Menuju konten utama

Declan Rice, Aset Penting untuk Timnas Inggris

Inggris sejauh ini selalu mengandalkan Jordan Henderson di depan garis pertahanan. Namun, Declan Rice, gelandang muda West Ham United, mempunyai kemampuan lebih yang mungkin jadi alternatif.

Declan Rice, Aset Penting untuk Timnas Inggris
pesepak bola West Ham United Declan Rice. AP Photo/Ted S. Warren

tirto.id - Jordan Henderson, kapten Liverpool, sudah pulih dari cedera engkel yang ia dapatkan saat mengalahkan Bayern Munchen 1-3 pada babak 16 besar Liga Champions. Setelah absen saat bertandang ke markas Fulham pada akhir pekan kemarin (17/3/2019), ia sudah bugar dan siap tampil untuk membela timnas Inggris.

Namun Hendo, panggilan Henderson, yang biasanya jadi gelandang bertahan andalan, belum tentu jadi pilihan utama pada pertandingan selanjutnya. Alasannya: Declan Rice, salah satu pesaing terbarunya di lini tengah timnas, sedang tampil bagus-bagusnya.

Hendo pun mengakui kehebatan pesaing mudanya (Rice lahir tahun 1999) itu.

“Declan [Rice] sudah melakukan sesuatu yang bagus. Orang Inggris, lahir di Inggris dan ingin bermain untuk Inggris. Dia adalah pemain muda yang sangat bertalenta dan juga terlihat seperti anak yang baik,” tutur Hendo.

Hendo sebetulnya tak punya alasan untuk khawatir tersingkir. Ia sudah tampil bersama Inggris dalam empat turnamen besar. Sejak memulai debut bersama timnas pada 2010, dia juga mampu bertahan meski lini tengah disesaki nama-nama besar seperti Steven Gerrard, Gareth Barry, hingga Scott Parker.

Sementara di sisi lain, setelah memilih membela timnas Inggris pada Februari 2019 (sebelumnya bermain untuk timnas Irlandia), Rice belum sekalipun tampil mengenakan seragam Three Lions.

Meski begitu, Rice jelas tidak boleh disepelekan. Ada beberapa alasan mengapa Rice bisa menjadi ancaman nyata bagi Henderson dan gelandang-gelandang bertahan Inggris lain di masa depan.

Modern, Sesuai Dengan Karakter Inggris

Jonathan Wilson, dalam salah satu tulisannya di Unibet, mengatakan Inggris mempunyai ideal gelandang bertahan yang berbeda dengan negara-negara Eropa lain.

Sementara di sebagian negara gelandang bertahan adalah seorang pemain yang mampu mengontrol jalannya pertandingan dari lini paling dalam (atau deep-lying playmaker), Inggris mengenalnya sebagai “seorang penghancur yang tugas utamanya adalah melindungi garis pertanahan dan merebut bola dari lawan.”

Yang menarik, Inggris ternyata tak sepenuhnya mampu menemukan karakter gelandang bertahan seperti itu dalam diri Henderson. Ia memang seorang gelandang penghancur ulung yang mampu merebut bola dari kaki lawan, tetapi kemampuannya dalam melindungi garis pertahanan masih patut dipertanyakan.

Wilson lantas mengambil contoh penampilan Hendo saat Inggris bertanding melawan Kroasia pada babak semifinal Piala Dunia 2018.

Kala itu full-back Kroasia mulai berani melonjak ke depan dan mengirimkan umpan-umpan silang berbahaya ke dalam kotak penalti Inggris. Wilson menilai bahwa Hendo, yang berdiri di depan tiga bek Inggris, seharusnya mampu mencegah itu dengan memberikan tekanan kepada Luka Modrić yang terus-terusan mengirimkan umpan.

Sayangnya, Hendo justru bermain seperti orang bingung.

Wilson menulis: “Henderson yang malang justru terus berlari melintasi lapangan. Berlari ke sisi kanan dan kiri, membuat bangunan pertahanan Inggris runtuh.”

Dan, dilihat dari penampilannya sejauh ini, Declan Rice punya kelebihan yang tak mampu ditawarkan Hendo: meski sama-sama gelandang penghancur, Rice selalu sadar bahwa tugas utamanya adalah melindungi garis pertahanan timnya.

Dalam salah satu analisisnya di The Times, Tom Clarke menyebut bahwa Rice adalah “pemain yang selalu berada di posisi yang tepat pada waktu yang tepat”. Ia bahkan tahu betul dari mana bahaya akan muncul.

Clarke tak luput memberikan pujian pada gelandang berusia 20 tahun itu: “ia seringkali menghentikan serangan lawan pada saat-saat genting.”

Meski mempunyai kemampuan tekel yang mumpuni, Rice juga tidak seperti Henderson yang gemar mengambil keputusan spekulatif. Peta pergerakan Rice adalah hitung-hitungan matang. Bahkan, saat salah satu bek West Ham jauh meninggalkan posisinya untuk mengejar penyerang lawan yang turun ke belakang, ia tak jarang menggantikan posisinya untuk sementara.

Alhasil, menurut hitung-hitungan Squawka, di antara pemain U-21 di liga-liga Eropa lain tak ada gelandang yang mempunyai kemampuan sebagus Rice dalam dalam bertahan: ia sudah melakukan 60 tekel, juga 26 intercept.

Selain itu, sebagai gelandang bertahan, Rice juga cakap dalam mengontrol permainan, laiknya gelandang-gelandang bertahan Eropa lainnya.

Karakter seperti itu sebetulnya tidak disukai oleh publik Inggris. Namun sejak ditangani oleh Gareth Southgate, Inggris mulai berubah dan kemampuan Rice dalam mengontrol permainan bisa sangat diandalkan. Ia tahu betul kapan harus memperlambat tempo permainan dan kapan harus mengirimkan umpan ke depan secepat mungkin.

“Yang aku suka dari dirinya sebagai seorang gelandang bertahan adalah kemampuannya untuk mengirimkan umpan ke depan secepat mungkin,” puji Harry Kane. “Kadang, untuk membuat umpan-umpan akurat, seorang gelandang bisa melakukannya dengan mudah, dengan mengoper ke sisi lapangan atau ke belakang. Tapi Declan berbeda, ia selalu ingin mengumpan ke depan saat memiliki kesempatan.”

Saat bola berada di kakinya, Rice pun amat jarang kehilangan bola. Setidaknya, Tony Cascarino, mantan penyerang Irlandia, berpendapat demikian.

“Ia seperti seorang veteran yang sudah bermain 300 kali di liga [...] Ia sangat tenang, seorang master dalam permainan sederhana yang berdiri di depan garis pertahanan yang jarang memberikan bola dengan mudah kepada lawan.”

Dan untuk semua itu, penampilan perdana Rice bersama timnas Inggris jelas patut ditunggu-tunggu.

Sabtu dini (23/3/2019) hari nanti, Rice barangkali akan menjalani debut saat timnas Inggris bertanding melawan Ceko pada babak kualifikasi Piala Eropa 2020.

Baca juga artikel terkait KUALIFIKASI EURO 2020 atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Rio Apinino