Menuju konten utama

Darmin Beberkan Alasan Pemerintah Tambah Kuota Impor Jagung

Panen jagung masih Maret-April, jadi masih ada kekosongan dan harga belum turun, sehingga peternak ayam petelor masih kesulitan mencari pakan.

Darmin Beberkan Alasan Pemerintah Tambah Kuota Impor Jagung
Buruh tani memindahkan jagung ke dalam bak truk usai dipetik di area pertanian Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Senin (6/8/2018). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

tirto.id - Pemerintah memutuskan penambahan kuota impor jagung pada 2019 sejumlah 30.000 ton. Sebelumnya, kran impor jagung akhir 2018 telah dibuka, sehingga ada 100.000 ton impor masuk ke dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution membeberkan, kuota impor ditambah akibat harga jagung di dalam negeri untuk pakan ternak masih tinggi.

Rencananya, tambahan impor itu akan diproses mulai Februari 2019, setelah kuota 100.000 ton yang diputuskan 2018 selesai pada Januari 2019.

"Masih ada kekosongan stok dan harga belum turun sehingga petelor masih kesulitan," ujar Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (9/1/2019).

Alasan lain, kata Darmin, terkait dengan masa panen jagung di sejumlah daerah waktunya masih lama. Diperkirakan panen raya jagung terdekat pada Maret-April 2019. Agar pasokan pakan ternak tetap stabil, kata dia, akhirnya pemerintah memutuskan menambah kuota impor jagung.

"Panen jagung masih Maret-April, jadi masih ada kekosongan dan harga belum turun, sehingga peternak ayam petelor masih kesulitan mencari pakan," kata Darmin.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyampaikan, saat ini sudah masuk 70.000 ton jagung impor. Sisanya, 30.000 ton jagung lagi pada Januari 2019.

"Perkiraan kebutuhan jagung tahun 2019 bertambah lagi 30.000 ton guna mencukupi peternak kecil. Saat ini dalam proses pengurusan administrasi. Diharapkan tambahan jagung sampai sini akhir Maret,” kata Oke kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Senin (7/1/2019).

Baca juga artikel terkait IMPOR JAGUNG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali