Menuju konten utama
Bisnis 101

Dasa Titah Miki di Balik Keberhasilan Taman Hiburan Disney

Disneyland mempunyai sepuluh titah Mickey yang membuat mereka terus menjadi taman hiburan terbaik.

Dasa Titah Miki di Balik Keberhasilan Taman Hiburan Disney
Walt Disney ditampilkan bersama sekelompok karakternya, yang tampil dalam fantasi "Walt Disney Toy Shop" sebagai bagian dari Ice Capades, saat istirahat pada malam pembukaan di Los Angeles pada 8 Mei 1950. AP Photo/Frank Filan

tirto.id - Walt Disney duduk menunggu sementara putrinya asyik bermain komidi putar di pasar malam Griffith Park. Di kepala sang pionir industri animasi Amerika Serikat ini kemudian muncul pertanyaan: bagaimana kalau taman hiburan sama menyenangkannya untuk orang dewasa maupun anak-anak?

Pertanyaan itu menjadi gagasan. Langkah pertama Disney adalah mencari inspirasi: dia mengunjungi Museum Henry Ford (Amerika Serikat) serta pleasure garden Tivoli (Denmark) dan Efteling (Belanda). Tempat-tempat itu tampak berbeda dengan taman hiburan lain, tapi punya apa yang dia cari: pengalaman yang menawarkan hal-hal berbeda, mulai dari fantasi, sejarah, nostalgia, hingga aneka permainan. Nilai tambah lain, yaitu lingkungannya nyaman dan beragam.

Dari sana, Disney bermimpi membangun taman serupa, tapi lebih baik.

Langkah berikutnya adalah mencari lokasi dan membangunnya. Awalnya Disney memilih lahan tepat di sebelah studionya di Burbank, tapi kemudian menjatuhkan pilihan kepada lahan seluas 65 hektare di South Anaheim Orange Groves. Pembangunan dimulai pada 13 Agustus 1954. Untuk proyek ambisius mendetail, pembangunan Disneyland terasa magis.

Pada 17 Juli 1955, kurang dari setahun sejak perataan lahan, taman bermain dengan semboyan "Tempat Paling Bahagia di Dunia” ini membuka pintunya kepada 11 ribu tamu undangan.

Di hari pertama membuka diri kepada publik, Disneyland menyambut lebih dari 28 ribu pengunjung. Hanya dalam dua bulan, total pengunjung Disneyland sudah mencapai sejuta. Kesuksesan ini menginspirasiWaltDisney untuk membangun taman hiburan lain, kali ini dengan skala yang lebih besar: Disney World.

Lebih luas dan lebih megah, Disney World memakan waktu perencanaan dan pembangunan yang lebih panjang. Begitu panjang hingga Walt Disney merasa perlu merahasiakan proyek ini dengan memberinya nama “Proyek Florida”. Begitu panjang hingga proyek ini dimulai tanpa pengawasan Disney.

Saat Disney wafat pada 15 Desember 1966 karena kanker paru-paru, Disney World baru sampai pada tahap perencanaan awal. Meski begitu, ini tak membuat Proyek Florida terbengkalai. Roy, anggota Disney tertua, turun gunung dari masa pensiun untuk mewujudkan mimpi sang adik. Dan, yang juga memegang peran amat besar dalam keberhasilan pembangunan Disney World (juga Disneyland), adalah para Imagineers.

Imagineers adalah sebutan untuk anggota tim Walt Disney Imagineering, badan riset dan pengembangan Disney. Mereka bertanggung jawab atas kreasi, desain, dan pembangunan taman hiburan Disney di seluruh dunia. Bersama Walt, mereka membangun Disneyland California; bersama Roy mereka mewujudkan megaproyek Disney World Florida (dibuka 1 Oktober 1971).

Sepeninggal Roy, Imagineers membangun Disneyland Tokyo (15 April 1983), Disneyland Paris (12 April 1992), Disneyland Hongkong (12 September 2005), dan Disneyland Shanghai (16 Juni 2016).

Pujian untuk Disneyland California dan Disney World Florida layak diberikan kepada Walt Disney, tapi selebihnya adalah berkat Imagineers sendiri. Sepeninggal Walt Disney mereka tidak hanya mampu mempertahankan standar tinggi di dua taman hiburan tersebut, tetapi juga menerapkannya di empat lokasi baru — dan semuanya di luar AS, yang budaya dan tantangannya sama sekali berbeda. Semua itu tercapai bukan hanya karena mereka brilian, melainkan juga karena mereka punya pedoman: Mickey’s Ten Commandments, alias Dasa Titah Miki, karakter tikus yang jadi ikon perusahaan Walt Disney.

Ditulis oleh Marty Sklar, Dasa Titah Miki berbunyi: 1) Kenali audiensmu; 2) Alami pengalaman tamumu; 3) Organisir jalannya orang-orang dan gagasan; 4) Ciptakan weenie; 5) Sampaikan literasi visual; 6) Hindari kelebihan beban; 7) Sampaikan cerita satu per satu; 8) Hindari kontradiksi; 9) Untuk setiap pelayanan kecil, berikan banyak kesenangan; 10) Rawatlah.

Mencari Inspirasi dan Menghadirkan Pengalaman

Semua taman hiburan pada dasarnya adalah mesin pemantik kesenangan yang disetel dengan presisi dan terus-terusan disempurnakan. Taman hiburan harus senantiasa belajar dari keberhasilan yang lain untuk tetap menarik dan relevan.

Disney selangkah lebih maju karena sejak awal mereka mencari inspirasi dari banyak tempat dan terus-terusan memperbaiki diri dengan mengamalkan titah kedua. Desainer, staf, bahkan anggota dewan direksi Disney secara berkala memainkan peran pengunjung di taman hiburan yang mereka bangun. Dengan merasakan pengalaman pengunjung, mereka bisa segera menemukan titik-titik perbaikan dan mengeksekusinya.

Pengamalan titah kedua berkaitan dengan pengamalan titah ketiga. Joe Rohde, salah satu Imagineers paling ternama selain Marty Sklar, berkata bahwa tidak ada yang kebetulan dan sia-sia di taman hiburan Disney.

“Jika sebuah detail punya tempat di panggung, detail itu berada di sana karena alasan tertentu. Tidak ada detail yang hadir hanya untuk alasan kehadiran. Sebuah detail hadir untuk memenuhi tujuan naratifnya.”

Titah ketiga kemudian berhubungan langsung dengan titah keempat. Weenie, sebutan Disney untuk struktur utama dari sebuah theme park, adalah struktur besar yang berfungsi sebagai magnet visual bagi para pengunjung. Satu weenie dengan weenie lain saling terhubung dengan jalan utama, menjadikannya patokan yang memudahkan pengunjung menentukan sendiri rute perjalanan mereka.

Namun sebagai daya tarik utama dari setiap theme park yang didesain unik dan tidak membaur bahkan dengan theme park yang persis berada di sebelahnya, weenie dan lingkungan sekitarnya tetap memenuhi titah keenam dan ketujuh. Pengunjung tidak akan kewalahan karena dijejali terlalu banyak informasi. Mereka tidak akan kebingungan karena memproses lebih dari satu cerita di saat yang bersamaan. Dan ketika mereka merasa sudah ingin, pengunjung bisa menemukan sendiri jalan menuju cerita berikutnya.

“Anda tidak merasakan pengalaman dibimbing ke dalam cerita, tapi Andalah karakter utama dalam ceritanya,” ujar Chris Nichols, penulis buku Walt Disney’s Disneyland, tentang pengalaman pengunjung di taman hiburan Disney.

“Di [wahana] Peter Pan’s Flight, tidak ada figur Peter Pan di awal karena Andalah yang menjadi Peter Pan. Anda tidak hanya jadi bagian dari cerita, tetapi juga hidup di dalam arsitekturnya, di wahananya, dan di kostumnya.”

Pengamalan semua titah di Dasa Titah Miki, memberi pengalaman yang tidak bisa dirasakan di tempat lain (bahkan pengunjung terlibat langsung dalam pengamalan titah kesepuluh, karena tong posisi tong sampah selalu tidak lebih dari 30 langkah dari satu sama lain, menurunkan secara drastis kemungkinan pengunjung membuang sampah sembarangan) dan, pada akhirnya, menjadikan Disney yang terdepan di bidang arsitektur taman hiburan.

Baca juga artikel terkait BISNIS 101 atau tulisan lainnya dari Taufiq Nur Shiddiq

tirto.id - Bisnis
Penulis: Taufiq Nur Shiddiq
Editor: Nuran Wibisono