Menuju konten utama

Didera Rugi Kurs Rp7,8 Triliun, Laba PLN Anjlok 96,3%

Laba bersih PLN turun tajam menjadi hanya Rp273,059 miliar pada semester I-2020.

Pekerja melakukan perawatan jaringan listrik untuk rumah tangga di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (13/7/2020). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.

tirto.id - PT PLN (Persero) mencatat laba bersih Rp273,059 miliar pada semester I-2020. Capaian itu berarti anjlok hingga 96,3% dibandingkan laba bersih pada semester I-2019 yang mencapai Rp7,350 triliun.

Anjloknya laba bersih PLN terutama disebabkan karena rugi kurs yang mencapai Rp7,797 triliun pada semester I-2020. Pada periode yang sama tahun lalu, PLN mencatat keuntungan kurs hingga Rp5,037 triliun.

Demikian laporan keuangan PLN semester I-2020, yang dipublikasikan Rabu (29/7/2020).

Hingga semester I-2020, PLN sebenarnya mencatat kenaikan pendapatan usaha menjadi Rp139,777 triliun, dibandingkan Rp137,525 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan usaha ditopang oleh kenaikan penjualan tenaga listrik menjadi Rp135,412 triliun, dari Rp133,453 triliun (yoy). Sementara untuk penyambungan pelanggan mengalami penurunan dari Rp3,069 triliun pada semester I-2019 menjadi Rp2,966 triliun pada semester I-2020.

Agung Murdifi, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN mengatakan, peningkatan penjualan listrik didukung oleh pertumbuhan jumlah pelanggan. Hingga akhir Juni 2020 telah mencapai 77,19 juta atau bertambah sebanyak 3,59 juta pelanggan dari posisi akhir Juni 2019 sebesar 73,6 juta pelanggan.

Dari jumlah beban usaha PLN sebenarnya sudah mengalami penurunan dari Rp152,509 triliun menjadi Rp149,920 triliun (yoy). Dari jumlah itu, biaya penggunaan bahan bakar dan pelumas memberikan kontribusi terbesar yakni turun dari Rp66,308 triliun menjadi Rp56,060 triliun (yoy). Biaya kepegawaian juga berhasil ditekan dari Rp12,625 triliun menjadi Rp10,138 triliun (yoy). Namun, ada peningkatan dari sisi pembelian tenaga listrik dari Rp41,436 triliun menjadi Rp49,957 triliun (yoy).

EBITDA perusahaan semester 1 tahun 2020 senilai Rp35,29 triliun dengan EBITDA Margin sebesar 21,4%.

Untuk meringankan beban kelompok masyarakat yang paling terdampak, Pemerintah memberikan stimulus dalam bentuk keringanan biaya listrik kepada pelanggan PLN daya 450 VA dan 900VA bersubsidi. Program pembebasan tagihan dan keringan pembayaran tersebut dimaksudkan untuk melindungi masyarakat yang paling terdampak pandemi. Sesuai dengan surat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui surat No.707/26/DJL.3/2020 tanggal 31 Maret 2020.

Sementara itu, untuk pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan sampai dengan Juni 2020, PLN telah menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 1.285,2 Mega Watt (MW), jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kilometer sirkuit (kms), dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).

Baca juga artikel terkait PLN atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara