Menuju konten utama

Direktur Utama Sekaligus Nakhoda Baru untuk Allianz

David Nolan punya pengalaman panjang di sektor jasa keuangan dan asuransi.

David Nolan Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia. FOTO/Dok. Allianz Life Indonesia

tirto.id - PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) punya nakhoda baru. Pada Selasa (4/10), salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia ini mengangkat David Nolan sebagai Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia. David menempati posisi yang sebelumnya dijabat oleh Joos Louwerier yang kini dipercaya untuk memegang posisi baru di Allianz Benelux.

Sebelumnya, David menjabat sebagai Regional Commercial Director di Euler Hermes, Jerman. Euler Hermes adalah anak perusahaan Allianz SE, sebuah perusahaan masyhur yang menyediakan solusi asuransi terkait perdagangan dunia.

Dalam peran barunya, David akan bertanggung jawab untuk mengelola seluruh kegiatan operasional Allianz di Indonesia dan mengawasi penerapan strategi bisnis untuk terus bertumbuh.

“Kami dengan senang hati menyambut kedatangan David ke Allianz Indonesia. David memiliki rekam jejak yang telah terbukti dalam mengembangkan strategi dan inovasi, serta menanamkan nilai-nilai yang menempatkan nasabah sebagai prioritas utama. Saya yakin David akan memimpin Allianz Indonesia mencapai kesuksesan yang lebih tinggi meskipun kondisi pasar yang cukup menantang saat ini,” ujar Solmaz Altin, Regional Chief Executive, Allianz Asia Pacific.

David memang punya pengalaman panjang di sektor jasa keuangan dan asuransi. Alumni Smurfit Business School, Irlandia, ini punya 20 tahun pengalaman dalam memimpin transformasi dan perubahan di tingkat lokal, regional, dan global untuk menghadirkan organisasi yang sukses, kompetitif, dan menguntungkan dengan produk terdepan di beberapa saluran distribusi seperti, keagenan, bancassurance, broker, serta direct & digital. David juga pernah memegang berbagai posisi senior di General Electric Financial Insurance dan Genworth Financial Lifestyle Protection.

“Dengan dukungan tim yang memiliki talenta terbaik di Allianz, saya berharap dapat membawa Allianz Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang, baik untuk Allianz Life maupun Allianz Utama. Joos Louwerier, pendahulu saya, telah memberikan kontribusi penting bagi pencapaian Allianz di Indonesia selama 4 tahun terakhir dan saya bangga dapat melanjutkan misi Allianz untuk melindungi lebih banyak orang Indonesia dengan solusi asuransi terbaik,” kata David.

Infografik Advertorial Allianz Punya Nakhoda Baru

Infografik Advertorial Allianz Punya Nakhoda Baru. tirto.id/Mojo

Tahun lalu, Allianz Indonesia terbukti bisa bertahan, bahkan melesat, di tengah kondisi pandemi yang bikin banyak usaha tiarap. Tahun lalu, Pendapatan Premi Bruto mereka tercatat sebesar Rp16,9 triliun, tumbuh 27,8 persen dari tahun 2019. Sedangkan jika melongok laba bersih, Allianz Indonesia mencatatkan jumlah Rp1,3 triliun, naik 16 persen dari tahun sebelumnya.

Dalam laporan “Allianz Insurance Report 2021: Bruised But Not Broken”, disebutkan bahwa kondisi setelah badai pandemi usai bisa membuka banyak kesempatan baru bagi perusahaan asuransi untuk terus berkembang.

Menurut analis dari Allianz, diperkirakan bisnis asuransi secara global naik hingga 5,1 persen. Sektor asuransi jiwa diperkirakan naik 5,7 persen, sedangkan asuransi properti naik sekitar 4,2 persen.

“Post-Covid 19 menghadirkan kesempatan unik untuk meningkatkan tren pertumbuhan di sektor asuransi jiwa,” ujar Patricia Pelayo Romero, salah satu penulis Allianz Insurance Report 2021.

Menurut Patricia, perkembangan ini didasarkan banyak hal. Salah satunya adalah jumlah tabungan tambahan warga Eropa yang mencapai nyaris 500 miliar Euro. Dana ini yang bisa menjadi potensi penerimaan bagi perusahaan asuransi.

“Jika asuransi bisa menghadirkan produk menarik bagi para calon konsumen, maka seharusnya industri ini bisa berkembang,” tambah Patricia.

Namun, patut dicatat: pemulihan dan perkembangan asuransi ini tidak akan selalu mulus. Kawasan Eropa Barat, misalnya, dianggap masih butuh waktu tambahan untuk bisa bangkit dari efek pandemi yang datang belakangan. Sedangkan Asia, justru malah dianggap bisa bangkit dengan cepat karena penanganan pandemi yang relatif baik.

“Meski begitu, pertumbuhan yang kuat bisa berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh meningkatnya fokus terhadap keberlangsungan dan meningkatnya pangsa pasar baru. Secara global, amat mungkin rata-rata pertumbuhannya mencapai 5 persen,” tulis laporan tersebut.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis