Menuju konten utama

Dampak Krisis Energi di Eropa, Empat Negara Minat Beli Batu Bara RI

Negara-negara di Eropa kini tengah terancam krisis energi. Dampaknya Jerman, Spanyol, Italia, Belanda berminat membeli batu bara Indonesia.

Dampak Krisis Energi di Eropa, Empat Negara Minat Beli Batu Bara RI
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Priok, Kamis (3/2/2022). . ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Negara-negara di Eropa kini tengah terancam krisis energi akibat Rusia yang telah mengkonfirmasi rencananya untuk mengurangi pasokan gas bahkan akan menghentikan ekspor batu bara pada Agustus 2022. Hal itu membawa dampak positif bagi komoditas batu bara di tanah air.

Staf Khusus Menteri ESDM, Irwandy Arif mengakui sudah ada beberapa negara berminat untuk membeli batu bara Indonesia imbas dari kebijakan Rusia tersebut. Diantaranya Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda.

"Ya penjajakan lah masih awal, masih awal Rusia kan stop Agustus tahun ini kan. Jadi yang masih penjajakan itu Jerman, Spanyol, Italia, Belanda," katanya di Kantor Kementerian ESDM ditulis Rabu (29/6/2022).

Irwandy menjelaskan, meskipun sudah ada beberapa negara yang melakukan pendekatan dan menyatakan minat untuk membeli batu bara Indonesia. Pemerintah saat ini belum berencana untuk menambah target produksi pada tahun ini.

"Tambahannya itu ya saya kira sudah dari awal banyak. Jadi kita juga belum tentu bisa menaikan produksi tiba-tiba kan gak bisa, hingga Mei 2022 ini kan produksinya baru 41 persen," ungkapnya.

Selain belum menyelesaikan target tahunan, peningkatan produksi batu bara juga terkendala alat yang terbatas. Mengutip data Mineral Data One Indonesia (MODI) produksi batu bara Indonesia sampai pada 27 Juni 2022 ini sudah mencapai 292,77 juta ton atau 44,16% dari target produksi tahun 2022 ini yang mencapai 663 juta ton.

"Ada kendala di alat, cuaca iya pengaruh kemarin banyak yang gak bisa naik [keangkut]. Untuk beberapa negara lain Swiss belum tau. India pasti ya, India kan pelanggan konvensional kita nomor 1. Dia meningkatkan permintaan. Kalau India itu perlu untuk dalam negerinya. India itu kan sebenarnya paling tinggi ambil dari kita ya, nomor 2 Cina nomor 1 nya India," bebernya.

Irwandy menjelaskan, permintaan batu bara untuk eropa juga ada kualifikasi khusus. Beberapa negara tersebut hanya ingin menerima batu bara Indonesia yang memiliki kualitas di atas 5.000 kcal/kg.

"Eropa itu mintanya di atas 5.000 kcal/kg. Belum tahu kalau kontrak yang ada udah penuh bagaimana, kecuali dia tambah produksi berapa kita harus diketahui. Tapi sampai sekarang kita belum tau kita jumlah persisnya," ungkapnya.

Sementara itu Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan menjamin, produksi batu bara dalam negeri masih cukup aman di tengah permintaan 'emas hitam' yang besar. Berdasarkan data Modi ESDM produksi batu bara Indonesia sampai pada 16 Juni 2022 ini mencapai 270,24 juta ton. Jumlah ini setara dengan 40,76 persen dari target produksi batu bara 2022 yang mencapai 663 juta ton.

"Saya kira cukup sekali produksi. Tahun lalu kita ada penambahan peningkatan produksi. Tapi tidak terserap semua. Ini peluang besar sekali untuk terus kita eksplorasi produksi di tengah memang kondisi harga batu bara bagus," kata Mamit kepada Tirto, Senin (27/6/2022).

Baca juga artikel terkait EROPA KRISIS ENERGI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin