Menuju konten utama

Dana Riset Asing Senilai Rp623 Miliar Masuk Indonesia pada 2018

Kemenristekdikti menyatakan para peneliti asing, yang melakukan riset di Indonesia pada 2018, membawa dana ratusan miliar. 

Dana Riset Asing Senilai Rp623 Miliar Masuk Indonesia pada 2018
(Ilustrasi) Sejumlah peneliti muda PT East West Seed Indonesia (Ewindo), produsen benih sayuran Cap Panah Merah, melakukan penelitian terhadap serangga penyebab penyakit tanaman, di laboratorium penyakit tanaman, di komplek pusat riset dan pemuliaan tanaman Ewindo, di Purwakarta, Jawa Barat, Senin (12/2/2018). ANTARA FOTO/Audy Alwi

tirto.id - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengumumkan dana riset dari asing yang masuk ke Indonesia selama tahun 2018 mencapai Rp623 miliar. Dana penelitian miliaran itu berasal dari aktivitas 521 riset pada tahun lalu.

Menurut Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati, peneliti dari Amerika Serikat tercatat paling banyak dana risetnya, yakni Rp120 miliar. Kemudian, peneliti dari Jepang membawa dana Rp108 miliar dan periset dari Australia sebesar Rp96 miliar.

"Rata-rata setiap peneliti asing memiliki dana Rp1 miliar dan juga sebagian membawa peralatan riset sendiri,” kata Dimyati usai Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing, di Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019).

“Sedangkan mitra kerja yang memiliki tugas untuk mendampingi dan bekerjasama dengan peneliti asing yang didampingi memiliki dana pendampingan yang sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dimiliki peneliti asing tadi," dia menambahkan.

Sementara pada 2019, kata Dimyati, Kemenristekdikti hanya menyiapkan anggaran Rp1 miliar untuk mendukung mitra kerja peneliti asing.

Dia berharap Lemlitbang dan perguruan tinggi meningkatkan dana pendampingan untuk mitra kerja peneliti asing. Hal ini agar hasil penelitian bisa lebih optimal.

"Nilai manfaat bagi mitra kerja tidak dapat diukur dengan mudah, tetapi memiliki dampak yang tinggi dalam suatu kerja sama riset internasional," ujar dia.

Dimyati mencontohkan manfaat kerja sama riset dengan peneliti asing ialah peningkatan kapasitas keilmuan, kemampuan menulis karya ilmiah dan manajemen riset.

Selain itu, perbaikan ranking institusi dan peneliti dalam negeri, peningkatan jaringan internasional, serta promosi potensi negara.

Dia menambahkan peran mitra kerja peneliti asing menjadi penting sebab bisa meningkatkan daya saing nasional. Dia menilai institusi dan periset Indonesia masih perlu meningkatkan kolaborasi dengan peneliti asing.

"Ke depan, alasan keterbatasan dana harus segera diselesaikan agar mitra kerja peneliti asing dapat menjalankan tugasnya dengan baik," ujar dia.

Baca juga artikel terkait RISET atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom