Menuju konten utama

Densus 88 Tangkap Lima Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah

PW ditangkap pada Sabtu (29/6/2019), sekitar pukul 06.12 WIB, di sebuah hotel Jalan Raya Kranggan, Jatiraden, Bekasi, Jawa Barat.

Densus 88 Tangkap Lima Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. ANTARA FOTO/Reno Esnir/ama.

tirto.id - Densus 88 Antiteror menangkap lima terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI), di Bekasi, Jawa Barat dan Ponorogo, Jawa Timur.

Salah satu yang ditangkap ialah Pemimpin JI Jawa Barat. “Pelaku berinisial PW, pimpinan atau amir JI, yang bermetamorfosa sejak tahun 2007,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (1/7/2019).

PW ditangkap pada Sabtu (29/6/2019), sekitar pukul 06.12 WIB, di sebuah hotel Jalan Raya Kranggan, Jatiraden, Bekasi, Jawa Barat.

Rekam jejak PW yakni pada tahun 2000-an ia terjun ke bidang intelijen, mengikuti pelatihan militer di Moro dan merupakan angkatan ketiga.

“Lalu dia aktif di JI, dia juga lulusan S1 Teknik Sipil di universitas ternama di Jawa,” sambung Dedi.

Secara intelektual dan kompetensi, PW dapat merakit bom, intelijen dan militer. Sehingga usai pembubaran JI pada tahun 2008, PW dibaiat menjadi pemimpin kelompok tersebut.

PW aktif dalam peristiwa terorisme di Indonesia seperti bom Bali, rangkaian bom Natal, bom di depan Kedutaan Besar Australia dan terlibat dalam peristiwa Poso pada tahun 2005-2007.

“PW memberi masukan kepada jaringannya yang ada di Poso yang kini menjadi kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), serta menyuplai senjata,” ucap Dedi.

Kerusuhan Poso, PW juga mendukung logistik dan operasional. Di tahun 2007 juga, lanjut Dedi, Densus 88 Antiteror menyita satu ton bahan peledak dan bom di Sukoharjo, Jawa Tengah.

PW memiliki beberapa nama lain, di antaranya Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif alias Ahmad Fauzi Utomo, selama memimpin JI.

Selama tahun 2013 hingga 2018, PW merekrut orang-orang untuk mengikuti program pelatihan militer di Syria. Ada enam kelompok yang diberangkatkan, Dedi menyatakan jumlah anggota yang direkrut masih dalam pendalaman petugas.

“Kelompok yang diberangkatkan itu kembali ke Indonesia pada Mei lalu dan mencoba menyusup ke jaringan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka sudah ditangkap,” tutur Dedi.

Para rekrutmen itu memiliki kemampuan intelijen, merakit bom dan mengoperasikan roket serta siber.

Selain itu, Densus 88 Antiteror meringkus istri PW yakni MY serta tangan kanannya yaitu BS. Mereka ditangkap berbarengan dengan PW.

“BS berperan sebagai penghubung amir dan orang yang direkrut, termasuk orang-orang yang dikirimkan ke Suriah. BS juga sebagai sopir PW,” kata Dedi.

Selanjutnya yang diringkus polisi ialah A, pada Minggu (30/6/2019), sekitar pukul 11.45 WIB, di Perumahan Griya Syariah, Blok G, Kelurahan Kebalen, Bekasi, Jawa Barat.

A merupakan orang yang berhasil direkrut oleh jaringan PW dan juga orang kepercayaan PW untuk menggerakkan jajaran JI di Indonesia.

Selanjutnya, Densus 88 Antiteror mencokok BT alias Haedar alias Feni alias Gani, Minggu (30/6/2019), sekitar pukul 14.15 WIB di daerah Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur. BT ialah penasihat PW dan penggerak jajaran JI Jawa Timur.

Dedi menyatakan keberadaan JI saat ini ialah memperkuat pondasi ekonomi, kemampuan individu melalui pelatihan untuk membangun khilafah di Indonesia. Kini polisi masih mendalami perkara tersebut.

Baca juga artikel terkait TERORISME atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari