Menuju konten utama

Demo Rompi Kuning, Menkeu Perancis: Malapetaka Bagi Perekonomian

Pengusaha ritel kehilangan sekitar 10 miliar euro akibat demonstrasi di Perancis.

Demo Rompi Kuning, Menkeu Perancis: Malapetaka Bagi Perekonomian
Polisi anti kerusuhan CRS menahan pengunjuk rasa, saat terjadi demo oleh pegawai perusahaan kereta milik negara SNCF dan pelajar, sebagai bagian dari mogok nasional, di Paris, Prancis, Selasa (3/4/2018). Antaranews/REUTERS/Gonzalo Fuentes

tirto.id - Demonstrasi "Rompi Kuning" terus berlanjut pada Sabtu 8 Desember lalu. Demonstrasi yang berujung rusuh itu menyebabkan kerugian yang mencapai jutaan dolar AS.

Mengutip Independent.co.uk, Senin (10/12/2018) Bruno Le Maire, menteri keuangan Perancis, mengatakan protes rompi kuning merupakan "malapetaka" bagi ekonomi Perancis.

"Ini adalah malapetaka bagi perdagangan, itu adalah malapetaka bagi perekonomian kita," kata Le Maire.

Protes rompi kuning disebut mengganggu musim belanja Natal, yang merupakan pukulan berat bagi sektor ritel Perancis.

Lalu berapa kerugian yang diderita Perancis?

Menurut laporan BBC, Minggu (9/12/2018), masih terlalu dini untuk menghitung biaya ekonomi atau kerugian akibat demonstrasi yang berujung rusuh ini.

Di kota Paris, sekitar 50 kendaraan dibakar oleh demonstran, lusinan toko dirusak dan beberapanya dijarah.

Pada hari Jumat (7/12/2018), federasi ritel Perancis mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pengecer kehilangan sekitar 1 miliar euro atau sekitar Rp16 triliun sejak protes pertama yang dimulai pada 17 November.

Sebelum protes terbaru pada Sabtu lalu, perdagangan dan transaksi di sejumlah restoran di Perancis turun antara 20 persen hingga 50 persen.

Sedangkan Francois Asselin, kepala konfederasi usaha kecil dan menengah, mengatakan kepada surat kabar Journal du Dimanche (dalam bahasa Perancis) bahwa keseluruhan protes rompi kuning dapat merugikan anggotanya 10 miliar euro.

Sejumlah toserba di Paris tutup karena protes rompi kuning. Ini menjadi pukulan berat bagi pengusaha toserba sebab puncak belanja terjadi pada akhir pekan.

Protes ini juga menimbulkan kekhawatiran karena dapat menyebabkan penurunan kunjungan pariwisata.

Tempat wisata populer seperti Menara Eiffel dan Museum Louvre terpaksa ditutup akibat protes rompi kuning.

Sementara Perancis merupakan negara dengan kunjungan wisata tertinggi di dunia pada 2016 dengan jumlah 82,6 juta pengunjung.

Mengutip Telegraph, Perancis menargetkan 90 juta kunjungan wisata pada 2018 dan 100 juta pada 2020.

Baca juga artikel terkait DEMO PERANCIS atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora