Menuju konten utama

Di Temanggung, Warga Penolak Imunisasi Tersebar di 42 Desa

Sejumlah warga Temanggung, Jawa Tengah, yang masih menolak program imunisasi anak, tersebar di 42 desa.

Di Temanggung, Warga Penolak Imunisasi Tersebar di 42 Desa
Ilustrasi imunisasi bayi. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Dinas Kesehatan Temanggung, Jawa Tengah mencatat hingga kini masih terdapat warga di daerah tersebut yang menolak program imunisasi anak.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dr Suparjo mengatakan sejumlah warga yang menolak imunisasi itu tersebar di 42 desa di daerahnya.

"Kami terus berusaha agar semua balita di Kabupaten Temanggung ini bisa mendapatkan imunisasi lengkap," kata Suparjo di Temanggung, Kamis (2/1/2020) seperti dikutip Antara.

Menurut Suparjo, tidak semua warga di 42 desa itu menolak imunisasi. Jumlahnya juga tidak banyak di setiap desa, hanya dua hingga tiga warga.

"Warga yang menolak untuk imunisasi pun juga berganti-ganti, misalnya warga A pada tahun ini menolak untuk imunisasi, namun di tahun berikutnya tidak menolak lagi karena sudah tidak punya bayi lagi," kata dia.

Selain warga di sejumlah desa tersebut, Suparjo menambahkan, sempat ada dua sekolah di Temanggung yang menolak imunisasi lanjutan, pada tahun 2018.

Suparjo menyampaikan penolakan imunisasi ini karena warga dan pihak sekolah menganggap bahwa vaksin yang digunakan untuk imunisasi ini tidak halal. Padahal, kata dia, vaksin produksi Indonesia telah dinyatakan halal.

"Mereka menolak imunisasi karena terpengaruh dengan omongan orang, kalau vaksin yang digunakan itu haram dan ada juga yang terpengaruh kalau madu itu juga sudah sama dengan imunisasi," ujar Suparjo.

"Untuk saat ini dua sekolah itu sudah mau menerima imunisasi untuk siswanya," tambah dia.

Suparjo menerangkan, Dinas Kesehatan Temanggung bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kanwil Kemenag, tokoh agama dan masyarakat setempat juga telah melihat langsung proses produksi vaksin di Bandung. Kegiatan ini untuk memastikan bahwa vaksin untuk imunisasi halal.

"Ulama juga kita ajak ke Bandung, untuk melihat langsung proses produksi vaksin," kata Suparjo.

Sementara itu, Ayun Sriatmi dari Pusat Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Undip membenarkan masih ada beberapa warga yang menolak imunisasi.

Menurut dia, kasus tersebut tidak hanya terjadi di Kabupaten Temanggung saja, tapi juga terjadi di sejumlah kabupaten dan kota lain di Jawa Tengah.

"Ada yang menolak untuk imunisasi dan ada juga yang tidak lengkap imunisasinya. Hal ini juga berpengaruh terhadap kemampuan vaksin dalam membentuk antibodi," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada 2018 lalu, sekitar kurang dari 12 persen anak usia 0-11 bulan di Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Anak-anak itu tersebar di hampir seluruh daerah. Tetapi proporsi terbesarnya di Indonesia bagian Timur.

Baca juga artikel terkait IMUNISASI

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Addi M Idhom