Menuju konten utama

Di Balik Rumitnya Penentuan Skala Prioritas Tes Swab COVID-19

Hasil tes swab selama ini cenderung memakan waktu lama, lebih dari 7 hari, bahkan dua kali lipatnya. Lalu apa mungkin tes swab ini diprioritaskan bagi mereka yang butuh penanganan cepat?

Di Balik Rumitnya Penentuan Skala Prioritas Tes Swab COVID-19
Petugas mengambil sampel cairan dari hidung dan tenggorokan warga saat mengikuti swab tes di RS Pertamina Jaya, Jakarta, Selasa (5/5/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Komedian Soleh Solihun sempat menyinggung prioritas hasil tes swab COVID-19 dalam cuitannya di Twitter. Bagi orang dengan gejala berat dan butuh penanganan cepat, kata Soleh, seharusnya didahulukan dalam skala prioritas tes swab.

Soleh mengalami sendiri betapa prosedur tes COVID-19 masih terlalu bertele-tele. Semuanya berawal pada 11 April 2020 saat ia sempat dirawat di rumah sakit.

Sebelum diopname, Soleh menjalani berbagai pengujian mulai dari tes cepat (rapid test) hingga rontgen paru-paru, dua tes itu menunjukkan Soleh nihil gejala COVID-19, tapi ia didiagnosis mengalami demam berdarah.

Tiga hari berselang, Soleh kembali menjalani rontgen dan hasilnya flek di paru-parunya semakin banyak, dia mengakui sejak awal paru-parunya memang sudah terdeteksi bermasalah karena perokok pasif. Akhirnya, Soleh dinyatakan berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan ditempatkan di ruang isolasi.

"Selama hasil [tes swab] belum keluar, saya diperlakukan seperti pasien COVID-19. Diberi obat chloroquin, diurus oleh suster dan dokter berpakaian APD [Alat Perlindungan Diri] lengkap," kata Soleh lewat akun Twitter-nya @Solehsolihun yang sudah dikonfirmasi reporter Tirto, Selasa (5/5/2020).

Karena bukan rumah sakit rujukan COVID-19, maka Soleh harus didaftarkan untuk tes swab ke dinas kesehatan. Akhirnya, Soleh dijadwalkan untuk tes swab pada 20 April 2020. Beruntung, karena punya kenalan di Puskesmas, Soleh bisa mengikuti tes swab lebih dahulu yakni 15 April, "Itu pun setelah bernegosiasi dengan RS," kata Soleh.

"Karena RS terletak di kota berbeda dengan puskesmas kenalan saya."

Pada 18 April, hasil rontgen paru-paru keluar dan hasilnya lebih baik sehingga Soleh dibolehkan pulang. Namun, karena hasil tes swab belum keluar maka dia harus isolasi mandiri di rumah.

Hasil tes swab baru keluar seminggu setelah sampel diambil, dan Soleh dinyatakan negatif COVID-19. Hasil ini keluar lebih cepat dari perkiraan, yakni 14 hari.

Untuk tes swab kedua, Soleh melakukannya di laboratorium Kimia Farma. "Mereka menawarkan jasa swab test dengan hasil cepat dan pengambilan tes di ruangan yang terpisah dengan pasien umum," kata Soleh.

"Ternyata, swab test bisa selesai dalam 3 hari! Memang, harganya lebih mahal dari tes Dinkes, tapi ini menunjukkan bahwa sebenarnya swab test bisa keluar hasilnya dalam 3 hari!" lanjut dia.

Berkaca dari pengalamannya itu, Soleh menilai hasil tes swab COVID-19 sebenarnya bisa lebih cepat keluar. Dia pun berharap agar ke depan hasil tes swab bisa didahulukan bagi mereka yang memang membutuhkan penanganan segera.

"Harusnya buat pasien opname pun bisa keluar cepat dong hasil swab test-nya, kalo memang didahulukan," ujarnya.