Menuju konten utama
Seri Pesepakbola Muslim

Demi Islam, Medhi Benatia Tinggalkan Gemerlap Sepak Bola Eropa

Sebagai pesepakbola muslim, Medhi Benatia rela meninggalkan gemerlap sepak bola Eropa dan memilih klub Qatar demi memperdalam Islam.

Demi Islam, Medhi Benatia Tinggalkan Gemerlap Sepak Bola Eropa
Medhi Benatia saat masih memperkuat Juventus. (AP Photo / Gregorio Borgia)

tirto.id - Medhi Benatia pernah memperkuat sederet klub mapan Eropa seperti AS Roma, Bayern Munchen, hingga Juventus. Namun, pesepakbola muslim yang juga mantan bek andalan Timnas Maroko ini memilih hengkang dari benua biru demi mendekatkan diri kepada Islam.

Lahir di Courcourones, Perancis, tanggal 17 April 1987, Medhi Benatia tumbuh di lingkungan komunitas imigran muslim asal Afrika. Marseille adalah klub profesional pertamanya, kendati sempat dipinjamkan ke Tours dan Lorient, hingga direkrut Clermont.

Medhi Benatia melangkahkan kaki ke luar Perancis sejak 2010 dengan memperkuat Udinese di Liga Italia Serie A. Namanya semakin dikenal setelah diboyong AS Roma pada 2013, lalu digaet raksasa Jerman, Bayern Munchen, sebelum kembali ke Italia untuk mempekuat Juventus.

Tahun 2019, Medhi Benatia hijrah ke Liga Qatar menerima pinangan dari Al Duhail. Salah satu faktor yang mendasarinya pindah ke Timur Tengah dan meninggalkan sepak bola Eropa adalah agama. Benatia dan keluarganya ingin memperdalam ajaran Islam.

Mendambakan Lingkungan Islami

Keputusan Medhi Benatia ke Qatar menuai kritikan, bahkan oleh warga Maroko, yang disebut sebagai kemunduran kariernya setelah membela salah satu klub terhebat di dunia, Juventus.

Kritik terhadap kapten Timnas Maroko di Piala Dunia 2018 ini bukan tanpa alasan. Sejumlah klub besar Eropa seperti Manchester United dan Arsenal disebut ingin mendapat tanda tangan Mehdi Benatia.

Namun, Medhi Benatia tetap kukuh dan meminta semua pihak memahami apa yang telah menjadi pilihannya. Ia ingin anak dan istrinya hidup tenang di lingkungan yang lebih islami sekaligus hendak mendalami Islam.

"Saya mendapat kritikan dari kritikus sepak bola di Maroko karena keputusan yang saya ambil. Namun, saya berharap mereka menghormati keputusan saya, karena ini adalah yang terbaik untuk keluarga saya," kata Medhi Benatia, dikutip dari Goal.

"Saya ingin anak-anak saya tumbuh di lingkungan yang islami dan saya memilih ke Al Duhail di Liga Qatar, karena banyak pemain Maroko yang bermain di negara teluk Arab, salah satunya Qatar," tambahnya.

Siap Menanggung Risiko

Medhi Benatia dapat memahami kritik yang ditujukan kepadanya. Sebagian warga Maroko menyayangkan Benatia pergi dari sepak bola Eropa karena dapat mempengaruhi posisinya di tim nasional.

Kekhawatiran itu wajar adanya. Medhi Benatia adalah kapten tim sekaligus bek andalan Maroko. Perannya di skuad tim nasional amat besar, terbukti dengan torehan 58 caps yang telah diukirnya sejak 2008.

Pemain yang kini berusia 33 tahun ini sudah siap dengan segala risiko dan konsekuensi atas pilihannya, termasuk berpotensi kehilangan tempat di Timnas Maroko karena bermain di liga yang dianggap kurang kompetitif.

Kendati begitu, Medhi Benatia meyakini bahwa pelatih Timnas Maroko, Herve Renard, akan memberikan penilaian secara objektif, termasuk terhadap dirinya. Ia akan menghormati apa pun keputusan sang pelatih.

"Herve Renard mengetahui kualitas saya dengan baik dan jika dia melihat saya tidak pantas membela tim nasional, saya akan menghormati keputusannya," kata Medhi Benatia.

Pada akhirnya, Medhi Benatia justu memutuskan gantung sepatu dari Timnas Maroko pada Oktober 2019. Ia memilih fokus menjalani pekerjaan dan kehidupan barunya di Qatar.

Sejak bergabung dengan Al Duhail pada musim panas 2019, Medhi Benatia telah tampil sebanyak 15 laga dan mencetak 1 gol. Ia pernah menyesali keputusan bergabung dengan klub yang bermarkas di Doha ini.

Medhi Benatia tetap total memberikan apa yang ia mampu untuk klub yang dibelanya, seperti saat ia bermain untuk klub-klub bernama besar di Eropa.

Baca juga artikel terkait SERI PESEPAKBOLA MUSLIM atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Iswara N Raditya