Menuju konten utama
Seri Pesepakbola Muslim

Dari Liverpool & PSG, Mohamed Sissoko ke Indonesia karena Islam

Pesepakbola muslim Mohamed Sissoko pernah memperkuat Valencia, Liverpool, Juventus, hingga PSG, namun ia menemukan kebahagiaan Ramadan di Indonesia.

Dari Liverpool & PSG, Mohamed Sissoko ke Indonesia karena Islam
Mohamed Lamine Sissoko Gillan saat memperkuat klub Liga 1 Indonesia, Mitra Kukar. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

tirto.id - Mohamed Sissoko pernah memperkuat klub-klub besar Eropa macam Valencia, Liverpool, Juventus, hingga Paris Saint-Germain (PSG). Pesepakbola muslim eks gelandang Timnas Mali ini akhirnya merumput di Indonesia bersama Mitra Kukar dengan alasan kuat: Islam.

Menjadi seorang muslim merupakan kebanggaan besar bagi Mohamed Sissoko. Gelandang yang kerap disapa Momo ini, misalnya, selalu bersukacita setiap kali Ramadan tiba dan tak jarang mengungkapkan rasa syukurnya melalui sosial media.

“Selamat bulan Ramadan, semoga puasa dan salatnya diterima Allah,” tulis Mohamed Sissoko di Instagram tanggal 24 April 2020 lalu atau 1 Ramadan 1441 Hijirah sembari menyematkan gambar rohani bertuliskan "Ramadan Mubarak".

Dalam wawancara dengan televisi Al-Arabiya pada Mei 2012 silm, seperti dikutip Republika, Momo Sissoko menyatakan kebanggaannya sebagai seorang muslim sekaligus pesepakbola profesional.

“Saya bangga menjadi seorang muslim. Saya tetap melaksanakan ibadah, baik saat Ramadan maupun saat kompetisi berlangsung,” tandas Mohamed Sissoko yang kala itu memperkuat PSG.

Petualang Klub-klub Besar Eropa

Mohamed Lamine Sissoko Gillan lahir di Mont-Saint-Aignan, Perancis, tanggal 22 Januari 1985 dari keluarga muslim berdarah Mali. Meski lahir dan besar di Perancis, Momo Sissoko lebih memilih membela tim nasional leluhurnya, yakni Mali, ketimbang Les Blues.

Alasan mengenai pilihan ini diungkapkan Mohamed Sissoko dalam tayangan podcast yang dipandu ole Zaheer Khan beberapa waktu lalu. Ketika Khan bertanya kepada Momo apakah ia memilih Mali atau Perancis, tanpa pikir panjang dan dengan tegas dijawabnya: Mali!

Lahir dan besar di Perancis, Mohamed Sissoko mantap memilih Mali karena ingin membahagiakan orang-orang di negeri nenek-moyangnya yang terletak di Afrika bagian barat itu.

“Ini adalah keputusan mengejutkan bagi saya sendiri. Saya tumbuh di Perancis. Saya tidak pernah pergi ke Mali. Saya tidak pernah pergi ke Afrika," ungkap Momo Sissoko kepada Zaheer Khan.

"Tapi ketika melihat orang-orang Mali bahagia melihat saya bermain, saya tahu saya harus bermain di sana. Tanpa melakukan apa pun, saya bisa membuat orang-orang bahagia. Jadi saya memutuskan bermain untuk Mali,” lanjutnya.

Mohamed Sissoko memang menjadi kebanggaan orang Mali mengingat kiprahnya di kancah sepak bola Eropa yang cukup mentereng. Ia memulai karier profesional bersama klub Liga Perancis, AJ Auxerre, pada 2003.

Setelah itu, Momo menorehkan tinta emas dengan memperkuat klub-klub mapan Eropa seperti Valencia (2003–2005), Liverpool (2005–2008), Juventus (2008–2011), PSG (2011–2013), juga Fiorentina (2013) dan Levante (2013–2015).

Bersama Valencia, Mohamed Sissoko turut mempersembahkan trofi juara La Liga Spanyol 2003/2004, Piala UEFA 2003/2004, dan Piala Super Eropa 2004.

Kilau Momo Sissoko tak meredup di Premier League. Ia ikut andil dalam kegemilangan Liverpool merengkuh trofi FA Cup 2005/206, FA Community Shield 2006, serta Piala Super Eropa 2005.

Namun, saat membela Juventus tidak ada trofi yang diraihnya karena saat itu Bianconeri sedang dalam masa keterpurukan dan tengah berusaha bangkit setelah terganjal kasus Calciopoli.

Pulang ke Perancis pada 2012, Mohamed Sissoko langsung mengantarkan PSG menyabet gelar juara Ligue 1 musim 2012/2013. Namun, cedera yang menerpa membuat kariernya terhambat dan sulit mencapai level sebelumnya.

Sejak 2015, Momo Sissoko memutuskan berkelana ke Asia dengan memperkuat Shanghai Shenhua (Cina), Pune FC (India), dan akhirnya direkrut Mitra Kukar, klub asal Kalimantan Timur, Indonesia.

Nikmatnya Ramadan di Indonesia

Pada musim 2017, kompetisi Liga 1 tengah marak dengan kebijakan marquee player. Bergabungnya Michael Essien ke Persib Bandung memantik klub-klub Indonesia lainnya mendatangkan eks bintang-bintang Eropa ke tanah air. Mohamed Sissoko salah satunya.

Mitra Kukar resmi menggaet Mohamed Sissoko pada 14 April 2017, yang sebelumnya bermain di klub Serie B Italia, Ternana, dan hanya bertahan selama 25 hari saja.

Meskipun negosiasi sempat berjalan alot, Momo Sissoko akhirnya setuju bergabung dengan tim Naga Mekes sekaligus memulai petualangan baru di persepakbolaan Indonesia. Salah satu alasannya: Islam.

“Saya pikir menerima pinangan dari Mitra Kukar bukan keputusan sulit. Negara ini mayoritas muslim, dan itu jadi salah satu alasan mengapa saya mau main di sini,” kata Momo Sissoko, dikutip dari Jawapos, 8 Mei 2017.

Pengalaman baru nan penuh berkah pun dialami Mohamed Sissoko ketika bulan suci tiba. Suasana Ramadan di Eropa tentu saja sangat berbeda dengan di Indonesia, dan itulah yang membuat Momo semakin bersyukur.

"Tahun lalu, saya masih bersama keluarga saya melaksanakan puasa di Paris. Ini pengalaman yang menarik, di mana saya berpuasa di negara yang mayoritas beragama Islam," kata Mohamed Sissoko, seperti dikutip Goal dari Prokal.

Momo Sissoko juga mengungkapkan rasa syukurnya lewat sosial media, "Menjalani puasa di Indonesia sangat istimewa. Suasana bulan Ramadan di sini sangat terasa, berbeda dengan tempat-tempat sebelumnya."

"Saya berharap Ramadan kali ini menjadi berkah buat semua, Insya Allah," lanjut pemain bertinggi badan 1.91 meter yang biasa berposisi sebagai gelandang bertahan ini.

Alih-alih mengeluh, Momo Sissoko menikmati setiap momen Ramadan di Indonesia, sembari tetap memberikan performa terbaik di lapangan.

“Puasa dan sepak bola adalah dua hal yang berbeda, tapi saya menjalaninya dengan bahagia. Berpuasa bukan berarti tidak maksimal saat bertanding. Saya tetap prioritaskan kemenangan untuk tim,” tandasnya.

Sayangnya, itu barangkali menjadi Ramadan pertama sekaligus terakhir yang dialami Mohammed Sissoko di Indonesia. Ia tak sampai semusim bertahan di Mitra Kukar.

Tanggal 2 Desember 2017, Momo Sissoko pindah ke klub Meksiko, Atletico San Luis. Enam bulan berselang, ia memperkuat Kitchee di Liga Hong Kong kendati tidak menuntaskan kontrak lantaran harus pulang ke Paris dengan alasan keluarga.

Sempat bermain untuk FC Sochaux-Montbéliard di Liga Perancis, Mohamed Sissoko memutuskan gantung sepatu pada awal Januari 2020 lalu.

Baca juga artikel terkait SERI PESEPAKBOLA MUSLIM atau tulisan lainnya dari Hendi Abdurahman

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Hendi Abdurahman
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Iswara N Raditya