Menuju konten utama

Dampak Puasa Bagi Pemain Arab Saudi di Laga Kontra Rusia

Para pemain Arab Saudi tidak berpuasa saat menghadapi Rusia tepat pada hari terakhir Ramadan.

Dampak Puasa Bagi Pemain Arab Saudi di Laga Kontra Rusia
Pesepak bola Timnas Arab Saudi melakukan selebrasi setelah menang melawan Timnas Jepang dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2018 di Jeddah, Arab Saudi, Selasa (5/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Faisal Al Nasser/

tirto.id - Arab Saudi, yang kedua puluh tiga pemainnya muslim, akan bermain melawan Rusia di depan 80.000 penonton di Stadion Luzhniki, Moskow, tepat pada hari terakhir Ramadan, 14 Juni 2018, pukul 18.00 waktu setempat atau pukul 22.00 WIB.

Namun, pada jam itu, matahari belum tenggelam di Moskow. Matahari baru akan tenggelam sekitar pukul 21.15 atau pukul 01.15 WIB tanggal 15 Juni 2018 -- sudah Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Sehingga, timbul pertanyaan: apakah para pemain Arab Saudi tetap berpuasa?

Islam memberikan keringanan bagi umatnya untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadan untuk alasan kesehatan atau karena sedang bepergaian.

Sebagian besar pemain Elang Hijau memutuskan untuk menunda puasa hingga turnamen selesai. Dari 20 anggota staf tim, tidak lebih dari 7 orang yang memutuskan untuk tetap berpuasa.

Sementara itu, 4 pemain lainnya, di antaranya adalah wakil kapten Tayser Al-Jassem dan penyerang Mohammed Al-Sahlawi, sebenarnya memutuskan untuk tidak berpuasa pada hari-H dan sehari sebelum pertandingan selama persiapan. Namun, sejak kalah 2-1 saat melawan Jerman, mereka memutuskan untuk menunda puasa.

Federasi Sepakbola Kerajaan Arab Saudi sempat menyulut kontroversi awal tahun ini setelah memutuskan bahwa para pemain boleh tidak berpuasa jika mereka mengajukan "izin". Keputusan ini menimbulkan kemarahan di kalangan warga Saudi yang kemudian mengungkapkannya melalui media sosial.

Tetapi ulama terkemuka, Saleh al-Maghamsi, meredam kehebohan dengan mengatakan bahwa para pemain Arab Saudi yang akan bertanding di Piala Dunia Rusia 2018 "memiliki hak untuk tidak berpuasa, jika mereka mau, karena mereka sedang melakukan perjalanan".

Terlepas dari hasil pertandingan di Luzhniki, Arab Saudi dan keenam negara berpenduduk mayoritas muslim lainnya menghadapi tantangan tersendiri. Mereka harus menyeimbangkan antara kewajiban agama dengan latihan intensif untuk mencapai puncak karier.

Sebuah hasil penelitian yang diumumkan pada 2007 menyimpulkan bahwa pergeseran asupan makanan dan gangguan pola tidur memengaruhi kinerja fisik aktual dan terpersepsi. Atlet muslim perlu mengeksplorasi strategi yang dapat memaksimalkan performa selama Ramadan.

Kendati begitu, perlu dicatat juga bahwa Aljazair lolos dari babak penyisihan grup pada Piala Dunia 2014 walaupun seluruh pemainnya berpuasa.

Chef utama tim Arab Saudi, Mohammed Abdul-Fatah, tetap menyediakan makanan wajib berupa daging kambing, ikan, dan pasta dengan kentang rebus walaupun puasa menyebabkan para pemain punya nafsu makan lebih pada makanan berlemak tinggi seperti kentang goreng.

Kadang-kadang, ia menambahkan saleeg, sajian tradisional Arab Saudi yang terdiri dari ayam yang dimasak dengan kaldu susu dan nasi putih.

Timnas Arab Saudi telah tiba di St. Petersburg yang menjadi markas mereka selama mengikuti pagelaran Piala Dunia 2018. Dari sana, mereka akan terbang dengan pesawat jet pribadi ke kota-kota lain tempat mereka bertanding, yaitu Moskow, Rostov, dan Volgograd.

Masalahnya, St. Petersburg sedang mengalami periode yang disebut "White Nights". Selama periode ini, matahari hampir-hampir tak tenggelam. Jumlah jam siang hari bertambah menjadi 18 jam 41 menit. Sangat jauh dibandingkan dengan jumlah jam siang hari di Riyadh yang hanya 13 jam 38 menit.

Tetapi para pemain Arab Saudi tak perlu khawatir karena di St. Petersburg ada komunitas muslim yang cukup besar kendati kota itu merupakan kota terbesar kedua di Rusia. Masjid St. Petersburg pernah menjadi masjid terbesar di Eropa saat diresmikan pada 1921.

Di seluruh Rusia sendiri ada sekitar 20 juta penduduk muslim dan 50.000 tempat ibadah Islam.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari An Ismanto

tirto.id - Olahraga
Penulis: An Ismanto
Editor: An Ismanto