Menuju konten utama

Dampak Perang Ukraina, Jokowi Sebut Harga Mie & Roti Potensi Naik

Jokowi sebut perang Ukraina dan Rusia membuat produksi gandum terganggu. Jokowi ingatkan mie dan roti berpotensi naik.

Dampak Perang Ukraina, Jokowi Sebut Harga Mie & Roti Potensi Naik
Pekerja mengangkut karung berisi tepung terigu di sebuah gudang di Pekanbaru, Riau, Senin (9/9/2018). ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj/18.

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada para masyarakat bahwa harga mie dan roti berpotensi naik akibat perang Ukraina-Rusia. Hal ini tidak lepas dari bahan baku mie dan roti yang berasal dari gandum yang dipasok dari impor.

“Kita juga impor gandum gede banget 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik, karena apa? Ada perang di Ukraina," kata Jokowi saat acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022).

Jokowi menuturkan, perang Ukraina dan Rusia membuat produksi gandum terganggu. Ia mengatakan, 30 hingga 40 persen produksi gandum dunia berada di Ukraina, Rusia dan Belarusia.

Jokowi pun mengungkapkan kisah pertemuannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy soal stok gandum yang berada di Ukraina. Zelenskyy mengaku ada stok 22 juta ton yang tidak bisa dijual. Ukraina diperkirakan akan panen gandum hingga 55 juta ton sehingga total ada 77 juta ton gandum yang tidak bisa dijual.

Sementara itu, kata Jokowi, di Rusia ada sekitar 130 juta ton gandum yang tidak bisa dijual. Hal itu diketahui setelah Jokowi bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kelangkaan stok tersebut lah yang memicu kelaparan dunia saat ini.

“Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia? Dan sekarang ini sudah mulai karena barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina, tidak bisa keluar dari Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan," kata Jokowi.

Jokowi juga menuturkan, Indonesia masih beruntung tidak dilanda kelaparan. Ia mengklaim, Indonesia menggunakan beras sebagai makanan dan produksi beras saat ini mencukupi. Pemerintah tidak melakukan impor beras dalam 3 tahun terakhir. Ia pun menyinggung bahwa harga pangan yang naik hingga 30 sampai 50 persen.

“Mau Bapak Ibu semuanya harga naik?" tanya Jokowi.

"Nggak!" jawab para peserta Harganas.

“Ada yang mau coba ngacung yang harga pangan senang naik? Tunjuk jari. Maju ke depan, saya berikan sepeda. Silakan maju ke depan pak, saya pengen harga pangan naik. Saya beri sepeda nggak apa-apa," kata Jokowi sambil diikuti gelak tawa peserta.

Baca juga artikel terkait GANDUM atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz