Menuju konten utama

Dekafeinasi Kopi, Proses Metode Hingga Kandungan Gizi

Dikafeinisasi adalah metode untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar kafein dalam kopi.

Dekafeinasi Kopi, Proses Metode Hingga Kandungan Gizi
Ilustrasi kopi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kopi adalah minuman paling terkenal kedua di dunia setelah teh. Kopi banyak disukai karena memberikan efek stimulasi terhadap sistem saraf pusat. Kafein adalah zat atau komponen yang bertanggung jawab atas stimulasi saraf tersebut.

Namun, bagi beberapa orang yang sensitif terhadap kafein, meskipun hanya mengkonsumsi kurang dari 10 miligram kafein (umumnya 2 hingga 5 gram per sajian) dapat membuat rasa tidak nyaman.

Tujuan dari dekafeiniasi adalah agar orang yang sensitif terhadap kafein dapat tetap menikmati kopi. Oleh karena itulah muncul teknologi dekafeinasi. Dikafeinisasi adalah metode untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar kafein dalam kopi.

Scientific American melansir, proses dekafeinasi kopi ditemukan oleh Ludwig Roselius pada 1905. Roselius menggunakan bensol, sejenis hidrokarbon yang dapat mengurangi kadar kafein dalam biji kopi hijau. Proses dekafeinasi di dunia modern lebih lembut, bahkan beberapa produsen kopi menyebut proses dekafeinasinya dilakukan secara natural.

Metode Dekafeinasi

Secara umum ada tiga proses dekafeinasi. Ketiganya memiliki dasar yang sama yaitu melunakkan biji kopi hijau maupun yang sudah di panggang, proses ini membuat kafein juga lebih mudah untuk dipisahkan dari kopi. Selain itu, mereka melakukan dekafeinasi pada biji kopi pada temperatur sedang, biasanya 70 hingga 100 derajat celcius.

Metode lainnya adalah pengolahan air. Air digunakan sebagai pelarut untuk menghilangkan kafein dari biji kopi hijau (yang belum disangrai). Proses ekstraksi semacam ini biasanya menggunakan delapan hingga 12 tempat berbeda untuk pemurnian setiap tahapan dekafeinasi.

Biji kopi hijau terdiri dari minyak dan air, minyak dalam kopi dapat membantu proses dekafeinasi. Setelah kafein telah larut dalam air, biji kopi dibilas dan dikeringkan.

Kemudian kopi hijau segar dimasukkan lagi ke dalam wadah khusus dan dilewatkan ke hamparan arang aktif yang dapat menyerap kafein lebih optimal.

Arang ini terlebih dahulu diolah dengan sukrosa, yang dapat membantunya menghilangkan senyawa lain yang berkontribusi pada rasa kopi. Proses ini dianggap proses yang natural, dan menghilangkan kadar kafein hingga 94 sampai 96 persen.

Metode kedua adalah pelarut langsung, yang paling banyak digunakan di Eropa, menggunakan metilen klorida, minyak kopi, atau etil asetat untuk melarutkan kafein dan mengekstraknya dari kopi.

Pelarut ini disirkulasi ke biji-biji kopi hijau yang masih lembab, melarutkan sebagian kafeinnya lalu dimasukkan ke evaporator, dan dicuci bersih.

Kemudian biji kopi hijau dikukus dan diulangi lagi prosesnya dari pelarutan untuk mendapatkan kadar kafein yang diinginkan. Dekafeinasi dengan pelarut juga akan menghilangkan zat-zat padatan non-kafein. Proses ini dapat menghilangkan kafein hingga 96 hinga 97 persen.

Metode ketiga adalah metode dekafeinasisasi dengan karbon dioksida, sama dengan metode pelarutan, namun tidak dengan air tapi dengan karbon dioksida.

Karbon dioksida memiliki tingkat kepadatan seperti cairan, namun dengan viskositas dan difusitivitasnya mirip dengan gas. Karbon dioksida adalah pelarut yang populer karena memiliki titik kritis tekanan rendah dan bahannya sendiri berlimpah di alam.

Kafein akan larut keluar bersama karbon dioksida saat proses dekafeinisasi. Biji kopi dilewatkan ke arang aktif ke sebuah wadah yang kemudian di wadah tersebut biji kopi kembali diproses dengan karbon dioksida.

Modal yang diperlukan untuk metode ini besar, namun hasilya sangat bagus, dan dapat mengekstrak hingga 96 hingga 98 kafein dalam biji kopi dan mempertahankan kepadatan biji kopi.

Bahan-bahan kimia yang kerap digunakan dalam proses dekafeinasi, seperti metilene klorida seperti pada proses pertama dianggap memiliki resiko kesehatan, Coffe Confidential melansir, meskipun resiko yang ditimbulkan cukup rendah.

Sedangkan, etil asetat dianggap lebih natural, karena biasanya juga terdapat di buah-buahan. Karenanya, dekafeinasi dengan etil asetat sering dilabeli "natural".

Air atau larutan adalah faktor penting dalam dekafeinasi karena kafein adalah zat yang mudah larut dalam air. Dalam dekafeinasi, hasil yang diinginkan adalah tingkat kafein yang rendah, namun dengan cita rasa kopi yang masih utuh dan alami.

Dengan proses dekafeinasi, nutrisi dan antioksidan dalam kopi, seperti hydrocinnamic acids dan polifenol, sebut Healthline. Antioksidan adalah komponen yang menangkal radikal bebas.

Selain antioksidan, kopi dekafein juga memiliki beberapa kandungan nutrisi. Satu cangkir seduhan kopi mengandung 2,4 persen magnesium untuk kebutuhan harian, 4,8 persen potasium dan 2,5 persen niacin atau vitamin B3.

Baca juga artikel terkait KOPI atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana & Agung DH
Penulis: Anggit Setiani Dayana