Menuju konten utama

Darurat Museum di Indonesia

Museum sebagai sarana menjaga warisan alam, budaya, dan kemanusian di Indonesia secara kuantitas dan kualitas masih terbatas. Butuh pendekatan baru dalam menjaga dan menghadirkan museum, bisa belajar dari negara lain atau museum-museum swasta di dunia.

Darurat Museum di Indonesia
Wisatawan melintas dengan latar belakang pekerja yang sedang merampungkan pengecatan gedung Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua,di Jakarta, Kamis (22/9). Pemerintah provinsi DKI Jakarta kembali melakukan perawatan bangunan di kawasan tersebut agar kualitas bangunan tetap terjaga dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama/16

tirto.id - Apa yang Ada di pikiran Anda tentang museum di Indonesia? Barangkali museum identik dengan gedung yang kusam dan tua, penerangan kelam, koleksi terbatas dan sebagainya. Salah satu manfaat museum yang berperan strategis dalam memperkenalkan kebudayaan, di Indonesia memang masih jauh dari harapan. Salah satu buktinya, soal jumlah museum di Indonesia yang secara kuantitas masih rendah.

Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, Indonesia seharusnya punya museum lebih banyak. Saat ini, Indonesia baru punya 428 museum. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang penduduknya berjumlah 320 juta jiwa, memiliki 35 ribu museum. Jumlah museum Indonesia mungkin masih minim. Namun, kesadaran untuk memperbanyak museum semakin meningkat.

Di Indonesia, ragam museum memang sudah semakin banyak. Meski pun masih jauh dari harapan. Setidaknya, Indonesia punya museum terkait zaman purbakala, perekonomian, perbankan, militer, seni, ilmu pengetahuan, teknologi, tokoh, kota dan lainnya.

Museum-museum tersebut umumnya milik pemerintah. Sebagian lagi milik pribadi. Kini, muncul tren kampus juga memiliki museum. Fungsinya sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tak hanya sejarah dan arkeologi saja yang butuh museum, ilmu sains atau ilmu alam pun butuh. Ada pula Museum Kota yang melibatkan warga untuk bagian dalam komunitas.

Aneh Kota Zonder Museum

Balikpapan merupakan salah satu kota yang kini memiliki museum kota. Awal Juni 2016, Pertamina Balikpapan menyerahkan pengelolaan 9 rumah yang menjadi cagar budaya di areal BUMN itu untuk dikelola oleh 11 komunitas di Balikpapan. Kesebelas komunitas yang sejak lama mengimpikan museum, akhirnya menjadikannya sebagai museum kota.

Sebagai kota modern, Balikpapan perlu memiliki sebuah museum. Setidaknya untuk media pembelajaran sejarah atau kebudayaan bagi warga kota. Apalagi di antara warga kota nyaris selalu terdapat para pecinta sejarahnya. Terasa aneh jika ada kota zonder (tanpa) museum. Balikpapan beruntung, akhirnya punya museum berkat kerja keras komunitas warga kotanya.

“Gaungnya di masyarakat seakan (Balikpapan) tidak memiliki museum, padahal Balikpapan memiliki banyak sejarah yang sangat besar dan sudah ada dari tahun 1897 sampai sekarang. Pasti banyak hal-hal yang menceritakan bagaimana Balikpapan masa lalu,” kata Rosalinda Oroh, pegiat Balikpapan Tempo Doeloe (BTD) .

Balikpapan, sebelumnya tidak memiliki museum yang bercerita sejarah kota. Padahal, Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang absen dalam revolusi melawan Belanda di Balikpapan justru sudah mendirikan museum tentang Komando Daerah Militer (Kodam) Mulawarman. Para pejuang kemerdekaan di Balikpapan yang melawan tentara Belanda waktu Revolusi (1945-1949) di Balikpapan adalah orang-orang sipil dari kalangan warga kota juga.

Balikpapan kini bergabung dengan kota-kota di Indonesia yang memiliki museum kota. Menurut Bambang Eryudhawan, seorang arsitek dan pecinta sejarah ini, hanya segelintir kota yang memiliki museum kota. Dari 98 kotamadya maupun administratif di Indonesia, hanya 5 kota yang memiliki museum kota. Untuk daerah berstatus setara kotamadya, yakni kabupaten, tak jauh beda soal museum. Dari 415 kabupaten, hanya 11 kabupaten yang memiliki museum tentang daerah tersebut. Di lingkungan provinsi, berdasar data Asosiasi Museum Indonesia, dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia, hanya 22 provinsi memiliki museum provinsinya.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, tahun 2015 lalu meresmikan Museum Surabaya di Bubutan, Surabaya. Museum ini adalah bekas Gedung Siola. Koleksinya berkaitan dengan perkembangan Surabaya sebagai kota. Seperti buku registrasi, alat pemadam kebakaran, piala penghargaan, foto-foto lawas dan, lainnya.

Museum Surabaya sebetulnya kalah tua dengan Museum Kota Makassar, yang sudah ada sejak 2000. Museum yang terletak di bekas balaikota Makassar ini diisi koleksi foto-foto Makassar tempo dulu. Di museum ini ada ruang khusus yang memajang foto-foto walikota Makassar sejak berstatus sebagai gemeente (kotapraja kolonial) hingga sekarang. Daeng Patompo adalah pendominasi di ruang khusus itu, karena Daeng Patompo adalah walikota Makassar di awal orde baru yang merubah wajah kota Makassar yang kumuh menjadi tertata.

Di Jakarta, orang tahu Museum Fattahillah. Gedung museum ini dulunya balaikota yang dibangun maskapai dagang Belanda Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Beberapa benda bersejarah seperti meriam kuno, gerabah, keramik, kendaraan jaman dulu, uang kuno, juga prasasti ada di ruangan ini. Gedung ini jadi museum sejak 1974. Barangkali, inilah Museum Kota tertua yang ada di Indonesia.

Infografik HL Museum

Museum di Tengah Kampus

Selain museum kota, tren lainnya adalah museum kampus. Sejumlah kampus yang terpandang di Indonesia tercatat sudah memiliki museum. Universitas Indonesia (UI), yang memiliki jurusan kedokteran tertua di Indonesia ini, memiliki Museum Anatomi. Museum yang dimiliki Fakultas Kedokteran UI ini terletak di Salemba, Jakarta.

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta juga memiliki Museum Biologi dan Museum Situs Majapahit UGM. Museum ini menyimpan benda antik milik Hashim Djojohadikusumo, yang memang dikenal sebagai kolektor benda-benda kuno peninggalan Hindu kuno di Indonesia.

Ada pula Universitas Pembangunan Nasional (UPN), yang terkenal dengan jurusan pertambangannya, memiliki Museum Geoteknologi Mineral. Selain UGM dan UPN, kampus pencetak guru, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), bekas Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta, punya museum pendidikan. Museum yang hadir sejak 2012 itu terletak di areal kampusnya di Karang Malang Yogyakarta.

UNY saat ini bukan satu-satunya kampus bekas IKIP yang punya Museum Pendidikan. Di Bandung, bekas IKIP Bandung yang sudah salin nama menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) juga punya museum pendidikan sejak 2015.

Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, kampus yang memiliki jurusan kedokteran nomor dua tertua di Indonesia ini, saat ini memiliki dua museum kampus. Namun Asosiasi Museum Indonesia hanya mencatat satu saja, yakni Museum Kesehatan. Kampus yang memiliki jurusan Antropologi ini sebenarnya memiliki Museum Etnografi, yang baru buka Maret 2016 ini.

Jauh di Papua, satu-satunya Universitas milik pemerintah di sana, Universitas Cendrawasih pun punya museum yang mengoleksi hasil kebudayaan Papua. Museum ini dinamai Museum Loka Budaya Universtias Cendrawasih. Museum ini terletak di Abepura.

Selain kampus-kampus negeri tadi, di sekitar Jakarta, ada dua kampus swasta yang memiliki museum. Universitas Pelita Harapan (UPH), sejak 1993, memilik Museum Universitas Pelita Harapan yang terletaknya di Tangerang. Koleksinya berupa benda-beda seni rupa. Sebanyak 880 lukisan tersimpan di museum ini, termasuk karya pelukis-pelukis besar Indonesia seperti Raden Saleh. Selain UPH, Universitas Katolik Atmajaya di Jakarta juga punya museum. Fakultas Kedokteran kampus itu memiliki museum anatomi, seperti UI dan juga Unair.

Ragam Museum Lain

Lebih dari separuhnya museum berada di pulau Jawa. Begitu menurut Asosiasi Museum Indonesia pada Januari 2016. Museum-museum yang ada di Indonesia itu dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Museum-museum itu cukup beragam temanya. Kebanyakan adalah menyimpan koleksi kebudayaan. Sekitar 41 museum di antaranya adalah museum tentang tokoh.

Provinsi Jakarta memiliki museum paling banyak hingga 68 museum, dua di antaranya berada di kawasan kepulauan Seribu. Provinsi selanjutnya yang memiliki museum adalah Jawa Timur (51 museum), Jawa Tengah (50 Museum), Jawa Barat (38 museum), Yogyakarta (37 museum), dan Banten (6 museum). Di luar Jawa, Sumaetra Barat memiliki 20 museum, disusul Sumatra Utara (18 museum) dan Sulawesi Selatan (16 museum). Museum-museum itu biasanya ada di ibukota provinsi.

Banyak tidaknya museum di suatu daerah biasanya terkait dengan keragaman populasi penduduk dan sejarah panjang daerahnya. Jawa yang dianggap sebagai pulau tertua di Indonesia dan juga pulau paling padat penduduk memiliki banyak jejak sejarah Indonesia. Sebanyak 250 museum atau lebih dari separuh Museum yang ada di Indonesia berada di Pulau Jawa.

Dari 428 museum yang ada di Indonesia, di antaranya adalah bekas keraton atau istana dari kerajaan di masa lalu. Seperti yang ada di Jawa maupun daerah berkultur Melayu sekitar Riau dan Kalimantan Barat. Apa yang menjadi koleksi dalam museum itu biasanya benda-benda pusaka kerajaan. Seperti kursi yang menjadi singgasana, payung kebesaran, senjata, pakaian kebesaran, perhiasan, kendaraan raj,a dan foto-foto kerajaan.

Setidaknya ada 27 museum yang merupakan bekas keraton atau berada di kawasan keraton yang masih aktif tradisi feodalnya. Contohnya adalah Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat di Yogykarta atau Kesultanan Gowa di Singguminasi, kabupaten Gowa di dekat kota Makassar.

Jika dilihat koleksinya, museum di Indonesia sebarannya cukup beraneka ragam. Ada museum yang terkait ilmu pengetahuan, teknologi, perekonomian, militer, perjuangan bahkan museum terkait bencana alam. Ada 14 museum terkait dengan satwa. Isinya rangka atau hewan yang diawetkan. Lalu 42 museum terkait perkembangan teknologi di Indonesia, seperti museum kereta api maupun pertambangan. Bisanya terkait dengan masa-masa kolonial. Terkait dengan bencana alam yang pernah terjadi, setidaknya ada 6 museum. Misalnya Museum Tsunami di Aceh dan beberapa museum terkait erupsi Merapi.

Untuk belajar tentang sejarah perekonomian Indonesia, setidaknya ada 7 museum terkait dengan perekonomian dan perbankan di Indonesia. Terkait dengan Bank setidaknya yang terkenal adalah Museum Bank Indonesia dan Museum Bank Mandiri. Terkait dengan industri, setidaknya di Gresik ada Museum Semen Indonesia. Museum itu adalah pabrik semen yang dibangun pemerintah Indonesia pada tahun 1957. Museum kereta api di Salatiga, dengan koleksi kereta uap yang masih bisa jalan, adalah museum yang menggunakan areal bekas stasiun tua. Meski bukan yang tertua.

Bekas sekolah yang jadi museum yang cukup penting untuk belajar sejarah Indonesia adalah Museum Kebangkitan Nasional. Museum ini terletak di Kwitang, Jakarta pusat. Areal Museum ini dulunya disebut Sekolah Dokter Jawa bernama School tot Opleiding voor Indische Artsen (STOVIA). Menurut Bambang Eryudhawan, sekolah ini adalah sekolah ikatan dinas. Tergolong, sekolah ikatan dinas tertua di Indonesia. Namun yang sangat historis bagi sekolah ini jadi bersejarah karena di sekolah inilah Boedi Oetomo lahir.

TNI termasuk pihak yang banyak memiliki museum di Indonesia. Terdapat 32 museum terkait dengan militer di Indonesia, dan dua terkait dengan Kepolisian. Biasanya, museum tersebut terkait dengan sejarah perjuangan korps.

Selain itu, ada museum di Papua yang dinamai dengan nama mertua salah seorang mantan Presiden Indonesia. Museum itu bernama Museum Sarwo Edhi Wibowo di Jayapura. Sarwo Edhi tidak lahir di Jayapura, melainkan di Purworejo, Jawa Tengah. Kebetulan Sarwo Edhi pernah menjadi Panglima di Kodam Cendrawasih. Museum ini tak hanya memajang foto-foto, tapi juga benda terkait panglima kodam yang pernah menjabat di sana. Terutama koleksi Sarwo Edhi Wibowo.

Museum tentang Tionghoa mulai muncul di Indonesia. Etnis Tionghoa yang sudah sejak ribuan tahun masuk ke Indonesia. Banyak kebudayaan dari tanah leluhur mereka di Tiongkok daratan mempengaruhi Indonesia. Keturunan pendatang dari Tiongkok itu beranak-pinak dan menjadi bagian dari Indonesia. Berdasar data dari Asosiasi Museum Indonesia, sudah ada lima museum Tionghoa Indonesia. Tiga diantaranya berada di komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII), di anjungan khusus Tionghoa, Jakarta.

Kelima museum itu antara lain: Museum Tionghoa Bagansiapiapi di Rokan Hilir, Riau; Museum Sejarah Etnis Tionghoa di Bandung, Museum Hakka Indonesia TMII; Museum Tionghoa Indonesia TMII; Museum Yodding Hakka Indonesia TMII.

Sudah saatnya museum tidak hanya bergantung dengan uluran tangan dari dana pemerintah atau pemilik perorangan. Museum juga bisa dikembangkan dan dirawat oleh publik. Kisah sukses Museum Madame Tussauds yang dimiliki oleh perusahaan Merlin Entertainments juga bisa jadi pelajaran bahwa museum bisa dikelola secara profesional. Museum punya peran dalam upaya menjaga warisan alam, budaya, dan kemanusiaan.

Baca juga artikel terkait MUSEUM atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Humaniora
Reporter: Petrik Matanasi
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Suhendra