Menuju konten utama

Dinsos DKI: Jumlah Pengemis Turun 30 Persen di Akhir Ramadan

Menurut perkiraan Masrokhan, jumlah pengemis akan turun sebesar 30 persen hingga akhir Ramadan.

Dinsos DKI: Jumlah Pengemis Turun 30 Persen di Akhir Ramadan
(Ilustrasi) Petugas Satpol PP merazia gelandangan dan pengemis di kawasan Malioboro, DI Yogyakarta, Rabu (25/1). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.

tirto.id - Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta mengklaim jumlah pengemis atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di DKI Jakarta selama bulan Ramadan 2017 menurun sebesar 30 persen dibandingkan pada Ramadan sebelumnya.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Masrokhan mengatakan pada tahun 2016 jumlah pengemis yang dijangkau selama Ramadan sekitar 1.319 orang. Sementara untuk tahun 2017, jumlah pengemis hanya 614 orang.

"Tahun ini dari awal Ramadan hingga 24 Ramadan sebanyak 614 orang PMKS yang berhasil kami jangkau dari jalanan," ujar Masrokhan di Jakarta, Selasa (20/6/2017), seperti dikutip dari Antara.

Menurut perkiraannya, jumlah pengemis akan turun sebesar 30 persen hingga akhir Ramadan. Penurunan jumlah pengemis, menurut Masrokhan, disebabkan karena pihaknya telah memetakan daerah-daerah rawan pengemis jalanan di lima wilayah kota DKI Jakarta.

Dia mengatakan bahwa petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) lima wilayah kota segera melakukan penjangkauan di daerah yang telah dipetakan tersebut.

"Kami telah memetakan daerah rawan PMKS ini telah bergeser ke tempat umum seperti jembatan penyeberangan orang (JPO), pasar tradisional, tempat pemakaman umum (TPU), mall, perumahan penduduk, dan tempat keramaian lainnya," ujar Masrokhan.

Dia menjelaskan, sebanyak 425 orang satuan petugas P3S di lima wilayah kota diturunkan selama Ramadan 2017. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.

Masrokhan pun tak lupa mengajak warga DKI Jakarta agar bersikap cerdas dalam memberi bantuan kepada pengemis karena kerap disalahgunakan oleh oknum yang hanya ingin memanfaatkan Ramadan sebagai momentum untuk mencari uang.

"Jika warga ingin memberi, bisa disalurkan kepada lembaga-lembaga yang terpercaya dan akuntabel. Karena tentu kita ingin pemberian itu dapat bermanfaat untuk kehidupan yang lebih baik," kata Masrokhan.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto