Menuju konten utama

Demonstran HK Ramai-Ramai Tarik Uang Tunai untuk Kacaukan Ekonomi

Chan menyerukan gerakan menarik uang di bank secara massal untuk mengacaukan jalur finansial dan gerbang perekonomian ke Cina.

Demonstran HK Ramai-Ramai Tarik Uang Tunai untuk Kacaukan Ekonomi
Staf medis membawa poster saat piket mencela kebrutalan polisi yang terjadi dalam protes anti-pemerintah baru-baru ini di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Hong Kong, China, Selasa (13/8/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/cfo

tirto.id - Demonstran Hong Kong kembali melancarkan aksinya, kali ini mereka menyerukan untuk menarik uang di bank secara massal pada Jumat (16/8/2019). Gerakan ini diprakarsai oleh Andy Chan, Ketua Partai Hong Kong yang pro kemerdekaan.

Aljazeera mewartakan, Chan menyerukan gerakan tersebut untuk mengacaukan jalur finansial dan gerbang perekonomian ke Cina.

Namun, upaya tersebut nampaknya tidak berjalan sesuai rencana. Sebuah foto tersebar melalui aplikasi pesan instan Telgram menunjukkan para demonstran membawa segepok uang tunai dan mesin ATM yang kehabisan uang. Namun, tindakan tersebut tidak berhasil mengacaukan bank seperti yang diharapkan.

"Ini adalah pertama kalinya seorang pemimpin politik menggunakan sistem finansial untuk mencapai beberapa tujuan politik," kata Hong Chen, seorang profesor ekonomi di Universitas Hong Kong.

Chen menambahkan, meskipun begitu, seruan untuk mengosongkan bank tidak cukup untuk mendorong orang-orang mengantre di luar bank. Ia menyebut bahwa taktik ini cukup kreatif, tanpa kekerasan ataupun menyebabkan gangguan berarti.

Upaya penarikan ini juga disertai dengan rencana mengonversi uang mereka ke dolar AS untuk melindungi aset dan menunjukkan ke Cina bahwa wilayah semi-otonom tersebut bukan sekedar sapi perah, Business Insider melaporkan.

Gerakan ini dinamai "Cashout HKD to USD." Seorang mahasiswa Hong Kong mengatakan ia mengikuti gerakan tersebut bahkan sejak sehari sebelumnya, yaitu hari Kamis (15/8/2019). Ia telah menarik uang sebesar 70 juta dolar Hong Kong (9 juta dolar AS), baik dalam mata uang Hong Kong maupun dolar AS.

Lebih dari 400 demonstran melaporkan penarikan uang mereka dan di Telegram untuk gerakan ini telah memiliki 1,5 ribu anggota. Langkah ini diharapkan akan menyerang Cina dan pemimpin Hong Kong, Carrie Lam.

"Ini mungkin berhasil karena Carrie Lam dan PRC (People's Republic of China, nama resmi Cina) sangat peduli dengan ekonomi," kata seorang mahasiswa yang mengikuti gerakan ini.

Gerakan itu kata dia seperti yang dilakukan sebelumnya, meminta pemerintahan Hong Kong untuk melakukan lima hal, yaitu menghapus sepenuhnya RUU Ekstradisi, menarik sebutan "rusuh" kepada para demonstran, mencabut tuduhan kriminal bagi para demonstran, melakukan investigasi menyeluruh atas tindakan kekerasan ayng dilakukan kepolisian, membubarkan dewan legislatif saat ini yang pro Cina dan menerapkan hak pilih universal ganda (demokrasi berbasis rakyat).

Hong Kong merupakan jembatan ekonomi Cina ke seluruh dunia, namun ketika warga Hong Kong telah menyadari potensi mereka di kancah global bisa jadi hal tersebut tidak lagi demikian bagi Cina.

South China Morning Post mewartakan, sejauh ini masyarakat Hong Kong merasakan adanya beban yang tertinggal, sedangkan Cina mengalami pertumbuhan ekonomi dan standar kehidupan secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kemakmuran belum mengalir ke Hong Kong, sehingga mendorong adanya kesenjangan ekonomi serius.

Mereka yang terkena dampak paling besar adalah kelompok minoritas, pekerja bergaji rendah, dan perempuan yang mudah jatuh ke kemiskinan.

Baca juga artikel terkait DEMO HONG KONG atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Politik
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Ibnu Azis