Menuju konten utama

Di Facebook, Sandiaga Paling Aktif & Postingan Jokowi Paling Laku

Unggahan Jokowi menuai banyak interaksi karena dia "menjual" foto keluarga.

Di Facebook, Sandiaga Paling Aktif & Postingan Jokowi Paling Laku
Header Periksa Data Performa Kandidat Capres dan Cawapres di Facebook. tirto.id/Sabit

tirto.id - Jokowi mengunggah video yang ditujukan untuk ibunya pada Desember 2018. Dalam video tersebut, Jokowi minta maaf karena tidak sowan dan sungkem pada Hari Ibu, 22 Desember. Unggahan tersebut disaksikan oleh 1,6 juta orang dan mendapat 309 ribu reaksi serta komentar. Respons yang muncul beragam, ada yang menanggapi secara positif, ada pula yang bernada negatif.

Studi yang dilakukan Peter Verweiji berjudul Twitter Links Between Politicans and Journalists menyebutkan bahwa terdapat dua perspektif fungsi media sosial. Pertama ialah media sosial sebagai penyebar informasi dan kedua sebagai pembentuk hubungan. Twitter merupakan media sosial dengan perspektif pertama, sedangkan Facebook punya karakteristik yang kedua.

Di Facebook, kandidat capres dan cawapres berinteraksi lewat fanpage Facebook. Tirto menganalisis fanpage para kandidat Capres dan Cawapres untuk mengetahui bagaimana aktivitas, interaksi, hingga popularitas mereka. Demi menjamin kredibilitas data, kami hanya menganalisis fanpage yang terverifikasi, sehingga Ma’ruf Amin tidak disertakan dalam kalkulasi karena tidak memiliki akun yang terverifikasi.

Facebook Page Prabowo Subianto sudah dibuat sejak 15 Juli 2008. Sandiaga Uno menyusul tak lama setelahnya pada 1 April 2009, sementara Facebook Page Joko Widodo dengan nama Presiden Joko Widodo baru ada sejak 11 Mei 2015, tak lama setelah ia menjabat presiden.

Sebelum bernama Presiden Joko Widodo, fanpage Jokowi sempat bernama Presiden ID ketika dibuat pada 2015. Laman tersebut berganti nama pada 12 Mei 2015. Menariknya, Fanpage Jokowi dikelola oleh sebelas orang, sepuluh berlokasi di Indonesia dan 1 berlokasi di Brazil. Fanpage Prabowo dan Sandiaga tidak pernah berganti nama. Sementara itu, fanpage Prabowo dan Sandiaga dikelola oleh masing-masing 12 orang dan 18 orang yang berlokasi di Indonesia.

Prabowo memiliki fanpage dengan pengikut terbanyak. Per Maret 2019, jumlah pengikutnya sekitar 9,7 juta orang. Bertambah sekitar 48 ribu orang dari September 2018. Berbeda sekitar 789 ribu orang, Jokowi memiliki pengikut sebanyak 8,9 juta. Pengikut Jokowi bertambah cukup signifikan selama 6 bulan ke belakang, yakni 326 ribu orang. Sandiaga memiliki pengikut yang jauh lebih sedikit, yakni 1,4 juta orang. Meski demikian, pertumbuhannya paling signifikan, yakni 359 ribu orang.

Infografik Periksa Data Performa Capres dan Cawapres Rev

Infografik Periksa Data Performa Capres dan Cawapres. tirto.id/Sabit

Sandi Paling Aktif

Dilihat dari jumlah posting, Sandiaga merupakan yang paling aktif. Postingan Sandiaga perlahan meningkat dari September dan memuncak di Desember 2018. Beberapa postingan pada bulan Desember diantaranya membahas hari ibu, reuni 212, dan kunjungannya ke Purwareja, Jawa Tengah. Postingan tersebut perlahan menurun hingga Maret 2019, seperti halnya kandidat lain yang juga mengalami penurunan frekuensi posting dari Februari 2019 ke Maret 2019.

Infografik Periksa Data Performa Capres dan Cawapres

Infografik Periksa Data Performa Kandidat Capres dan Cawapres di Facebook

Postingan Bersama Keluarga Laku Keras

Menariknya, jumlah posting tidak semerta-merta mempengaruhi interaksi. Selama enam bulan ke belakang, Jokowi memiliki jumlah interaksi paling tinggi, yakni 20,85 juta. Padahal ritme postingannya cenderung datar. Sandiaga berada di posisi kedua dengan 16,86 juta interaksi dan Prabowo dengan 4,85 juta interaksi. Interaksi yang dimaksud merupakan akumulasi jumlah postingan yang disukai, dikomentari, dan disebarluaskan.

Infografik Periksa Data Performa Capres dan Cawapres

Infografik Periksa Data Performa Kandidat Capres dan Cawapres di Facebook

Interaksi ketiga calon sangat dinamis. Jokowi misalnya mencapai puncak interaksi pada Oktober dan Desember 2018. Peningkatan interaksi itu terjadi ketika Jokowi memajang foto bersama Iriana pada Oktober 2018 dan unggahan sungkem kepada ibunya pada Desember 2018.

Sementara interaksi Sandiaga memuncak pada Januari 2019 ketika ia mengunggah foto bersama Prabowo dengan keterangan bahwa ia tidak akan lelah memperjuangkan harapan rakyat. Selain itu, beberapa postingan Sandiaga dengan interaksi tinggi adalah video berdoa dengan istri dan foto kunjungan bersama istrinya.

Prabowo sendiri mengalami puncak interaksi pada Februari 2019, ketika mengunggah kunjungan ke Sumatera Utara. Selain itu, interaksi tinggi diperoleh ketika Prabowo mengunggah kunjungan ke Temanggung, Jawa Tengah.

Media Non-Arustama Sebut Kandidat Berkali-kali

Selain menganalisis fanpage, Tirto juga membandingkan bagaimana popularitas kandidat pada Fanpage media online. Kami melihat seberapa banyak media online menyebut nama kandidat lewat unggahan Facebook. Pemantauan dimulai dari masa kampanye 23 September 2018 hingga 12 Maret 2019 dengan media yang terdaftar di Dewan Pers dan dipantau secara online oleh Crowdtangle.

Infografik Periksa Data Performa Capres dan Cawapres

Infografik Periksa Data Performa Kandidat Capres dan Cawapres di Facebook

Tabel berikut merupakan tiga media teratas yang paling banyak menyebut nama kandidat. Jokowi paling banyak disorot karena ia petahana. Daftar media yang ditemukan juga wajar karena mereka cenderung membagikan flash news dengan intensitas tinggi.

Selain melihat media yang terdaftar di Dewan Pers, ditemukan juga fanpage seperti Seword, Nusanews, dan Postmetro yang cukup intens membagikan konten mengenai kandidat capres dan cawapres. Jokowi, misalnya, diposting oleh Nusanews sebanyak 4.609 kali dan Seword sebanyak 3.786 kali selama masa kampanye. Sementara Prabowo disebut Seword sebanyak 3.733 kali dan Postmetro sebanyak 3.033 kali. Jumlah yang cukup banyak dibanding postingan dari media yang terverifikasi Dewan Pers.

Saat ini, jika kita mengunjungi portal Postmetro.info seperti yang tertera di fanpage-nya, kita akan teralihkan ke portal Gelora.co. Portal ini menyatakan bahwa situs mereka mengutip berita dari media lokal dan nasional. Mereka juga memuat fakta dan opini di situsnya. Meski demikian, Gelora.co sama sekali tidak menyatakan afiliasi dengan Postmetro di identitasnya.

Tirto juga pernah mengulas mengenai Postmetro dan Seword. Kedua portal ini diilustrasikan kerap memuat berita palsu, pencitraan, dan opini lepas yang cenderung memoles citra kandidat tertentu.

Salah satu postingan Seword yang viral adalah cuplikan video debat kedua Capres pada 17 Februari 2019. Unggahan tersebut mengomentari kandidat capres dengan komentar negatif. Postingan ini dilihat sebanyak 382 ribu kali dan mendapat 3,5 ribu komentar.

Sulit melepaskan asumsi mengenai ketiga media tersebut jika mereka kerap posting mengenai kandidat capres dan cawapres secara masif. Apalagi jika postingan tersebut menyerang kandidat secara pribadi.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Politik
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Maulida Sri Handayani