Menuju konten utama

Diskon Abal-Abal dan Cara Jadi Konsumen Bijak Saat Berbelanja

Tips yang bisa Anda coba untuk mengantisipasi terjebak ‘promo palsu.’ 

Diskon Abal-Abal dan Cara Jadi Konsumen Bijak Saat Berbelanja
Ilustrasi promo akhir tahun. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Mendekati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia semakin banyak perusahaan penyedia produk barang ataupun jasa yang menawarkan berbagai promo menarik untuk para konsumennya.

Bulan Agustus memang menjadi waktu yang menarik dalam berburu berbagai barang diskon. Bukan tanpa alasan, berbagai voucher dan potongan harga mencapai puluhan persen akan diberikan oleh berbagai perusahaan kepada para pelanggannya di bulan Kemerdekaan ini.

Untuk mendapatkan informasi seputar promosi barang dan jasa, banyak orang mulai mengikuti berbagai akun promo di sosial media hingga mendownload aplikasi yang berisi daftar kode promo.

Namun, selalu ada diskon-diskon yang sebenarnya tidaklah ‘dipotong’ namun memang sebagai penarik perhatian pembeli saja.

Menurut penuturan dari Consurmer’s Checkbook, rata-rata perusahaan memasang harga reguler dalam barang yang sudah di diskon. Sebagai contoh, harga normal barang A adalah 150 ribu rupiah, penjual ingin memberikan diskon sebesar 50%. Maka dari itu penjual menaikan harga barangnya menjadi 225 ribu agar dapat memasang label diskon 50% setelahnya.

Tentu saja tidak semua penjual melakukan hal demikian, namun Anda tetap harus waspada terhadap praktik semacam ini. Wise Bread meluncurkan beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mengantisipasi terjebak ‘promo palsu.’

Waspada dengan kalimat ‘waktu terbatas’

Bukan hal yang tidak mungkin perusahaan besar mempekerjakan psikolog untuk mendukung kegiatan promosi mereka. Perusahaan yang menggunakan frasa atau kalimat “Harga Terendah” atau “Waktu Promosi Terbatas” dipilih untuk menipu otak konsumen agar membuka dompetnya. Kata-kata tersebut dirancang untuk mempengaruhi keputusan pembelian anda.

Sebelum terkecoh dengan kalimat-kalimat tersebut ada baiknya Anda membandingkan harga barang tersebut dengan toko lainnya.

Cara yang lebih modern, smartphone saat ini sudah dilengkapi dengan berbagai aplikasi yang berisi informasi mengenai harga barang. Anda bisa mengunduh aplikasi atau membuka website daftar harga yang Anda percayai untuk membandingkan apakah harga ‘diskon’ tersebut benar-benar dipotong.

Pastikan kupon benar-benar menghemat pengeluaran

Banyak aplikasi yang mengedarkan kupon produk tertentu dengan harga yang lebih murah dibanding nominal kupon. Contohnya Anda dapat membeli kupon senilai Rp100.000 dengan harga Rp90.000 saja. Tentu saja hal ini dapat membuat pembeli berpikir bahwa mereka akan hemat sebesar Rp10.000 jika membeli kupon tersebut.

Dalam hal ini, pembeli perlu mempelajari syarat dan ketentuan sebelum membeli kupon tersebut. Apakah kupon tersebut disertai minimal pembelian? Apakah kupon tersebut berlaku di cabang toko terdekat? Apakah pembeli dapat benar-benar mendapatkan barang seharga Rp100.000 di toko tersebut? Hal ini perlu diantisipasi mengingat ketika berbelanja, ada kemungkinan konsumen membeli barang jauh di atas harga pembelian kupon.

Perhatikan barang dengan kualitas serupa

Bukan berarti barang yang di diskon memiliki kualitas buruk. Tetapi, kadang ada toko-toko yang memasang dengan merk terkenal sedang di diskon seolah barang tersebut adalah harga termurah dari kelasnya.

Padahal ada barang-barang lain (dengan merk yang tidak lebih terkenal) memiliki spesifikasi dan kualitas yang sama, dengan harga yang lebih murah, namun tidak di diskon.

Praktik-praktik ini biasa terjadi dalam penjualan barang-barang elektronik. Untuk mengantisipasinya, pastikan Anda telah mempelajari harga serta spesifikasi sebelum pergi ke toko.

Fokus pada barang yang dibutuhkan

Mendengar kata diskon 70 persen memang sangat menggiurkan, apalagi benda yang dijual adalah barang yang bagus atau populer. Pastikan Anda betul-betul membutuhkan sebelum membeli barang berlabel diskon. Pembeli yang tergiur dengan diskon yang besar memiliki risiko lebih tinggi untuk membeli barang yang tidak dibutuhkannya.

Baca juga artikel terkait DISKON PALSU atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani