Menuju konten utama

Debat Terakhir: Sandiaga Klaim OK OCE Bisa Berdayakan Perempuan

Sandiaga mengungkapkan bahwa pemberdayaan ekonomi untuk perempuan di Indonesia bisa dilakukan melalui gerakan dan program OK OCE.

Debat Terakhir: Sandiaga Klaim OK OCE Bisa Berdayakan Perempuan
Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). tirto.id/Andrey gromico

tirto.id - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno berjanji akan mendorong pemberdayaan perempuan agar berperan lebih besar di kegiatan ekonomi, melalui gerakan OK OCE.

"Kami yakin gerakan OK OCE bisa memberdayakan perempuan," kata Sandiaga saat debat terakhir Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, pada, Sabtu (13/4/2019).

OK OCE ialah program Sandiaga yang pertama kali diperkenalkan saat ia berkampanye di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dulu program ini akronim dari One Kecamatan, One Center For Entrepreneurship. Sementara saat dalam kampanye Pilpres 2019, program OK OCE diubah menjadi One Kabupaten/Kota One Center For Entrepreneurship.

Sandiaga menjelaskan selama ini 2/3 perekonomian keluarga di Indonesia ditopang oleh kaum perempuan yang membuka usaha di sektor UMKM. Oleh karena itu, kata dia, kalangan perempuan ini perlu mendapatkan pendampingan.

"Pasti perempuan-perempuan hebat yang mandiri ini menginginkan kebijakan lebih berpihak agar mereka bisa mendapatkan akses pelatihan dan pendampingan, juga akses permodalan," ujar dia.

Dia mengklaim selama ini peserta program OK OCE didominasi oleh kalangan perempuan. Hal ini, menurut dia, menunjukkan bahwa kewirausahaan bisa menjadi solusi penciptaan lapangan kerja bagi kalangan perempuan.

"Jika ekonomi keluarga yang ditopang oleh perempuan itu bisa lebih baik ke depan, kami yakin ketimpangan ini bisa dikurangi secara signifikan," kata Sandiaga.

Sementara itu, Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menilai para perempuan Indonesia punya peran besar dalam kehidupan sosial dan politik. Salah satu buktinya, kata Prabowo, peran kaum perempuan dalam kampanye Pemilu 2019 sangat besar.

"Dengan peranan mereka yang begitu besar, pasti kebijakan, undang-undang, akan benar-benar mencerminakn kepentingan mereka [perempuan]," ujar Prabowo.

Paslon 02 tersebut memaparkan hal ini ketika menjawab pertanyaan panelis mengenai strategi menjamin partisipasi perempuan di kegiatan ekonomi, dan memastikan perlindungan dari diskriminasi dan kekerasan di dunia kerja bagi kalangan ini bukan sekedar wacana. Hal ini mengingat tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja masih jauh di bawah laki-laki.

Debat Kelima Pilpres 2019 ini mempertemukan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo Sandiaga serta membahas tema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjuk Balques Manisang dan Tomy Ristanto sebagai moderator dalam debat capres-cawapres tersebut.

Selain itu, KPU juga memilih 10 panelis yang merumuskan pertanyaan untuk capres-cawapres dalam debat kelima ini.

Para panelis debat kelima itu ialah Mohammad Nasih (rektor Universitas Airlangga), Arief Mufriani (Dosen FIB UIN Syarif Hidayatullah), Eddy Suratman (Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura), Hanif Amali Rivai (Dekan FE Universitas Andalas), juga Suharnomo (Dekan FEB Universitas Diponegoro).

Lima panelis lainnya adalah Herman Karamoy (Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi) dan I Nyoman Mahaendra Yasa (Dekan FEB Universitas Udayana), Dermawan Wibisono (Guru Besar SBM ITB), Tukiman Tarunasayoga (Dosen Community Development Unika Soegijapranoto, Undip, dan UNS), dan Rachmi Hertanti (Direktur Eksekutif Indonesia For Global Justice).

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Maya Saputri