Menuju konten utama

Disdik Akan Proses Temuan Pelanggaran pada PPDB Jabar 2019

Disdik akan segera berkoordinasi dengan Ombudsman untuk memeriksa temuan pelanggaran PPDB Jabar 2019.

Disdik Akan Proses Temuan Pelanggaran pada PPDB Jabar 2019
Orangtua dan peserta PPDB mulai memadati SMAN 1 Depok Jawa arat, Selasa 18/6/2019. tirto.id/Alfian putra abdi

tirto.id - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika merespons temuan Ombudsman Jawa Barat mengenai dugaan pelanggaran dalam proses pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Bandung.

Ia menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Ombudsman untuk memeriksa temuan tersebut.

"Masih dikomunikasikan. Perlu klarifikasi ke lapangan," ujarnya kepada reporter Tirto, Rabu (19/6/2019).

Dewi mengatakan setiap pelanggaran yang terjadi akan mendapatkan sanksi yang sepadan. Termasuk jika memang kedapatan ada upaya transaksional dalam PPDB.

"Sanksi diberikan akan dilihat kasusnya. Pendampingnya ada saber pungli," ujarnya.

Dewi belum bisa memberi kepastikan kapan akan segera melakukan cek kebenaran terhadap temuan-temuan Ombudsman tersebut. Ia hanya mengatakan akan secepatnya melakukan klarifikasi ke lapangan.

Kepala Ombudsman Kantor Perwakilan Jawa Barat, Haneda Sri Lastoto mengatakan sejumlah laporan yang ditemukan tersebut mengindikasikan adanya jual beli kursi antara pihak sekolah dan orang tua calon siswa. Ombudsman, menurutnya, masih mengumpulkan bukti dari pelapor.

Jika laporan tersebut benar dengan masih terjadi adanya jual beli kursi, kata dia, akan menjadi pukulan bagi pelayanan pendidikan masyarakat yang seharusnya berlangsung dengan baik.

"Itu merupakan kelemahan yang sangat mendasar, sistem zonasi dan sistem daring atau online itu salah satunya berfungsi untuk memastikan bahwa dalam mekanisme PPDB tidak ada interaksi langsung. Itu kan tujuannya untuk menghilangkan itu [pungli]," ujarnya di Bandung, Selasa (18/9/2019).

Menurutnya persoalan pungli tak lepas dari label sekolah favorit yang masih mengendap dibenak para orangtua murid. Kota Bandung sendiri, ada beberapa SMA yang dicap sebagai sekolah favorit, di antaranya adalah SMA Negeri 3 dan 5 Bandung.

"Ini masalahnya, kan memang publik memberi stigma sendiri, dan kemudian dibenarkan sekolah favorit itu. Akhirnya menaikkan gengsi sekolah itu. Problemanya justru di situ," ujarnya, seperti dikutip Antara News.

Baca juga artikel terkait PPDB 2019 atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dipna Videlia Putsanra