Menuju konten utama

Dikeluhkan Jokowi, Impor Bahan Baku Obat 2020 Capai USD 4,89 Miliar

Selama pandemi COVID-19 atau Januari-September 2020, Indonesia sudah menghabiskan 4,89 miliar dolar AS untuk impor bahan baku obat-obatan

Dikeluhkan Jokowi, Impor Bahan Baku Obat 2020 Capai USD 4,89 Miliar
Ilustrasi Obat-obatan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengeluhkan tingginya impor bahan baku obat-obatan di Indonesia. Selama pandemi COVID-19 atau Januari-September 2020, Indonesia sudah menghabiskan 4,89 miliar dolar AS. Angka itu setara Rp73,41 triliun dengan asumsi kurs Rp15.000/dolar AS.

Angka ini merupakan gabungan dari impor HS 28 (bahan kimia anorganik) dan HS 29 bahan kimia organic yang masing-masing adalah 1,14 miliar dolar AS dan 3,74 miliar dolar AS.

Jika ditambah HS 30 produk farmasi, maka impor farmasi RI melonjak menjadi 5,75 miliar dolar AS. Selama Januari-September 2020, Indonesia telah mengimpor 858,28 juta dolar AS.

Secara keseluruhan impor farmasi RI selama Januari-September 2020 masih lebih rendah dari posisi 2019. Di periode yang sama tahun 2019, impor Indonesia untuk HS 28, 29, dan 30 sempat menyentuh 6,57 miliar dolar AS.

Penurunan impor ini terjadi seiring dengan meluasnya kasus COVID-19 yang diderita oleh banyak negara. Selama Januari-April 2020, pasokan bahan baku obat terutama HS 29 masih sanggup menyentuh 500 juta dolar AS.

Angka ini kemudian turun menjadi hampir separuhnya mulaI Mei 2020 menjadi hanya 298 juta dolar AS. Hingga September 2020, impor HS 29 bertengger di kisaran 390 juta dolar AS. Angka itu lebih rendah dari tahun 2019 yang berkisar 480-500 juta dolar AS.

Hal yang sama juga menimpa impor bahan baku kimia anorganik (HS 28). Sejak Januari 2020, nilai impornya per bulan berkurang hingga 30 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 kecuali Juni 2020.

Sebaliknya impor produk farmasi RI mengalami kenaikan. Selama Januari-September 2020 impor HS 30 mencapai 858 juta dolar AS naik dari periode yang sama di tahun 2019 senilai 678 juta dolar AS.

Menurut Jokowi derasnya impor ini perlu segera diatasi berhubung 90 persen kebutuhan farmasi RI dipasok dari luar negeri seperti Cina dan India. Jokowi menegaskan kemandirian Indonesia dalam obat-obatan harus menjadi prioritas.

"Padahal negara kita sangat kaya dengan keragaman hayati, baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik," kata Jokowi saat memberikan sambutan Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia tahun 2020 secara daring, Kamis (5/11/2020).

Baca juga artikel terkait BAHAN BAKU OBAT atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan