Menuju konten utama

Dipicu Tahun Ajaran Baru, Inflasi Agustus 2021 Capai 0,03 Persen

Agustus jadi momen bagi sekolah-sekolah untuk meningkatkan atau memperbaiki operasional kerja.

Dipicu Tahun Ajaran Baru, Inflasi Agustus 2021 Capai 0,03 Persen
Sejumlah siswa SD berjalan menuju kelas untuk mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas di SDN Cihideung Ilir 04, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.

tirto.id - Naiknya konsumsi di sektor pendidikan memicu laju inflasi pada Agustus 2021 sampai di angka 0,03 persen secara bulanan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan secara tahun berjalan dan tahunan masing-masing inflasi 0,84 persen dan 1,59 persen.

Inflasi untuk kelompok pendidikan ini sebesar 1,2 persen dianggap cukup tinggi karena saat ini masuk tahun ajaran baru.

"Agustus ini menjadi momen bagi sekolah-sekolah untuk meningkatkan atau memperbaiki operasional kerja, operasional kegiatan pendidikan baik itu tingkat SD SMP SMA maupun perguruan tinggi,” jelas kata Setianto, Rabu (1/9/2021).

Dari empat subkelompok pada kelompok ini, seluruhnya mengalami inflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu subkelompok pendidikan menengah sebesar 2,07 persen dan terendah yaitu subkelompok pendidikan lainnya sebesar 0,08 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2021 menyumbang inflasi 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yaitu uang sekolah SD, uang sekolah SMP, dan uang kuliah akademi atau perguruan tinggi masing-masing sebesar 0,02 persen serta uang sekolah SMA sebesar 0,01 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,27 persen.

Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,2 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,1 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,15 persen.

Sementara, komponen pengeluaran yang menimbulkan deflasi berasal dari penurunan harga cabai, daging ayam ras, cabai merah, bayam, buncis, kacang panjang, sawi hijau, dan tarif angkutan udara.

Dari 90 kota lokasi survei indeks harga konsumen (IHK), 34 kota mengalami inflasi, sedangkan 56 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,62 persen dengan IHK sebesar 108,48 dan terendah terjadi di Tanjung sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 108,17. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,04 persen.

Baca juga artikel terkait INFLASI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali