Menuju konten utama

Debat Ke-5 Pilpres: Jokowi Jelaskan Tujuan di Balik Holding BUMN

Jokowi menyatakan pembentukan holding BUMN yang bergerak di berbagai sektor bisnis akan terus dilanjutkan oleh pemerintahannya.

Debat Ke-5 Pilpres: Jokowi Jelaskan Tujuan di Balik Holding BUMN
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Capres nomor urut 01 Joko Widodo menjelaskan tujuan pemerintahannya selama ini membentuk sejumlah Holding BUMN saat berbicara dalam Debat Terakhir Pilpres 2019.

Jokowi memaparkan hal ini untuk menjawab pertanyaan Cawapres 02 Sandiaga Uno mengenai strategi menjadikan BUMN sebagai "world trust company."

Menurut Capres petahana tersebut, pemerintahannya akan melanjutkan pembentukan holding-holding BUMN, baik yang bergerak di sektor konstruksi (BUMN karya), migas, pertanian dan perkebunan hingga perdagangan dan lainnya.

Jokowi menyatakan pembentukan holding-holding BUMN itu untuk memperkuat kemampuan banyak perusahaan milik negara dalam mengembangkan bisnis.

"Artinya, akan ada holding-holding, yang di atasnya nanti akan ada super holding," kata dia saat berbicara dalam Debat Kelima Pilpres di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).

Jokowi optimistis pembentukan holding BUMN akan menjadikan banyak perusahaan milik negara menjadi semakin besar sekaligus memperkuat perekonomian nasional.

"BUMN harus berani keluar dari kandang untuk menjadi pioneer, ke luar negeri untuk membuka pasar, membuka jaringan, networking, sehingga swasta menjadi masuk dan mengikuti mereka," ujar Jokowi.

Dia meyakini dengan kekuatan holding BUMN yang besar, upaya pengumpulan modal akan lebih mudah dan turut mendorong perusahaan swasta untuk mengembangkan bisnisnya.

Ekspansi holding-holding BUMN ke luar negeri, menurut Jokowi, akan diikuti perusahaan-perusahaan swasta yang besar maupun berskala kecil dan menengah.

"Kalau semua itu kita lakukan, dan swasta ikut di belakangnya, ini lah yang namanya Indonesia Incoporation," kata Jokowi.

"Sehingga ekonomi kita juga akan menjadi besar," tambah dia.

Jokowi mencontohkan, selama ini, sejumlah BUMN karya sudah mulai menggarap proyek-proyek infrastruktur dan perumahan besar di kawasan Timur Tengah. Contoh lain, PT INKA juga telah mengekspor kereta api ke Bangladesh.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan debat terakhir capres-cawapres itu membahas lima tema, yakni ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri.

Sepuluh panelis ditunjuk oleh KPU untuk merumuskan pertanyaan yang diajukan kepada kedua paslon dalam debat kali ini.

Nama-nama panelis tersebut ialah Mohammad Nasih (rektor Universitas Airlangga), Arief Mufriani (Dosen FIB UIN Syarif Hidayatullah), Eddy Suratman (Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura), Hanif Amali Rivai (Dekan FE Universitas Andalas), juga Suharnomo (Dekan FEB Universitas Diponegoro).

Sementara lima panelis lain adalah Herman Karamoy (Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi) dan I Nyoman Mahaendra Yasa (Dekan FEB Universitas Udayana), Dermawan Wibisono (Guru Besar SBM ITB), Tukiman Tarunasayoga (Dosen Community Development Unika Soegijapranoto, Undip, dan UNS), dan Rachmi Hertanti (Direktur Eksekutif Indonesia For Global Justice).

Debat yang dipandu Balques Manisang dan Tomy Ristanto itu disiarkan secara langsung oleh TVOne, ANTV, Berita Satu, Net TV.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Maya Saputri