Menuju konten utama

Dinas LH: Pembakaran Batu Bara Bisa Sebabkan Polusi Udara DKI

Sejumlah faktor penyebab polusi udara buruk di ibu kota, salah satunya akibat pembakaran batu bara di sekitar Jakarta.

Dinas LH: Pembakaran Batu Bara Bisa Sebabkan Polusi Udara DKI
Ilustrasi Polusi Udara. FOTO/Istockphoto.

tirto.id - Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Andono Warih menyampaikan bahwa memang ada sejumlah faktor atas terjadinya polusi udara yang buruk di Jakarta. Salah satunya akibat pembakaran batu bara di sekitar Jakarta.

"Pembakaran batubara di luar Jakarta itu, karena sangat lembut partikelnya, maka bisa terbawa angin menuju ke Jakarta, jadi ada potensi [polusi udara]," kata Andono saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis (13/6/2019).

Namun, terkait seberapa besar pengaruh pembakaran batubara di PLTU sekitar Jakarta terhadap polusi udara di Jakarta, Andono belum bisa memastikannya.

"Tapi how much itu [menjadi polusi udara bagi Jakarta], kami belum mengkuantitatifkannya," ujar Andono.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu sempat menjelaskan bahwa polusi udara yang ada di Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor.

Bondan mengatakan bahwa sumber pencemaran udara yang ada di Jakarta tidaklah hanya berasal dari Jakarta, melainkan juga sejumlah kota-kota yang berada di sekitarnya.

"Harus ada koordinasi lintas administrasi, dan bahkan lintas sektoral atau kementerian,” ujar Bondan kepada reporter Tirto.

“Karena bicara polusi udara ini, ada sumber bergerak dan tidak bergerak,” tambahnya.

Salah satu faktor dari sumber tak bergerak dan berada di luar Jakarta adalah keberadaan sejumlah PLTU. Bondan memaparkan bagaimana pergerakan angin yang ditangkapnya melalui satelit menunjukkan sejak April, angin bergerak ke arah timur. Dengan itu, PLTU Babelan, yang berlokasi di Bekasi, bisa bergerak ke arah Jakarta.

“Seharusnya ada kajian reguler yang dilakukan pemerintah, baik Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan lainnya,” jelas Bondan.

Bondan menyayangkan karena hingga saat ini masih sulit mengakses informasi secara resmi dari pemerintah terkait dengan sumber-sumber polusi udara di Jakarta, lebih luasnya di Indonesia.

“Karena bicara sumber polusi sampai saat ini tidak ada data yang dipublikasikan resmi mengenai sumber,” ujarnya.

“Harusnya ada kajian reguler yang dipublished seperti jurnal berikut yang dijadikan dasar kajian pengambilan kebijakan penanganan polusi udara,” ungkap Bondan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) punya standar untuk menyebut udara sehat. Udara sehat adalah yang punya partikel debu halus atau PM (Particulate Matter) 2,5 sebesar 25 µg/m³.

Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi memaparkan PM 2,5 di atas 38 µg/m³, bahkan mencapai 100 µg/m³ pada hari-hari tertentu.

“Jakarta masih mengalami pencemaran udara ya. Masih buruk kualitasnya,” kata Bagus saat dihubungi pada Senin (15/4/2019).

Baca juga artikel terkait POLUSI UDARA atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri