Menuju konten utama

Dinas LH Sebut Udara Jakarta Tak Sehat Bagi yang Rentan Penyakit

Menurut Dinas LH Provinsi Jakarta, warga Jakarta yang rentan terhadap penyakit, udara Jakarta saat ini sudah sangat tidak sehat.

Dinas LH Sebut Udara Jakarta Tak Sehat Bagi yang Rentan Penyakit
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019). Berdasarkan data "Air Quality Index" pada Senin (8/7/2019) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta mengatakan, udara Jakarta saat ini sudah tidak sehat bagi kalangan warga yang sensitif dan rentan terhadap penyakit.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Penanggulangan Pencemaran Lingkungan, Dinas LH DKI Jakarta Agung Pujo Winarko, saat dihubungi Jumat (12/7/2019) pagi.

"Namanya unhealthy for sensitive group. [Sekarang ada] di level itu. Artinya, kondisinya itu, berarti dia terhadap orang yang rentan terhadap penyakit yang dikaitkan dengan polusi udara. Bagi orang normal masih wajar, masih biasa," kata Agung.

Agung mengatakan, dari Januari hingga Juli 2019 baku mutu udara yang ditetapkan pemerintah berada di level PM 2,5.

Particulate Matter (PM) adalah istilah untuk partikel padat atau cair yang ditemukan di udara. Partikel dengan ukuran besar atau cukup gelap dapat dilihat sebagai jelaga atau asap. Sedangkan partikel yang sangat kecil dapat dilihat dengan mikroskop electron. Satuan ini biasa dipakai di pengukuran udara.

"Musim penghujan bagus, tapi menjelang kemarau memang kondisi agak meningkat [buruk]. Kemarin bagi orang normal biasa saja, bagi bayi dan manula juga tidak ada masalah. Tapi ketika masuk ke musim kemarau dengan PM 2,5 yang meningkat harus diantisipasi saja bagi mereka yang sensitif," katanya.

Oleh karena itu, untuk kalangan warga yang rentan terhadap penyakit diharapkan memiliki kesiapan yang ekstra dan meminimalisir kegiatan di luar rumah.

"Kondisi seperti itu mereka harus bersiap ekstra. Tapi kalau normal, mereka biasa aja. Kalau untuk aktifitas di luar jangan terlalu banyak. Kalau dia sensitif, diketahui secara medis sensitif terhadap kualitas udara jelek, dia mengurangi kegiatan di luar rumah, membatasi," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait POLUSI UDARA atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno