Menuju konten utama

Diminta MUI Sorong Mundur dari Cawapres, Ma'ruf Amin: Itu Ngawur

Ma'ruf mengatakan, seharusnya MUI tidak mengurusi masalah Pilpres sampai pada hal teknis, seperti meminta Cawapres mengundurkan diri.

Diminta MUI Sorong Mundur dari Cawapres, Ma'ruf Amin: Itu Ngawur
Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin memberikan keterangan kepada wartawan usai menghadirin tasyakuran bersama sejumlah kyai di Ponpes Al Habibiah Yogyakarta, Rabu (24/4/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengomentari surat terbuka Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sorong, Papua Barat yang memintanya mundur dari Cawapres.

"Itu ngawur itu. Masak MUI urusan itu," kata Ma'ruf Amin yang juga Ketua MUI non-aktif itu usai menghadiri tasyakuran bersama para kiai di Pondok Pesantren Al Habibiah Yogyakarta, Rabu (24/4/2019).

Ma'ruf mengatakan, seharusnya MUI tidak mengurusi masalah Pilpres sampai pada hal teknis, seperti meminta Cawapres mengundurkan diri.

"Itu enggak boleh MUI [ikut] campur soal teknis," kata mantan Rais 'Aam Syuriah Nahdlatul Ulama itu.

Dalam surat terbuka berkop MUI kota Sorong bernomor 060/A/MUI-KS/IV/1440H dan ditandatangani Ketua MUI Kota Sorong Abd Manan Fakaubun itu isinya sebagai berikut:

Kepada Yth:

Prof Dr. KH. Ma'ruf Amin

Bismillah...

Mengamati perkembangan hasil Pemilu dan khususnya pilihan presiden yang mempertontonkan kecurangan, intimidasi, penghilangan serta pengrusakan kota dan surat suara yang terjadi merata di seluruh Indonesia, maka kami dengan kerendahan hati ingin mengingatkan kepada Bapak Kiai yang mulia agar:

1. Sebagai ulama dan tokoh umat, kami mohon agar Bapak mengambil sikap atas kezholiman yang dibuat oleh Tim 01, dengan berbagai macam bentuk kecurangan tersebut. Kalau tidak, kami sangat khawatir datangnya murka Allah bagi rakyat Indonesia

2. Lanjutnya, kalaupun Bapak Jokowi bersama Bapak Kiai menang dalam perhelatan ini, haruskah dengan cara-cara curang yang tidak bermartabat dan sangat bertentangan dengan syariat Islam.

3. Untuk menghindari dosa yang lebih besar, maka, sebaiknya Bapak Kiai yang terhormat mengundurkan diri sebagai bentuk jiwa ksatria seorang muslim sejati, jangan ikut dengan orang lain. Karena kata Nabi SAW sebagaimana hadits yang sering Bapak sampaikan bahwa, “Barang siapa yang mengikuti suatu kaum, maka dia sama dengan kaum itu". Kami tidak rela bila bapak akan digolongkan dengan mereka pelaku kecurangan tersebut.

4. Bila bapak mundur tolong ajak juga TGB, YM, YIM, kami sayang bapak ustadz yang mulia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Politik
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto