Menuju konten utama

Di Balik Panggung Debat Putaran Kedua Pilgub Jatim 2018

Para pendukung masing-masing paslon saling serang dengan yel-yel kampanye.

Di Balik Panggung Debat Putaran Kedua Pilgub Jatim 2018
Para pendukung Gus Ipul-Puti di depan Dyandra Convention Hall. tirto.id/Tony Firman

tirto.id - Debat Publik Kedua Pilgub Jatim 2018 baru saja terselenggara pada Selasa (8/5) malam kemarin di Dyandra Convention Hall, Jalan Basuki Rahmad, Surabaya.

Panitia sudah melakukan gladi bersih sejak pukul 13.00 WIB. Ratusan aparat gabungan dari Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya diterjunkan di lokasi. Para aparat membentuk barisan dan menggelar apel pengamanan sekitar pukul 15.45 sore.

Pasangan calon (paslon) Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dijadwalkan tiba di lokasi pada pukul 18.45. Sedangkan paslon Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno datang lebih dahulu pada pukul 18.30.

Namun sampai pada jam yang disepakati, kedua paslon belum juga muncul di area gedung. Massa pendukung Gus Ipul-Puti mulai memadati depan Dyandra Convention Hall pukul 18.00. Arus lalu lintas Jalan Basuki Rahmad tersendat karena dipadati massa pendukung. Aparat kepolisian berjaga-jaga membentuk barikade, mengamankan garis depan agar massa pendukung tidak mudah masuk.

Pengamanan dari gabungan Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya kali ini diperketat. Bila pada debat pertama para massa pendukung bisa masuk sampai ke halaman dalam, kini massa tertahan di sepanjang Jalan Basuki Rahmad saja. Hanya pendukung paslon yang membawa undangan yang diperbolehkan masuk sampai mengikuti acara.

Dukungan di luar gedung terlihat meriah. Musik jalanan tersaji melecuti semangat para simpatisan pendukung. Bendera berlogo PDIP dan bergambar Gus Ipul-Puti dikibarkan massa. Agus, pengurus ranting PDIP Pucangsewu Surabaya memperkirakan bakal ada 1.000 orang yang datang memadati jalan. Sulit memastikan jumlah pasti para peserta. Pasalnya semua diklaim kompak datang secara individu, tidak rombongan.

Sementara para pendukung Gus Ipul-Puti yang memiliki undangan dan berhasil masuk tampak didominasi memakai kaos hitam putih bernomor punggung dua sebagai nomor urut paslon.

Berbeda dengan massa pendukung Gus Ipul-Puti yang mudah dikenali karena memakai atribut partai dan mencolok, para massa pendukung pasangan Khofifah-Emil tidak banyak memakai atribut partai. Mereka mayoritas berpakaian batik dan berpeci hitam. Hanya beberapa saja yang memakai kaos atribut kampanye.

Baru sekitar pukul 19.00 pasangan Gus Ipul-Puti memasuki area gedung dengan didampingi tim ahli. Mereka langsung berjalan memasuki ruangan tim paslon. Pasangan Khofifah-Emil menyusul tiba sekitar pukul 19.15.

Sampai pukul 19.30 ketika acara debat publik kedua dimulai, kursi dari masing-masing pendukung paslon masih belum terisi penuh. Deretan kursi tamu undangan di bagian tengah juga memperlihatkan banyak bangku kosong.

Semangat dari Pendukung

Debat Pilgub Jatim 2018 kali ini mengusung tema Ekonomi dan Pembangunan. Bila pada debat pertama terutama dalam sesi debat terbuka antar kedua paslon berjalan panas dengan sanggahan dan hujani interupsi, maka pada debat kedua ini tidak tersaji penampilan serupa.

KPU Jawa Timur memang mengubah format debat terbuka dengan memberikan batas waktu. Pemandangan seru justru muncul di antara para pendukung masing-masing paslon. Jeda iklan di televisi selama lima menit menjadi ajang untuk saling serang dengan menggunakan yel-yel kampanye. Pemandu acara mengambil alih tugas Aiman Witjaksono dan Aviani Malik selaku moderator pada sesi iklan. Pada jeda iklan segmen pertama terdengar massa pendukung meneriakkan “Wes wayahe siti khofifah, Wes wayahe siti khofifah, Wes wayahe siti khofifah, Khofifah-Emil pilihan kita” sambil menghadap ke massa pendukung Gus Ipul-Puti.

Pendukung Gus Ipul-Puti kemudian dipersilahkan oleh pemandu acara untuk membalas. Shalawat Badar terdengar sebagai pembuka yel-yel. Disambung dengan “Gus Ipul, Mbak Puti menang. Gus Ipul Mbak Puti menang, Gus Ipul mbak Puti menang, kabeh sedulur kabeh makmur.”

Setelah riuh dengan yel-yel, beberapa orang dari masing-masing pendukung paslon saling teriak. Kubu pendukung paslon Khofifah-Emil kemudian kompak membalas dengan meneriaki kubu paslon Gus Ipul-Puti dengan kata “Ndeso” berulang kali.

Pemandu acara segera menginstruksikan kedua massa pendukung untuk tenang kembali duduk di kursi dan menjaga ketertiban. Pasalnya, di jeda setelah segmen pertama ini ada penyerahan simbolis berupa amplop dari perwakilan panelis kepada Ketua KPU sebagai bentuk independensi dan kerahasiaan pertanyaan yang telah disusun panelis.

Tim panelis berjumlah empat orang dan berlatarbelakang akademisi: Muhammad Hasan (Rektor dari Universitas Jember), Nuhfil Hanani (Guru Besar Universitas Brawijaya), Arif Hoetoro (Universitas Brawijaya Malang) dan Nurul Barizah (Wakil Dekan Fakultas Hukum Airlangga).

Di kursi VIP yang terletak di baris terdepan, Arumi Bachsin istri Emil Dardak dan Jalaludin, putra Khofifah Indar Parawangsa terlihat hadir. Keduanya duduk bersebelahan di sofa VIP.

Setiap jeda segmen, baik Arumi dan Jalaludin selalu ikut masuk ke ruang tim paslon di belakang panggung. Ruangan yang berisi tim ahli dari paslon ini tertutup. Pemandangan seperti itu tidak terjadi di pasangan Gus Ipul dan Puti. Ketika jeda, baik istri Gus Ipul dan suami Puti tidak tampak ikut masuk ke ruang tim paslon. Mereka tetap duduk manis di kursi VIP.

Wes wayahe budhe, wes wayahe budhe, wes wayahe budhe Khofifah” teriak para pendukung paslon nomor satu ketika jeda segmen datang. Memakai kata budhe boleh jadi sebagai pengganti istilah kampanye Gubernur Jawa Timur Soekarwo dahulu yang dipanggil Pakdhe Karwo. Pendukung paslon nomor dua tak mau kalah, mereka meneriakkan “kalah maneh” merujuk pada Khofifah yang sudah dua kali berturut-turut kalah di Pilgub Jatim.

Memasuki segmen kelima yang menyajikan arena debat terbuka, beberapa orang pendukung Gus Ipul-Puti masih meneriaki Emil ketika mulai berbicara mengajukan pertanyaan ke Puti. Aiman sempat mengingatkan para pendukung untuk tidak berkomentar ketika ada paslon sedang berbicara.

“Kita sepakat, kita setuju semua ya untuk tidak berkomentar?” kata Aiman kepada semua penonton. Lalu, Puti baru dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Emil. Sesi jeda terakhir, yel-yel dari para pendukung makin kencang. Ketika pendukung Gus Ipul-Puti meneriakkan “Gus Ipul Mbak Puti menang kabeh sedulu kabeh makmur” pendukung Khofifah–Emil langsung menimpali “kabeh ajur!"

Infografik Profil Paslon Pilgub Jatim 2018

Setelah Debat Berakhir

Masing-masing paslon tidak langsung meninggalkan area Dyandra Convention Hall setelah debat berakhir. Mereka menyempatkan diri bertemu awak media.

Pasangan Gus Ipul-Puti yang keluar lebih dahulu mengatakan bahwa banyak dari detail program seperti investasi dan program-program unggulan lainnya belum dapat dijelaskan secara detail karena terkendala waktu ketika debat berlangsung.

“Saya dan Gus Ipul saya sepakat menjelaskan masalah investasi yang juga memperkuat lapangan kerja. Ini yang tidak sempat kami sampaikan bahwa kami paham untuk bicara komprehensif tetapi terkendala waktu,” ujar Puti.

Sedangkan Khofifah yang didampingi Emil, Arumi dan Jalal membuka pembicaraan dengan menjelaskan makna pakaian yang ia kenakan untuk debat.

“Debat kita temanya adalah ekonomi dan pembangunan. Izinkan saya menyampaikan, saya menggunakan batik Madura. Kerudung saya warna orange ini adalah warna penurunan ketimpangan. Betapa sesungguhnya PR yang harus kita selesaikan di Jatim adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus diiringi pemerataan pembangunan,” tutur Khofifah.

Emil ambil bagian ketika terdapat awak media yang menanyakan perihal pembangunan infrastruktur dan konflik agraria.

"Nah, kembali artinya kalau bicara ekses-ekses negatif, sebenarnya semua sudah ada aturannya lewat Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Sehingga hampir dapat dipastikan project yang benar-benar memiliki dampak lingkungan negatif tidak akan mudah lolos. Nah kalo ada sengketa-sengketa konflik saya rasa itu perlu kita bahas spesifik satu persatu, kita perlu forum yg spesifik,” ujar Emil seraya menutup sesi konferensi pers.

Berakhirnya acara debat publik kedua juga menyisakan banyak sekali sampah yang ditinggalkan para massa pendukung di jalan. Sampah didominasi botol air kemasan, kardus dan kotak makanan. Sampai pukul 23.00 belum tampak ada petugas kebersihan yang menyapu bahu Jalan Basuki Rachmad. Sampah makin berserakan dan menyebar karena kendaraan bermotor juga masih lalu lalang melintas.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILGUB JATIM 2018 atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Politik
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Windu Jusuf