Menuju konten utama

Dinner With Mola TV: Spiritualitas Iwa K dan Sisi Gelap Hidupnya

Dalam acara Dinner With di Mola TV, Iwa K mengungkapkan bagaimana ia menyikapi keterpurukan dan memahami spiritualitas.

Dinner With Mola TV: Spiritualitas Iwa K dan Sisi Gelap Hidupnya
Dinner With Iwa K. FOTO/Dok. Mola TV

tirto.id - Pecinta musik rap tanah air pasti mengenal Iwa K. Pemilik nama Iwa Kusuma ini sudah populer sejak tahun 1990-an sebagai musikus rap papan atas di tanah air. Jangkauannya meluas ke luar batas-batas musik.

Dia pernah meraih penghargaan Panasonic Award selama 3 tahun berturut-turut sebagai pembawa acara olahraga pria terbaik. Dunia film pun menjadi ruang kreatif bagi Iwa. Setidaknya ia berperan dalam 5 film, di antaranya termasuk Kuldesak (1997), Sampai Ujung Dunia (2012), dan Hongkong Kasarung (2018).

Sayangnya, hidup Iwa tidak selalu mulus. Ia pernah tersandung masalah hukum karena kedapatan menyimpan tiga linting ganja pada 2017. Kasus itu membuat Iwa divonis menjalani pemulihan 6 bulan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta Timur.

Namun, Iwa layak dianggap sebagai sosok senior di industri kreatif tanah air. Pengalaman panjang Iwa di dunia hiburan menjadi salah satu topik obrolannya dengan aktris yang terbilang senior pula, Sophia Latjuba.

Keduanya berbincang dalam acara Dinner With di Mola TV. Sebagai host acara Dinner With, Sophia mengajak Iwa makan malam bersama dan berbincang tentang banyak hal, termasuk proses kreatif dan perjalanan hidup.

"Di balik kegilaan industri, ada hal yang lebih besar yaitu kehidupan itu sendiri," ujarnya menimpali setelah Sophia menyebut, pria kelahiran 25 Oktober 1970 itu sosok yang rendah hati meski telah makan banyak asam garam di industri hiburan.

Iwa mengaku, sejak muda hingga sekarang, ia selalu berusaha menjaga relasi pertemanan dengan semua orang. Bagi Iwa, pertemanan merupakan bagian penting dari hidupnya yang tidak akan ia abaikan.

Dinner With semacam acara talkshow dengan format tidak biasa yang sejumlah episodenya sudah bisa ditonton di Mola TV. Dalam acara ini, host dan tamu berbincang dengan nuansa kedekatan personal dalam makan malam bersama yang akrab.

Dengan menyimak Dinner With Mola TV, para pemirsa bisa mengikuti obrolan sejumlah figur publik yang merentang seputar topik kehidupan pribadi, karier, kisah masa lalu, hingga prinsip hidup.

Secara bergantian, Sophia, Dian Sastro, dan Julie Estelle menjadi host acara ini. Sejumlah pesohor menjadi tamu mereka dalam Dinner With, termasuk Iwan Fals, Susi Pudjiastuti, hingga Jerinx SID. Sementara Iwa, datang sebagai tamu pada episode 6 Dinner With Season 1.

Perenungan Iwa K dan Sisi Gelap Hidupnya

Percakapan Sophia dan Iwa bergulir merambah bermacam topik sejak acara Dinner With episode 6 bermula. Lantas, obrolan keduanya menyentuh sisi gelap dalam hidup Iwa.

"Pada 1997, gue keliling Indonesia selama setahun. Gue cuma ingin merasakan enaknya hidup tanpa drugs. Gue enggak pernah memaki masa lalu gue karena segelap apa pun masa lalu gue, itu yang membawa gue ke hari ini," kata Iwa.

Kebiasaan buruk Iwa akhirnya berhenti saat ia merasa sudah waktunya untuk setop bersinggungan dengan narkoba.

Menurut Iwa, keharusan untuk menjalani rehabilitasi di RSKO Cibubur merupakan "rejeki" baginya. Sebab, di sana, Ia mengaku memiliki waktu untuk mengambil keputusan penting.

"Gua akhirnya mencoba menulis jurnal setiap hari. Fight for it [melawan ketergantungan]. Karena kebiasaan gue tiap nulis, gue harus [mengisap] ganja," tutur Iwa.

Keterpurukan juga mengantarkan Iwa pada pemahaman lebih mendalam mengenai spiritualitas. Iwa mengaku di suatu waktu ia pernah marah terhadap tuhan yang ia yakini. Pada momen itu, Iwa sampai menghabiskan waktu berkendara mengelilingi tol Jakarta sembari berteriak meminta tuhan menampakkan wujud dan tindakannya.

"Tahu-tahu gua melihat ada bapak-bapak di suatu pagi sedang narik gerobak. Pagi-pagi, ia sudah kerja ngasih nafkah buat keluarganya, sementara gue masih marah-marah aja," Iwa melanjutkan.

Peristiwa itu membuat Iwa meyakini bahwa satu hal paling penting dalam hidup adalah bertindak dan berusaha. "Akhirnya, gue ngerasa, sudahlah enjoy, nikmatin saja. Tiap orang ada tugasnya."

Iwa mengatakan, perenungannya mengantarkan ke pemahaman bahwa sebenarnya semua orang adalah bagian organik dari alam semesta, yang saling mendukung satu sama lain, meskipun tanpa menyadari hal itu. Maka, pada situasi paling terpuruk pun, Iwa mengaku berusaha tetap bersyukur.

Iwa memang memiliki pemaknaan sendiri atas spiritualitas. Dia berpendapat setiap manusia bisa menjadi makhluk spiritual. "Tiap orang pasti punya nurani, [untuk menilai] antara good or bad. Hal-hal yang akhirnya menjadi penilaian orang [atas yang baik dan buruk], murni tanpa doktrin apa pun, that's spiritual," ujar dia.

Sophia dan Iwa berbicara panjang lebar mengenai refleksi Iwa tentang kehidupan, perjalanan pribadinya, hingga perubahan budaya komunikasi di era media sosial.

Iwa pun sempat bercerita tentang makna-makna metafor dalam lirik-lirik lagunya. Pemirsa bisa menyimak obrolan mereka selengkapnya di Mola TV.

Baca juga artikel terkait MOLA TV atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH