Menuju konten utama

Dana Rp72 Miliar Buat Influencer & Redam Isu Corona, Indef: Mubazir

“Ada kesan buang-buang anggaran, bahkan bisa disalahgunakan jadi corong pendukung pemerintah," kata ekonom Indef, Bhima Yudhistira.

Dana Rp72 Miliar Buat Influencer & Redam Isu Corona, Indef: Mubazir
Ilustrasi Media Sosial. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pemerintah Indonesia menganggarkan Rp72 miliar untuk mendanai pengguna media sosial atau influencer dalam paket insentif pariwisata guna menangkal efek negatif penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Anggaran senilai Rp72 miliar ini diklaim dapat meningkatkan promosi pariwisata, sehingga lebih banyak orang mau bepergian ke destinasi di Indonesia.

“Kemudian ada untuk anggaran promosi Rp103 miliar dan juga untuk kegiatan turisme sebesar Rp25 miliar. Dan influencer sebanyak Rp72 miliar,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Negara, Selasa (25/2/2020).

Airlangga tidak menjelaskan lebih detail mengenai anggaran influencer ini. Ketika ditanya lebih lanjut usai CNBC Economic Outlook di Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (26/2/2020) ia juga memilih irit bicara. Ia hanya menjelaskan skema insentif ini secara umum.

“Ah itu semuanya di pariwisata, karena itu bagian dari paket wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Teknisnya dengan industri pariwisata, airline masing-masing. Kita akan dorong bahwa paket-paket ini leading sektornya di menteri pariwisata,” ucap Airlangga saat ditemui secara terpisah.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengaku khawatir anggaran itu bisa jadi mubazir.

Menurutnya sistem promosi itu bisa jadi kurang efektif dan berpotensi tidak sesuai peruntukannya alias malah menjadi buzzer alih-alih influencer yang diklaim akan mempromosikan pariwisata.

“Ada kesan buang-buang anggaran, bahkan bisa disalahgunakan jadi corong pendukung pemerintah. Kalau pengawasan enggak tepat sasaran bisa ke mana-mana larinya,” ucap Bhima saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (26/2/2020).

Bhima menyarankan agar pemerintah berfokus menyediakan promosi yang lebih berfaedah. Misalnya langsung menyentuh pada Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Bahkan jika perlu menurutnya uang senilai Rp72 miliar itu bisa digunakan agar rapat kementerian lembaga bisa dilakukan di luar Jakarta.

“Lebih baik anggaran sebanyak itu digunakan untuk promosi bersama dengan pelaku usaha di negara asal wisman alternatif. Lebih berfaedah. Multiplier effect-nya tentu langsung terasa,” ucap Bhima.

Baca juga artikel terkait INFLUENCER atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali