Menuju konten utama

Demo Hong Kong: Pria Terbakar Usai Berdebat Dengan Demonstran

Berdasarkan keterangan kepolisian investigasi yang dilakukan Biro Kriminal Komersil hingga saat ini sedang berlangsung.

Demo Hong Kong: Pria Terbakar Usai Berdebat Dengan Demonstran
Pengunjuk rasa pro demokrasi melindungi diri mereka dengan payung dari gas airmata saat bentrok dengan polisi di Hong Kong, China, Minggu (28/7/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su/djo/nz

tirto.id - Polisi Hong Kong melakukan investigasi kejadian yang menyebabkan seorang pria terbakar pada Senin (11/11/2019).

Video-video yang beredar menampilkan serangan-serangan brutal, dimulai saat seorang pria berkaus hijau berdebat dengan orang-orang di jembatan.

Lalu seorang pria bertopeng lewat sembari melemparkan cairan yang diduga mudah terbakar di atas pria itu dan membakarnya lalu melarikan diri.

Channel News Asia melaporkan, polisi menerima laporan pada Selasa (12/11/2019) pukul 13.00 waktu setempat soal perselisihan antara seorang pria dan kerumunan di jembatan distrik utara Ma On Shan.

Pria yang terbakar tersebut mengalami beberapa luka bakar dan dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis. Berdasarkan keterangan kepolisian investigasi yang dilakukan Biro Kriminal Komersil hingga saat ini sedang berlangsung.

Banyak spekulasi yang beredar perihal apa yang memicu kejadian tersebut. Namun, ada dugaan bahwa pria berkaus hijau mengkritik orang-orang yang bersimpati terhadap demo Hong Kong, dan banyak orang-orang memakinya.

Pada satu titik, terdengar bahwa pria tersebut meneriakkan, "tidak ada di antara kalian orang Cina," dan ditanggapi oleh banyak orang, "kami adalah Hong Kongers," disertai umpatan.

Orang-orang mulai meneriakinya, "kembali sana ke Wilayah Teluk Besar," sebutan untuk wilayah terdekat dari daratan Cina di seberang perbatasan Hong Kong.

Sebelumnya, seorang demonstran ditembak oleh polisi. Para pengunjuk rasa mengganggu transit sejak pukul 07.00 waktu setempat, sebagai bagian dari pemogokan umum selama sehari, dan sempat terjadi bentrok dengan polisi di beberapa lokasi, seperti melansir laman CNN.

Di Sai Wan Ho, distrik timur Hong Kong, seorang polisi lalu lintas menembak seorang demonstran di bagian perut.

Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis, namun sore harinya sudah kembali stabil.

Insiden penembakan tersebut memicu kemarahan massa, dan menambah beban kota dengan demonstrasi yang makin panjang dan brutal.

Perselisihan terus berlanjut sepanjang malam dan para demonstran menyerukan putaran unjuk rasa berikutnya pada keesokan harinya.

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengecam tindak kekerasan yang terjadi selama demonstrasi, merujuk pada 60 orang yang terluka, dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (11/11/2019) malam.

"Jika ada anggapan bahwa meningkatkan kekerasan akan membuat pemerintah menyerah terhadap tekanan dan memenuhi tuntutan yang diajukan demonstran, saya akan memperjelasnya, bahwa hal itu tidak akan terjadi," kata Lam.

Pada hari itu, para demonstran mengganggu transit di beberapa titik, termasuk pelabuhan lintas yang menghubungkan Hong Kong dengan Kowloon. Total ada 120 titik jalan yang diblokir di seluruh kota.

Selain itu, NPR melansir, 260 orang ditahan pada hari yang sama.

Minggu lalu, seorang mahasiswa berusia 22 tahun, Chow Tsz-lok meninggal karena cedera otak karena terjatuh saat polisi menyemprotkan gas air mata untuk menetralkan sebuah garasi parkir.

Chow dianggap sebagai orang pertama yang meninggal dari kekerasan langsung, berkaitan dengan demo yang tengah berlangsung.

Hong Kong sudah memasuki bulan kelima protes anti-pemerintah Cina, yang awalnya menentang RUU Ektradisi, yang kini tuntutannya melebar, sehingga demo tetap berlangsung meskipun RUU Ekstradisi sudah dicabut secara resmi sejak Oktober lalu.

Baca juga artikel terkait DEMO HONG KONG atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Nur Hidayah Perwitasari