Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Data IDI per 10 November: 282 Tenaga Medis Meninggal karena Corona

Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi mengatakan para tenaga medis yang meninggal adalah pahlawan di tengah pandemi.

Data IDI per 10 November: 282 Tenaga Medis Meninggal karena Corona
Petugas memakamkan jenazah pasien Covid-19 di TPU Jombang, Tangerang Selatan, Sabtu (12/9/2020. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang meninggal akibat COVID-19 dari Maret hingga 10 November 2020. Total ada 282 tenaga kesehatan yang meninggal.

Bertepatan dengan hari pahlawan, Abid mengatakan para tenaga medis yang meninggal menurutnya adalah pahlawan.

"Dalam situasi pandemi saat ini, para petugas medis dan kesehatan adalah pahlawan dalam arti sebenarnya," kata Adib dalam keterangan resminya yang diterima Tirto, Selasa (10/11/2020).

Rincian tenaga medis yang meninggal terdiri dari 159 dokter dan sembilan dokter gigi, dan 114 perawat. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 84 dokter umum, empat di antaranya adalah guru besar, dan 73 dokter spesialis enam di antaranya guru besar. Serta dua dokter residen.

Data dokter yang meninggal berasal dari 20 IDI wilayah di provinsi dan 71 IDI cabang di kota/kabupaten. Berdasarkan data propinsi Jawa Timur menjadi yang terbanyak dengan 36 dokter yang meninggal.

Kemudian diikuti DKI Jakarta 26 dokter, Sumatera Utara 24 dokter, Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 11 dokter, Sulawesi Selatan tujuh dokter, Banten enam dokter, Bali lima dokter, Kalimantan Timur lima dokter, DI Aceh lima dokter, Riau empat dokter, dan Kalimantan Selatan empat dokter.

Sumatra Selatan tiga dokter, Kepulauan Riau tiga dokter, DI Yogyakarta dua dokter, Nusa Tenggara Barat dua dokter, Sulawesi Utara dua dokter, kemudian masing-masing satu dokter di Papua Barat, Sumatra Barat, Bengkulu, dan masih ada satu dokter menunggu verifikasi.

Adib berharap pemerintah turut mengapresiasi pengorbanan setiap tenaga medis dan kesehatan yang terlibat dalam penanganan COVID-19. Apresiasi ini diharapakan berupa jaminan kesehatan dan kesejahteraan dari negara baik pada tenaga medis dan kesehatan yang masih menjalankan tugasnya, maupun yang sedang dirawat, dan juga yang sudah wafat.

"Apresiasi dari pemerintah dan masyarakat merupakan booster dan vitamin yang kuat untuk meningkatkan ketahanan mental para tenaga medis dan petugas kesehatan," ujar Adib.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz