya, hal itulah yang menjadi hambatan dalam kelancaran penyaluran distribusi logistik ke daerah terdampak bencana di Palu, Donggala, dan sekitarnya. Melihat kondisi yang ada, ia memperkirakan distribusi logistik akan kembali normal sekitar 3 bulan ke depan.

Di sisi lain, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Pieter Abdullah Redjalam mengatakan hambatan distribusi logistik di Palu akan mendorong inflasi di daerah setempat. Catatan BPS pada September 2018, Palu justru mengalami deflasi sebesar 1,22 persen.

"Saya tidak punya data untuk memprediksi inflasi di Palu. Tapi, inflasi di Palu itu akan meningkat cukup besar karena hambatan distribusi (barang kebutuhan)," ujarnya kepada Tirto pada Jumat (13/10/2018).

Kemudian, ia mengatakan bencana tersebut juga dapat mempengaruhi inflasi daerah, tapi tidak berpengaruh secara nasional.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto