Menuju konten utama

Di Balik "Kwaussie" yang Jadi Kata Terpopuler Australia Tahun Ini

Kata “kwaussie” merujuk pada seseorang yang punya kewarganegaraan ganda Australia dan Selandia Baru

Di Balik
Wakil Perdana Menteri Australia, Barnaby Joyce. AAP/Lukas Coch via REUTERS

tirto.id - “Kwaussie” yang merupakan hibrida dari nama “Kiwi” dan “Aussie” kata yang paling populer di Australia tahun ini.

Istilah itu menjadi terkenal pada 2017 melalui warga negara yang memiliki kewarganegaraan ganda nasional dalam kisah politik, demikian kata Pusat Kamus Nasional Australia yang dilansir BBC.

Kata ini merujuk pada seseorang yang punya kewarganegaraan ganda Australia dan Selandia Baru, seperti yang terjadi pada Wakil Perdana Menteri Australia, Barnaby Joyce.

Joyce dikeluarkan dari jabatannya pada Oktober lalu karena menjadi seorang kwaussie.

Dia memenangkan kembali jabatannya dalam pemilihan lanjutan pada Sabtu (2/12/2017) setelah meninggalkan kewarganegaraan Selandia Baru-nya. Di bawah konstitusi Australia, politisi tidak bisa menjadi warga ganda.

"Kwaussie digunakan untuk menggambarkan tokoh kalangan atas yang menjadi korban dari krisis, Wakil Perdana Menteri dan Pemimpin Partai Nasional Barnaby Joyce," kata Dr Amanda Laugesen, Direktur Pusat Kamus Nasional Australia.

"Di masa-masa covfefe, fake news, dan tweetstorms, National Dictionary Centre Australia telah mencari kata-kata tahun ini yang menarik secara leksikal dan bagi warga Australia," tambahnya.

Meski dipopulerkan tokoh politik, kata tersebut juga bisa merujuk pada seorang Selandia Baru yang tinggal di Australia, atau orang keturunan Australia dan Selandia Baru, kata Laugesen.

Persaingan yang bersahabat antara Australia dan Selandia Baru sering menyebabkan perdebatan kecil atas klaim terhadap warga negara yang terkenal.

Adapun sejumlah tokoh-tokoh kwaussies terkenal, sebagai berikut.

Russell Crowe. Penggunaan kwaussie pertama kali ditemukan pada profil aktor kelahiran Selandia Baru tahun 2002, penduduk lama Australia, kata Laugesen.

Keith Urban. Bintang musik country ini lahir di Selandia Baru namun sukses di Australia, sebelum membuatnya menjadi bintang di Nashville.

Jane Campion. Sutradara pemenang penghargaan The Piano dan Top of the Lake yang terlahir di Selandia Baru namun belajar di Australia, tempat dia juga telah menemukan kesuksesannya.

Barnaby Joyce. Wakil perdana menteri Australia ini didiskualifikasi dari jabatannya setelah sebuah pengadilan memutuskan dia adalah warga negara Selandia Baru secara turun-temurun.

Scott Ludlam. Seorang senator Australia yang kehilangan pekerjaannya pada bulan Juli, setelah mengungkapkan bahwa dia tidak pernah melepaskan kewarganegaraan Selandia Baru.

Dr Laugesen mengatakan kwaussie terutama digunakan di Australia dan di media sosial untuk merujuk pada Joyce dan Scott Ludlam.

Tahun lalu, istilah "democracy sasuage” dipilih sebagai kata terpopuler Australia untuk menghormati tradisi pemilihan lokal.

Pada bulan November, penerbit kamus Collins memilih ungkapan "fake news" sebagai Kata Tahun Ini.

Pusat Kamus Nasional Australia mengatakan bahwa kata-kata yang dicantumkan pada tahun 2017 mencerminkan banyak peristiwa yang membentuk lanskap politik, budaya dan sosial bangsa.

Kata-kata tersebut di antaranya sebagai berikut.

Makarrata: Upacara seremonial yang bertujuan untuk memulihkan perdamaian setelah perselisihan. istilah tersebut telah diusulkan sebagai nama alternatif untuk sebuah proses perjanjian.

Jumper punch: Sebuah pukulan yang disamarkan sebagai tindakan untuk meraih jumper lawan.

Postal survey: Sebuah survei yang dilakukan oleh pos; sebagian besar mengacu pada jajak pendapat non-militer Australia mengenai legalisasi pernikahan sesama jenis.

Robodebt: Referensi untuk skandal lokal yang memandang orang Australia bisa menimbulkan utang melalui program otomatis.

WAxit: Sebuah istilah untuk sebuah proposal - yang tidak mendapatkan banyak daya tarik - bagi Australia Barat untuk memisahkan diri dari negara tersebut.

Baca juga artikel terkait AUSTRALIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari