Menuju konten utama

Dilma Rousseff: Jangan Harap Saya Diam Seperti Pengecut!

Presiden Brazil yang diberhentikan sementara, Dilma Rousseff, menyatakan tak akan diam seperti seorang pengecut dan akan terus membela diri dari tuduhan-tuduhan lawan politiknya di pemerintahan. Kata-kata tegas itu keluar dari mulut Roussef saat sidang pemakzulan dirinya digelar pada Senin (29/8/2016).

Dilma Rousseff: Jangan Harap Saya Diam Seperti Pengecut!
Presiden Brazil tertangguhkan Dilma Rousseff (ka) menyimak Ricardo Lewandowski (ki) Presiden Mahkamah Agung Brazil, dalam sesi terakhir debat dan pengumpulan suara tentang sidang pemakzulan Rousseff di Brasilia, Brazil, Senin (29/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino.

tirto.id - Presiden Brazil yang diberhentikan sementara, Dilma Rousseff, menyatakan tak akan diam seperti seorang pengecut dan akan terus membela diri dari tuduhan-tuduhan lawan politiknya di pemerintahan. Kata-kata tegas itu keluar dari mulut Roussef saat sidang pemakzulan dirinya digelar pada Senin (29/8/2016).

"Tolak pemakzulan, pilihlah demokrasi.. Di masa lalu kudeta dilakukan dengan senjata, hari ini bermodalkan retorika legal. Mereka ingin menghancurkan demokrasi dan melanggar hukum," kata presiden perempuan Brazil sekaligus pemimpin sayap kiri berusia 68 tahun itu saat membela diri di hadapan para senator yang ingin melengserkannya.

Dalam video yang berasal dari Brazilian Senate TV dan diunggah The New York Times, Roussef menempatkan diri sebagai seorang pejuang demokrasi dengan berkata bahwa dirinya tak akan mengingkari apa yang ia percaya atau berbuat sesuatu yang berlawanan dengan keinginan orang-orang yang telah memilihnya. Atas kasus yang menimpanya itu pula ia menjadi semakin dekat dengan para pendukungnya.

Ia menerima kritik dari siapapun sebab merasa dirinya tak mungkin sempurna. “Di antara kesalahan-kesalahan saya itu, saya pastikan tak ada niat untuk tak setia atau menjadi seorang pengecut. Atas kesadaran saya sendiri atas apa yang telah saya lakukan selaku presiden negara ini, hari ini saya berdiri di sini, di depan orang-orang yang akan membuat keputusan atas masa depan saya,” kata Roussef.

Roussef lalu kembali membela diri bahwa ia tak melakukan segala tindak kejahatan yang membuatnya berada dalam posisi sekarang ini. Sejak beberapa bulan sebelumnya, titik awal kasus Roussef berawal dari tuduhan bahwa dirinya mengambil pinjaman ilegal untuk menutupi kekurangan anggaran.

Rakyat Brazil marah sebab di masa pemerintahannya juga Brazil jatuh ke dalam resesi terburuk dalam sejarah. Dunia politik lumpuh, dan muncul skandal korupsi besar yang terpusat di perusahaan minyak negara Petrobas. Situasinya makin pelik sebab selama bulan Agustus kemarin Brazil menjadi tuan rumah Olimpiade dan borok di tubuh pemerintahan Brazil itu membuat gelombang penolakan Olimpiade makin kencang.

Telegraph mengabarkan jika mayoritas anggota senat yang berjumlah 54 suara atau kurang lebih dua per tiga-nya akan mewujudkan aksi pemakzulan tersebut. Survey terkini memperlihatkan bahwa lebih dari 50 anggota senat telah menyatakan diri akan memecat Rousseff. Kondisi ini serupa dengan hasil pemilihan sebelumnya di mana anggota senat yang setuju pemakzulan dengan yang tidak berjumlah 59 banding 21.

Sementara itu di luar gedung senat para pendukung Rousseff mengadakan aksi damai dan membentangkan poster maupun spanduk dukungan. Menurut Aljazeera, mereka rata-rata terdiri dari golongan pekerja yang selama ini memang menjadi basis pendukung terbesar Rousseff.

Pidato pembelaan Rousseff disambut dengan tepuk tangan meriah dan mereka bersorak “Dilma, pahlawan rakyat Brazil!”, dan “Dilma, kembalilah!”.

Baca juga artikel terkait PEMAKZULAN PRESIDEN atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hard news
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan